31 January 2009

L.O.V.E.

Sangat aneh berbicara tentang cinta. Saya bukan orang yang romantis ataupun orang yang bisa mendeskripsikan kata itu dengan indah. Bagi saya, cinta adalah kehidupan yang saya jalani sehari-hari. Sederhana.


Cinta adalah ketika kita sama-sama menikmati minuman favorit kita masing-masing.



Cinta adalah McDonalds ketika aku kelaparan atau beberapa scoop es krim saat lagi jenuh.



Cinta seperti pancake, mencampurkan sesuatu yang hangat dan dingin dalam satu piring sederhana.





Cinta adalah kekaguman yang sama ketika aku memakai converse, high heels ataupun bertelanjang kaki.



Cinta adalah ketika tidak perlu memakai topeng, dear..



Cinta adalah mencari kesamaan dalam banyak perbedaan. Membiarkanmu melakukan hobimu dan membiarkanku menikmati hariku.



Cinta adalah membiarkanku mencoba sisha untuk sekedar tahu rasanya apa.



Cinta tak perlu memaksaku untuk memilih biru atau pink.



Cinta adalah melebur tapi tetap menyisakan ruang untuk diri sendiri.



Cinta adalah membiarkanku bebas menjelajah apapun dan aku tau kamu tetap setia menungguku di luar.

30 January 2009

Insiden Turki-Israel di Davos

Insiden Turki-Israel di Davos
Davos | Jum'at, 30 Januari 2009
Astri Istiana Ihsan - Reporter Junior - Jum'at, 30 Januari 2009 12:37:49 WIB
Keyword : Turki, Israel, Forum Ekonomi Dunia, Davos


Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan disambut dengan hangat bagai pahlawan oleh sekitar 5.000 warga yang membawa bendera Turki dan Palestina saat kembali ke Istanbul, Jumat dini hari (31/1). Erdogan baru saja meninggalkan Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss, yang ditutup debat panasnya dengan Presiden Israel Shimon Peres mengenai persoalan Gaza.

Erdogan sempat mengguncang pertemuan WEF di hari kedua karena mendekati Shimon dan mengatakan “U kill people.” Erdogan dan Shimon pun sempat bersitegang dan saling tuding. Erdogan mengecam keras Israel yang menewaskan sekitar 1.300 warga Palestina, dimana lebih dari setengahnya adalah warga sipil.

Dengan suara yang meninggi, Peres pun menyatakan bahwa serangan tiga minggu Israel terhadap Hamas, diluncurkan sebagai reaksi atas delapan tahun tembakan roket ke teritori Israel.

“Mengapa mereka menembakkan roket? Mengapa mereka memerangi kami? Apa yang mereka inginkan? Tidak pernah ada satu hari penderitaan di Gaza,” kata Peres dengan emosi.

“Mr. Peres, anda lebih tua dari saya. Suara anda terlalu lantang. Sangat menyedihkan orang-orang bertepuk tangan atas apa yang anda katakan. Anda membunuh masyarakat dan saya pikir itu sangat salah,” balas Erdogan.

“Anda membunuh orang-orang. Saya mengingat anak-anak yang mati di pantai. Saya mengingat dua mantan perdana menteri yang mengatakan bahwa mereka sangat senang ketika mereka bisa memasuki Palestina dengan tank,” tambahnya.

Perdebatan sengit ini sempat beberapa kali berusaha dihentikan oleh moderator. Namun, keduanya masih terus saling serang. Erdogan memrotes karena Peres diberikan kesempatan berkomentar selama sekitar 25 menit, sementara dirinya hanya 12 menit. Erdogan pun akhirnya berjalan keluar meninggalkan forum tersebut.

“Jangan menginterupsi saya. Anda tidak membiarkan saya berbicara,” kata Erdogan.

“Terima kasih banyak. Terima Kasih Banyak. Terima Kasih banyak. Saya tidak akan datang lagi ke Davos setelah ini,” kata Peres sebelum meninggalkan ruang pertemuan.

Insiden ini cukup mengagetkan berbagai perwakilan negara yang ada di sana, mengingat Turki memainkan peran penting dalam memediasi Israel-Suriah.

“Saya telah mengenal Shimon Peres bertahun-tahun dan saya juga mengenal Erdogan. Saya tidak pernah melihat Shimon sangat bergairah seperti hari ini. Saya juga sangat sedih Erdogan pergi. Ini merupakan sebuah ekspresi mengenai sulitnya situasi ini,” kata mantan Perdana Menteri Norwegia Kjell Magne Bondevik.

Dalam komentar singkatnya di bandara, Erdogan tampaknya masih terbawa suasana emosi. Erdogan merasa telah dihina. Namun, Erdogan menuturkan bahwa Peres sempat memanggilnya untuk mengungkapkan penyesalan sebelum dia meninggalkan Davos.

“Tanggung jawab saya adalah untuk melindungi kehormatan negara Turki,” kata Erdogan.

WEF sendiri adalah pertemuan para pemimpin usaha dan politik untuk mendiskusikan persoalan perdagangan, regulasi keuangan dan keamanan forum. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menggunakan kesempatan itu untuk mengumumkan permohonan peluncuran dana darurat sebesar US$613 juta untuk pemulihan Gaza.

Astri Ihsan/AP/BBC/Al Jazeera

Perayaan 59 Tahun Republik India

Perayaan 59 Tahun Republik India
Jakarta | Jum'at, 30 Januari 2009 Tanpa Posisi Layout (3569 char)
Astri Istiana Ihsan - Reporter Junior - Jum'at, 30 Januari 2009 11:41:47 WIB
Keyword : Republik India


Hari itu Grand Ballroom Hotel Four Seasons Jakarta tampak sedikit berbeda. Musik bernuansa India syahdu mengalun. Samosa, makanan ringan khas India tak henti-hentinya ditawarkan kepada satu-persatu tamu yang berdatangan. Banyak di antara tamu perempuan mengenakan baju khas India, Sari. Hari itu (27/1) Kedutaan Besar India merayakan salah satu hari nasionalnya, Hari Republik India, yang sebenarnya dirayakan sehari sebelumnya, yakni setiap 26 Januari. Tahun ini, India merayakan Hari Republik India yang ke-59.

Sejumlah tamu penting ikut menghadiri perayaan ini. Wakil Presiden Jusuf Kalla juga datang khusus untuk mengucapkan selamat kepada Republik India. Tampak pula Menteri Pemberdayaan Perempuan Meutia Farida Hatta, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dan sejumlah undangan kedutaan, di antaranya Duta Besar Australia Bill Farmer, Duta Besar Mesir Ahmed M. Kewainy, Duta Besar Republik Tunisia Faysal Gouia, Duta Besar Palestina Fariz Al Mehdawi dan Duta besar Polandia Thomasz Lukaszuk.

“Kami merasa telah mendapatkan banyak pencapaian. Ekonomi kami tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir. Kami melakukan banyak kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Walau begitu, masih banyak hal yang harus diatasi sebagai negara berkembang. Masih banyak masyarakat miskin dan pengangguran di India . Mereka harus diberikan jaringan keamanan sosial. Banyak tantangan di depan, seperti kemerosotan global, persoalan globalisasi dimana satu negara bisa mempengaruhi negara-negara lainnya. Kita harus menghadapi tantangan globalisasi dan juga memanfaatkan kesempatan dari globalisasi tersebut,” kata Duta Besar India untuk Indonesia, Biren Nanda, merefleksikan 59 tahun perjalanan panjang Republik India.

India sebenarnya mendapatkan kemerdekaannya dari Inggris pada 15 Agustus 1947. Ketika India telah menjadi negara independen, monarki Inggris masih menjadi kepala negara India. India juga belum memiliki konstitusi permanen. Beberapa tahun setelahnya, tepatnya 26 Januari 1959, India akhirnya mengadopsi sebuah konstitusi dan transisi dari dominion Inggris menjadi Republik India. Saat itu India akhirnya memiliki presidennya sendiri sebagai kepala negara, dan perdana menteri yang menjalankan otoritas negara. Hari tersebut menjadi satu dari tiga hari libur nasional di India.

Di negara asalnya sendiri, pergantian status dari dominion Inggris menjadi republik ini dirayakan dengan parade miiter dan kebudayaan. Tak jauh berbeda dengan perayaan 17 Agustus di Indonesia, pada perayaan hari republik di India ini digunakan untuk mengenang jasa pahlawan yang rela mengorbankan nyawa untuk mendapatkan kedaulatan negara. Setiap provinsi juga menggelar berbagai acara, termasuk tari-tarian dan musik tradisional. Kedutaan India di berbagai negara pun biasanya menggelar resepsi, menyatukan warga India yang ada di luar negeri sekaligus untuk mempererat hubungan diplomatik antar-negara.

Dalam kesempatan ini, Biren pun mengungkapkan pertumbuhan yang sangat pesat dari negara-negara Asia yang akan menjadi kekuatan-kekuatan baru dunia. Mitra perdangan utama negara-negara Asia, kini tak lagi melulu Amerika Serikat. Di Asia sendiri, menurut Biren, ada beberapa negara berkembang yang kekuatannya mulai menonjol di dunia, di antaranya China, India, dan juga Indonesia.

Menurutnya, selain mengatasi tantangan-tantangan ekonomi global saat ini, negara-negara Asia, baik India maupun Indonesia, harus mengatasi berbagai persolan mendasar, seperti masalah pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.

Astri Ihsan

26 January 2009

22 January 2009

Realita Kertas dan Dunia Label Harga

Selama ini saya selalu menjadi anak manis yang penurut. Mungkin sedikit keras kepala. Tapi, selama tempatku masih terasa nyaman dan tak ada keadaan yang membuatku merasa terpaksa untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan hatiku, maka saya akan memilih jalur aman, yaitu diam.

Hanya sesekali dalam kondisi-kondisi penuh tekanan dan keadaan itu tak berkenan di hatiku, maka dipastikan saya akan meledak. Bagai gunung api yang sudah lama tidur tapi terus memproduksi magma. Suatu saat akan meletus dan membuat orang-orang takjub. Dalam kondisi tertentu, luapan amarah itu pernah meledak. Aneh dan membuat saya akhirnya merasa kaget juga, ternyata saya menyimpan kekuatan emosi sedahsyat itu. Setelah puas mengeluarkannya, saya pun kembali menjadi sosok yang tenang, kalem, diam, seperti yang mereka kenal.

Saya ingat, pernah suatu kali emosi itu meledak, setelah serangkaian peristiwa pemicu yang berusaha saya abaikan tapi ternyata tak bisa dan justru menimbulkan bekas di hatiku. Saya berteriak lantang, atau mungkin bisa disebut mengamuk. Ingin rasanya kuenyahkan dia dari hadapanku. Kukeluarkan semua amarah dari titik-titik terdalam hatiku. Saya tak takut apapun. Seluruh tubuhku berkeringat. Tak kubiarkan siapapun menyentuhku. Otakku menolak semua perkataan, saran dan pembelaan diri. Saya bergetar tapi tak gentar. Cuma ada kebencian. Namun, perlahan adrenalinku mereda. Kemarahan itu mulai surut. Saya pun berusaha mengambil kembali kendali diriku. Setelah itu, beri saya ruang untuk berpikir, mungkin juga menangis untuk melegakan sesaknya hatiku. Setelah itu saya akan baik-baik saja. Benar-benar tenang dan tak tergoyahkan.

“Sayang, kamu kenapa? Kamu itu masih sangat muda. Perjalanan hidupmu masih panjang. Kamu masih akan menghadapi berbagai masalah hidup yang lebih sulit ke depannya.”

Saya selalu ingat kata-kata itu. Kata-kata dari salah seorang yang ikut membesarkanku tapi kini kami bagai dua kutub yang berbeda. Terpisah sangat jauh dan tak ingin kurekatkan lagi. Dia salah satu emosi terpendamku yang terdalam.

Ketika dia mengutarakan itu, saya tak menjawab apa-apa. Emosi membawaku berpikir “Hey, lo ga tau apa yang gw rasain saat ini. Lo ga alamin apa yang pernah gw alamin. Lo cuma pinter ngomong. Apa sih yang lo tau tentang hati gw, tentang perasaan gw? U have no idea, absolutely!!!”

Hahahaha, akhirnya kini saya menyadari betapa kekanak-kanakannya pemikiran itu. Merasa menjadi orang paling tersiksa dengan tanggungan penderitaan terberat di dunia. Saya harus membuka mata lebih lebar. Banyak persoalan lebih besar yang terjadi di dunia, membutuhkan perhatian dan solusi.

Hidup memang tak ramah. Siapa yang kuat, dia yang menindas. Siapa yang lemah, dia yang terinjak. Benar-benar sekejam itu. Harga diri pun kini banyak yang berlabel kertas, bukan polos melainkan terisi digit-digit rupiah atau dolar, dengan setumpuk kewajiban yang harus ditaati dan beberapa poin hak yang ternyata tak terjamin pelaksanaannya. Demi membawa pulang beberapa perak uang yang hanya cukup untuk makan ataupun demi terisinya rekening yang bisa membuat seseorang bertahan hidup selama sebulan dan jika mau lebih berhemat bisa membeli gadget ekonomis terbaru, beberapa orang akan rela mengabaikan prinsipnya, demi satu kata yang coba ditinggikan derajatnya, yaitu kompromi.

Saya tak tahu harus menyebut kondisi seperti itu dengan istilah apa. Saya tak rela menyebutnya kompromi. Mengutip seorang teman, kompromi digambarkannya sebagai keadaan di antara dua pihak, dimana pihak pertama pada akhirnya mengurangi keinginannya atau mungkin menurunkan beberapa tingkat standarnya, sementara pihak kedua menambah usaha untuk bisa menemui kemauan si pihak pertama. Saya setuju dengan hal itu. Intinya, ada goodwill dan peran aktif dari kedua pihak.

Tapi, realita kertas dan dunia label harga tidak seperti itu. Mereka tidak mengenal kata kompromi. Hanya ada komunikasi satu arah. “Kami perintahkan anda untuk memenuhi segala kewajiban sesuai yang tertera dalam kertas yang disebut kontrak. Jika anda melanggar, telah tersedia punishment (*namun jika anda taat, itu hal biasa, tak akan ada reward karena itu memang kewajiban anda). Sebagai imbalan atas jual jasa anda, kami akan membayar tepat sesuai digit yang tertera dalam kertas yang disebut dalam kontrak tersebut.”

Ini sebuah ironi. Kemampuan, keahlian, pemikiran, tenaga manusia bisa terbeli dengan sebuah label harga. Bila anda tamatan SMU, beruntung bila anda bisa mendapat upah hampir mencapai Rp1,5 juta. Bila anda lulusan S1, anda bisa memasang tarif mulai Rp2.000.000,00. Beruntunglah bagi orang yang sudah pernah memiliki pengalaman di beberapa tempat. Mereka bisa menaikkan digit di label harga mereka. Untuk bisa bertahan hidup, keadaan akan memaksa kita menerima “kompromi” semacam itu. Mari kita sebut penguasa atau penyewa jasa anda sebagai Perusahaan. Sengaja dengan awalan huruf besar, anggap saja itu sebagai nama.

Dengan penuh tekad dan loyalitas luar biasa, seseorang yang taat akan melaksanakan segala tugasnya sebaik mungkin. Pelayanan kualitet satu. Meminjam istilahnya Bryan Adam, “everything i do, i’ll do it for Perusahaan.” Tanpa banyak menuntut, seseorang yang taat rela datang paling pagi dan pulang sedikit lebih malam untuk menuntaskan semua pekerjaan. Siap mendapat tugas apa saja dan ditempatkan di mana saja. Jika belum begitu lelah, rela menambahkan beban kerja yang sebenarnya tak wajib dilakukan. Berbahagia bila bisa datang setiap hari untuk mencantumkan sidik jari di kotak kecil berwarna keabuan demi mendapatkan tambahan uang makan Rp15ribu. Menerima mentah-mentah klausa yang menyebutkan anda harus mematuhi segala kewajiban yang telah anda sepakati dan tandatangani di atas materai 6000, demi menerima kertas tipis berwarna sebagai imbalan pengganti jasa.

Begitulah kondisinya. Seseorang yang taat cuma mengajukan satu syarat, bayar imbalan tepat waktu di akhir bulan, telat sehari-dua hari masih bisa dimaklumi mengacu pada hari kerja perbankan. Tak pernah mempertanyakan kewajiban-kewajiban apa saja yang harus ditanggung oleh Perusahaan, termasuk apa punishment yang bisa dijatuhkan kepada Perusahaan bila ternyata melanggar kewajibannya. Semua diterima dengan lapang dada dan berbesar hati dengan justifikasi “toch, gw makan dari situ.”

Kelas pekerja memiliki posisi tawar yang lemah. Berbekal kertas yang disebut kontrak, pekerja diikat dalam masa kerja tertentu. Bila hasil kerjanya memuaskan, kontraknya bisa diperpanjang atau jika beruntung bisa langsung diangkat sebagai karyawan tetap. Namun, jika hasil kerjanya tidak memuaskan hati Perusahaan, bisa segera didepak seusai kontrak berakhir. Tak perlu ada pertanggungan, namanya juga pekerja kontrak.

Sekali lagi ini sebuah ironi. Label harga membawa anda menuju dua posisi. Di sisi pertama, label harga akan menentukan prestise anda. Semakin kecil label harga anda, maka akan semakin rendah lah anda di mata masyarakat. Semakin banyak digit di label harga anda, maka akan semakin “berkelas” lah anda. Semakin banyak orang yang akan datang berbaik hati pada anda, melontarkan pujian dan kata-kata manis, serta mengangkat kedudukan anda di mata masyarakat. Hampir semua orang kini mabuk dalam pencarian prestise ini.

Di sisi kedua, label harga akan membawa anda menuju nilai seorang manusia. Ketika label harga masih menjadi esensi penting dalam kehidupan, maka hidup akan terus disertai tawar-menawar. Yang artinya nilai “humanity” akan terukur dari berapa angka di label harga anda. “Keterukuran” itulah yang menjadi nilai anda. Jumlah materi akan selalu mengiringi hidup anda. Hidup tak lagi dimaknai sebagai pembelajaran, mengenal diri sendiri untuk pada akhirnya mengenal Tuhan lebih dekat.

Manusia tak lagi menganggap dirinya sebagai seorang khalifah, melainkan sosok pengejar keduniawiaan. Saya adalah apa yang anda inginkan dan sebesar apa yang anda bisa berikan. Ke”saya”an saya lah sebagai nilai dan kedudukan tertinggi. Kemunafikan dan wajah-wajah palsu bermunculan. Bibir manis siap membuai. Tak penting lagi arti sebuah kejujuran. Kertas di”Tuhan”kan dan laba menjadi malaikat. Inilah titik terendah seorang manusia.

Astri Istiana Ihsan

20 January 2009

Kantor everyday....

Di balik meja kerjaku..
Di sinilah saya bekerja..
Di sinilah saya berkarya..
Di sinilah saya berkreativitas..
Berjuang demi hidup..
Meningkatkan kualitas diri..


19 January 2009

Hujan...

Jakarta kembali diguyur hujan. Semalam sekitar pukul 02.00 saya terbangun mendengar hujan yang turun dengan begitu lebatnya, disertai bunyi petir yang menyeramkan. Saya sendiri yang berada di kamar yang cukup nyaman sempat merasa takut. Gimana yach kehidupan orang-orang di luar sana yang tidak punya rumah, harus tinggal di kolong jembatan atau di depan emperan-emperan toko, bila menghadapi musim hujan seperti ini? Kasian.

Seperti setiap tahunnya, musim hujan kali ini Jakarta pasti kembali menghadapi banjir. Hmmmm, dipastikan beberapa teman kantor pasti terlambat masuknya. Kalau pun masuk pasti dengan tampang kuyu, baju kucel, tanda-tanda rumahnya pun kebanjiran. Ada juga yang masuk kantor dengan tampang kusut karena berjam-jam menghadapi kemacetan. Beberapa orang bahkan rutin mengambil cuti di setiap musim hujan, karena banjir juga rutin mendatangi rumahnya di saat-saat itu. Uwghhhh, kasian. Kapan sih Jakarta dan segenap masyarakatnya mau berbenah diri?

18 January 2009

-ideal-



Setelah memiliki relationship yang cukup serius dengan seseorang, setelah bekerja di lingkungan yang mengharuskan saya memahami karakter banyak orang, akhirnya saya baru benar-benar menyadari perangai saya sendiri. Ternyata saya adalah orang yang mendetail dan terencana. Hidup saya selalu berjalan step by step, tidak pernah terlalu menyimpang jauh dari apa yang saya rencanakan.

Sebenarnya itu sesuatu yang seharusnya menjadi suatu hal yang positif. But, the plans is killing me. Ketika ada sesuatu yang berjalan menyimpang, tingkat intoleransi saya tiba-tiba meroket. Bahkan ke tingkat yang sebenarnya sudah tidak sehat. Saya tiba-tiba menjadi sosok yang idealis, menuntut segala sesuatunya serba ideal. I Know, sebenarnya hidup memang tak bisa semulus itu kan? Kadang kesalahan perlu dilakukan demi mendapatkan kebenaran. I know that exactly but it doesn't that easy to accepted.

Is it psychological deviance? Or it is just a human thing? Sebenarnya sih tidak separah itu. Tapi sekedar membuka wacana. Siapa tahu ada yang berkenan menjelaskan ini kepada saya. Bagaimana cara menerima sesuatu dengan lebih santai? Tidak melulu pakai logika, atau terus menghitung pakai hati tapi jawabannya tidak pernah ketemu. Lingkungan seperti apa yang diperlukan oleh orang-orang dengan kondisi ini? -Orang-orang yang merasa sakit yang berlebihan bila sesuatu tidak berjalan sesuai apa yang diharapkan/diinginkan/diimpikan- Apa ini gejala perfeksionis?

15 January 2009

Sidak


Untuk menunjukkan keprihatinan, perhatian, atau sekedar memastikan situasi berjalan dengan semestinya, pemimpin biasanya melakukan inspeksi mendadak (sidak). Namanya sidak, pastinya bersifat tertutup, tidak diketahui publik hingga inspeksi benar-benar dilaksanakan.

Lucu mendengar perbincangan santai di kantor hari ini mengenai "si bapak" yang lagi sidak di suatu tempat.

player 1: Si bapak lagi sidak

Player 2: Ahhh, itu sih bukan sidak, itu inspeksi terencana. Masa sih sidak tapi makan siang udah tersedia?!?

Ramai-ramai: Hahaha.. jangan-jangan udah ada tenda sebelum dia datang? Apa udah ada tarian penyambutan? "Ahhh Bapak, kebetulan sekali nih hidangan sudah tersedia." Hihihi.. itu sih namanya bukan sidak..

14 January 2009

Catatan Harian Seorang Warga Gaza



Tak ada seorang manusia pun yang menginginkan hidup dalam peperangan. Situasi perang mengharuskan siapa pun pasrah melihat kematian keluarga dan kerabatnya, kehilangan harta benda, dan kehancuran kotanya tercinta.

Ini pulalah yang terjadi di Gaza saat ini. Lebih 900 nyawa melayang dan sekurang-kurangnya 4.000 warga Gaza lainnya mengalami luka-luka akibat serangan brutal Israel sejak 27 Desember lalu. Tak ternilai lagi berapa kerugian materi dan imaterial yang diderita. Setiap orang di Gaza pun tak berani lagi bermimpi untuk bisa hidup keesokan hari. Bisa bertahan hidup hari ini sudah merupakan sebuah keberuntungan.

Sejalan dengan meningkatnya jumlah korban yang dijatuhkan oleh pasukan Israel dengan segenap peralatan perang canggihnya, Mohammad Ali, seorang advokat dan peneliti untuk Oxfam yang berdomisili di Gaza, menuangkan perasaan dan pengalamannya hidup dalam bombardir Israel. Inilah catatan hariannya:

Hari ini saya bertemu dengan seseorang di luar rumah sakit Shifa di Kota Gaza. Saya tidak dapat percaya dengan kisah yang baru saja saya dengar. Seorang pria tua mengatakan padaku dia akan buta. Penyakit diabetesnya memburuk dan dia membutuhkan perawatan segera agar tidak kehilangan penglihatan. Tapi, dia akhirnya memutuskan menjauh. Dia merasa kondisinya tidak cukup parah dibandingkan orang-orang yang menjejali koridor rumah sakit dan tidak ada cukup dokter untuk melihatnya.

Tim medis tidak bisa menangani kondisi ini. Dokter bekerja selama 24 jam, meski tahu tak akan menerima gaji. Tempat tidur, peralatan, dan obat-obatan tidak cukup untuk mengatasi krisis kemanusiaan ini. Saya mendengar dan terus mendengar kisah orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan. Ambulans tidak bisa menjangkau mereka. Jadi, mereka cuma bisa menunggu untuk mati.

Ketika saya keluar, seorang pria mendekatiku dan bertanya maukah saya membantu membersihkan mayat-mayat. Yang lainnya bertanya apakah saya bekerja untuk organisasi kemanusiaan, tapi saya belum menjawab, pria itu menengadah ke langit dan berteriak, “Di manakah kemanusiaan?”

Situasinya kini telah mencapai titik kritis. Bukan hal aneh lagi bila dokter dilanda dilema antara apakah harus merawat anak yang mengalami pendarahan dan menuju kematiannya ataukah merawat bayi yang mengalami luka di kepalanya.

Setiap jam, setiap gambar dari seluruh dunia yang tampil di layar televisi kami ketika listrik sempat menyala, saya melihat gambar dari orang-orang yang bersenang-senang. Dan saya bertanya pada diriku, apa perbedaan antara mereka dan saya? Mengapa kehidupan kami berbeda padahal kita tinggal di planet yang sama? Saya takjub, apakah orang-orang ini juga menanyakan hal yang sama pada diri mereka ketika mereka menyaksikan horor di Gaza?

Jika saya harus merasakan hingga akhir konflik ini, saya ingin menikmati setiap menit yang saya miliki. Saya tidak ingin anak-anak tumbuh dalam lingkungan ini, tercekik oleh penguasaan, tidak asing lagi dengan suara jet tempur F-16, tak bisa meninggalkan negeri ini jika mereka membutuhkan perawatan untuk menyelamatkan hidup mereka.

Ini bukan bencana alam seperti tsunami. Ini adalah bencana buatan manusia yang semakin mendalam, sementara dunia hanya menyaksikan. Sejalan dengan jumlah korban yang terus meningkat, saya dan istri menghabiskan jam-jam bangun kami untuk menunggu giliran.

Sekarang, malam sebelum tidur, saya mengatakan kepadanya, “Selamat malam cintaku, sampai bertemu di surga.”

Semoga catatan harian seorang warga Gaza ini bisa menjadi refleksi betapa buruknya situasi di Gaza sekarang dan betapa mendesaknya keadaan ini segera ditindaklanjuti oleh komunitas dunia, sebelum korban-korban tidak bersalah terus berjatuhan dan Gaza terancam kehilangan generasinya.

Astri Ihsan/Al Jazeera

Pandangan Asing Terhadap Konflik Gaza

Hampir dua minggu terakhir ini, berbagai media di seluruh dunia mengangkat serangan Israel ke Gaza sebagai tajuk utamanya. Penting untuk mencermati berbagai pemberitaan di media-media berbagai negara ini. Pandangan suatu media bisa terlihat dari apa yang dilaporkan di medianya.

Dalam persoalan operasi militer Israel ke Gaza, di mana posisi suatu media asing? Berpihak atau justru memojokkan salah satu pihak dalam kasus ini?

Ambil saja, New York Times, koran terkemuka di Amerika Serikat. Sejauh ini AS dianggap berpihak kepada Israel. Sejak dimulainya serangan Israel ke Gaza pada 27 Desember lalu, New York Times selalu menjadikan persoalan ini sebagai berita utamanya, didukung dengan berbagai foto.

Untuk berita kemarin (7/1), New York Times memberitakan mengenai serangan Israel ke sebuah sekolah di Gaza yang menewaskan 40 orang. Foto besarnya adalah warga Palestina yang sedang terluka digotong oleh beberapa orang untuk mendapat pertolongan. Adapula sebuah foto kecil yang memperlihatkan seorang prajurit Israel menangisi kematian rekannya.

Substansi berita sendiri menguraikan bahwa serangan terbaru Israel yang menewaskan setidaknya 40 orang itu karena serangan Hamas yang tak kunjung henti ke teritori Israel. Hamas dikabarkan menembakkan mortir dari sekolah tersebut dan dibalas Israel dengan hantaman artileri. New York Times mengutip sejumlah alasan dari pihak Israel mengenai mengapa mereka melakukan serangan. Adapula satu paragraf yang mengatakan bahwa jumlah korban di pihak Israel juga semakin meningkat, yakni empat orang prajurit Israel dan tiga orang warga sipil Israel tewas, dan seorang bayi mengalami cedera ringan.

Sementara CNN mengangkat beberapa tema mengenai persoalan Gaza. Berita utamanya adalah usulan gencatan senjata yang diajukan Mesir. Beberapa berita lainnya mengenai pengusiran duta besar Israel di Venezuela, Israel membuka koridor kemanusiaan di Gaza, rumah sakit di Gaza yang penuh dengan rakyat sipil, dan tulisan mengenai tudingan Al-Qaeda yang menyalahkan Barack Obama atas persoalan Gaza.

Salah satu yang berita mencolok dan berbeda dari yang dipajang di media-media lain bisa ditemukan di Sky News. Di websitenya, Sky memajang berita besar di halaman depan berjudul “Israel Menjadi Korban dalam Konflik.” Berita ini mengangkat pernyataan Presiden Israel Shimon Peres yang menyatakan rakyat Israel adalah korban dalam konflik Gaza dan tidak ada pilihan lain selain mengirimkan pasukan ke Gaza untuk menghentikan serangan.

Berpindah ke media Inggris, The Telegraph tidak mengangkat serangan Israel ke Gaza sebagai berita utamanya. Ada sebuah berita kecil di halaman depan Telegraph mengenai pembukaan koridor kemanusiaan di Jalur Gaza. Lainnya adalah berita mengenai imbauan gencatan senjata dari Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan Menteri Luar Negeri Inggis David Milliband. The Telegraph memajang beberapa foto, di antaranya gambar seorang gadis kecil Palestina yang sedang terluka dan aksi protes di seluruh dunia atas serangan Gaza.

Sementara Guardian juga mengangkat sejumlah berita mengenai Gaza. Berita utamanya adalah serangan lebih lanjut Israel ke Gaza meskipun mendapat imbauan dari berbagai pihak untuk melakukan gencatan senjata. Adapula berita mengenai serngan Israel ke sekolah Gaza yang menewaskan setidaknya 40 orang, pembicaraan dunia mengenai gencatan senjata, dan ada pula artikel yang berjudul “Bagaimana Israel Membawa Gaza ke Tepian Bencana Kemanusiaan.”

Mari bandingan media-media barat tersebut dengan Al Jazeera, stasiun televisi Arab. Di halaman depan, Al Jazeera memajang sebuah gambar yang sangat menarik simpati dan rasa iba, yakni seorang anak perempuan dengan sebagian wajah dilumuri darah. Berita utamanya mengangkat tentang serangan Israel ke sekolah Gaza. Substansinya mengenai semakin banyaknya korban di pihak Palestina, serangan militer Israel yang semakin meluas dan krisis kemanusiaan yang semakin memburuk. Berita-berita kecil lainnya adalah imbauan presiden Palestina Mahmud Abbas agar dunia segera melakukan tindakan di Gaza, AS mendukung usulan gencatan senjata Mesir dan keprihatinan Obama mengenai persoalan Gaza.

Dalam persoalan konflik Israel-Hamas ini, tampaknya kebanyakan media-media Barat mengambil posisi yang cukup aman, tetap menyalahkan Israel namun juga tak mengurangi porsi “bersalah” Hamas. Media-media Barat cenderung lebih fokus pada upaya agar kedua pihak yang bertikai bisa segera melakukan gencatan senjata. Sementara media yang memiliki hubungan dekat dengan Palestina tampak berusaha menarik simpati dan mengedepankan kecaman terhadap segala tindakan Israel.

Astri Ihsan/NYTimes/Guardian/Telegraph/Sky/CNN/Al Jazeera

Mengenang 30 Tahun Berakhirnya Rezim Brutal Khmer Merah di Kamboja



Tiga puluh tahun sejak berakhirnya rezim Khmer Merah, luka mendalam masih tertoreh di hati rakyat Kamboja. Hanya dalam empat tahun masa berkuasa Khmer Merah pimpinan Pol Pot (1975-1979), dua juta orang tewas sia-sia. Tak heran bila hingga kini rakyat Kamboja terkenal kaku, dingin dan tak ramah. Catatan buram sejarah rezim Khmer Merah membentuk karakter tersebut.

Di bawah pemerintahan Khmer Merah, ratusan ribu orang harus meregang nyawa, dieksekusi sebagai “musuh revolusi”, tanpa sempat memperoleh pengadilan. Nyawa-nyawa lainnya melayang dalam perjalanan yang sangat meletihkan dari kota-kota besar menuju daerah-daerah pedalaman. Khmer Merah hanya mengizinkan sejumlah kecil anggota partai untuk tinggal di kota-kota besar.

Adapula yang mati karena kelaparan saat dipaksa bekerja sebagai buruh di pertanian kolektif. Dua juta orang diperkirakan tewas karena kebijakan pemerintah Pol Pot dan tindakan-tindakan anggota Khmer Merah. Selama berkuasa di kamboja, partai politik komunis ini dianggap sebagai salah satu rezim paling mematikan di abad ke-20. Satu motto Khmer merah yang akan selalu menjadi mimpi buruk rakyat Kamboja adalah “Mempertahankanmu tidak akan memberikan keuntungan. Menghancurkanmu tidak akan menimbulkan kerugian.”


Khmer merah mengeliminasi setiap orang yang dicurigai terlibat dalam aktivitas pasar bebas. Kelompok ini tak menerima para profesional, orang-orang berpendidikan, penduduk kota, dan orang-orang yang memiliki koneksi dengan pemerintahan asing. Khmer Merah percaya bahwa para orang tua telah tercemar dengan kapitalisme. Sebagai konsekuensinya, anak-anak pun dipisahkan dari orang tua mereka. Sosialisme ditanamkan ke otak mereka melalui metode penyiksaan. Anak-anak digunakan sebagai instrumen kediktatoran partai.



Setelah empat tahun berkuasa, pada 1979 Khmer Merah pun dilengserkan dari kekuasan melalui invasi Republik Sosialis Vietnam. Rezim brutal ini digantikan dengan komunis pro-Vietnam yang lebih moderat. Invasi Vietnam pada 7 Januari 1979 ditetapkan sebagai hari bersejarah terlahirnya kembali Kamboja. Pol Pot sendiri akhirnya membubarkan organisasinya pada 1996. Dia meninggal dunia pada 15 April 1998 tanpa pernah dihadapkan ke pengadilan.

“Ketika Vietnam tiba, sekelompok orang termasuk saya masih terkunci dalam satu ruangan di penjara Tuol Sleng. Saya mendengar beberapa tembakan di luar, jalan utama,” ujar Vann Nath salah seorang saksi hidup sisa-sisa kejayaan pemerintahan Pol Pot.

Van Nath merupakan salah satu orang yang sangat beruntung. Dari sekitar 15 ribu orang yang dimasukkan ke penjara Tuol Sleng, hanya jumlah hitungan jari yang berhasil keluar dengan selamat. Banyak yang mati karena proses penyiksaan sistematis di penjara, sisanya dihantam hingga tewas di “ladang pembunuhan” di Phnom Penh.

“Di antara semuanya, hanya tujuh dari kami yang bertahan hidup di Tuol Sleng. Hingga hari ini saya masih tidak tahu mengapa saya dibiarkan hidup,” katanya.

Tiga puluh tahun telah berlalu, namun kenangan buruk itu hingga kini masih ada. Pemerintahan Kamboja pimpinan Perdana Menteri Hun Sen dari Partai Rakyat Kamboja berusaha membuat rakyatnya mengenang hari itu dengan cara yang lebih menyenangkan. Pemerintah Kamboja akan mengadakan perhelatan besar di Stadion Phnom Penh. Ribuan anak-anak dari sekolah-sekolah terdekat akan dikumpulkan di sana dan mendapat pembagian makanan minuman, kaos dan topi.

Astri Ihsan/BBC

Posisi Hillary dan Clinton


Ketika Senator Hillary Clinton nanti resmi menjadi Menteri Luar Negeri, hal terakhir yang akan dibutuhkannya adalah sebuah pengalihan kontroversi etika. Hillary harus mengatasi persimpangan yang aneh antara jabatan barunya dengan aktivitas amal dan usaha suaminya, mantan Presiden Bill Clinton.

Bulan lalu, Bill Clinton mengungkap nama lebih dari 200 ribu pendonor yayasannya. Ini merupakan langkah positif terhadap transparansi yang diakui presiden terpilih Barack Obama tegaskan sebelum memilih Hillary. Namun, banyak pula yang gelisah pada potensi konflik kepentingan yang mungkin terjadi ke depannya.

Daftar nama pendonor Clinton tersebut melibatkan nilai jutaan dolar, termasuk kontribusi dari pemerintahan di Timur Tengah, India, Nigeria, Ukraina, dan Kanada, serta figur-figur internasional yang memiliki kepentingan dengan kebijakan yang akan diterapkan Hillary.

Lima halaman perjanjian ditandatangani oleh perwakilan Clinton dan Obama dapat menjadi pengikat. Sebagai contoh, imbauan untuk mengungkap “kontributor-kontributor baru” untuk program yayasan Clinton. Tidak perlu mengungkapkan berapa jumlah pemberian mereka atau kapan kontribusi itu dilakukan.

Penyingkapan pengumpulan amal dan dana-dana pribadi yang relevan dari yayasan tersebut harus dilakukan bulanan, atau setidaknya empat kali setahun, bukan hanya setahun sekali. Penasihat Gedung Putih juga akan mengambil peran yang lebih besar dalam menyaring pidato dan kesepakatan Clinton sebelum setiap cek diterima.

Clinton telah setuju untuk mengurangi pengumpulan dana dan peran administratifnya. Proyek internasional tidak akan lagi menerima kontribusi dari pemerintahan asing. Ini adalah pergerakan yang cukup bijaksana.

Hillary juga harus menjelaskan dengan empatik mengenai masa lalu dan masa depan pendukung suaminya, serta menjamin bahwa pekerjaan suaminya tidak akan mendapatkan perlakukan istimewa dari Departemen Luar Negeri. Meski begitu, semua percaya kemampuan Hillary sebagai Menlu nantinya.

Usaha Clinton sejak meninggalkan Gedung Putih untuk membantu memerangi AIDS, malaria, dan malnutrisi juga patut diapresiasi, meski dia diharuskan menerapkan transparansi yang lebih besar dan mendapat lebih banyak batasan ketimbang mantan-mantan presiden lainnya. Setiap orang harus menyadari tiadanya solusi sempurna untuk dilema ini. n

Astri Ihsan/IHT

Laris Berkat Ganti Nama Jadi Obama

Terpilihnya Obama menjadi presiden Amerika Serikat memang membawa sensasi dahsyat di berbagai penjuru dunia. Tiba-tiba nama anak Afro-Amerika ini tersohor di seluruh dunia dan membawa keuntungan bagi berbagai pihak. Selama masa kampanye penjualan kaus, pin ataupun benda-benda lain bergambar dirinya meraup keuntungan besar.

Dahsyatnya pengaruh nama Obama ini juga dirasakan seorang pengusaha salon di Chicago, Mike Elseikh. Salonnya yang dulu bernama salon Ossama, terinspirasi dari tersohornya nama buronan teroris al Qaeda Osama bin Laden, kini berganti nama menjadi salon Obama.



Elseikh mulai berniat mengganti nama salonnya menjadi Obama pada masa kampanye kepresidenan. Setelah Obama menang, niatnya pun diwujudkan. Diungkapkannya setelah berganti nama dari Ossama Hair Design menjadi Obama Hair Design sejak dua minggu lalu, pendapatan usaha salonnya meningkat pesat.

Elseikh berharap dengan meminjam kepopuleran nama Obama untuk salonnya, calon presiden barunya itu tidak akan mengajukan keberatan. Para pelanggan lamanya juga tidak ada yang protes atas penggantian nama ini.

Astri Ihsan/AP

Jual Anak Demi Uang, Bir dan Daging

Persoalan perdagangan anak memang telah menjadi masalah global. Tak hanya di negara-negara miskin, negara maju pun menghadapi persoalan ini. Banyak pelaku bahkan merupakan orang tua kandung sang anak. Mereka rela menukarkan anaknya demi mendapatkan keuntungan pribadi, khususnya uang.

Hal serupa terjadi Greenfield, California. Seorang ayah rela menukar putrinya yang masih berusia 14 tahun dengan uang tunai sebesar US$16 ribu, 100 kaleng bir dan sejumlah daging.

Terungkapnya kasus ini juga cukup aneh. Sang ayah yang telah tega menjual putrinya ini justru melapor ke polisi, Selasa (13/1), dan menceritakan masalah ini setelah sang pembeli tak memenuhi janjinya. Pria berusia 36 tahun ini mendatangi polisi meminta bantuan agar putrinya bisa dikembalikan.

Mendengar cerita pria ini, polisi bukannya merasa simpatik, justru langsung menahannya dengan tuduhan perdagangan manusia. Sang pembeli yang baru berusia 18 tahun mengakui hanya bermaksud menikahi anak perempuan tersebut. Namun, dia pun terpaksa digelandang ke penjara karena dituduh telah melakukan pemerkosaan terhadap gadis muda itu. n Astri Ihsan/AP

Israel Lakukan Kejahatan Kemanusiaan

Serangan militer Israel ke Jalur Gaza tidak proporsional dan melanggar hukum internasional, kata seorang pemimpin Uni Eropa kemarin (13/1). Komisioner Bantuan Kemanusiaan Uni Eropa Louis Michel menilai respons negara Yahudi itu terhadap serangan roket Hamas sangat berlebihan sehingga menimbulkan banyak korban jiwa.

"Satu fakta sederhana, yang diakui oleh para ahli di lapangan, bahwa Israel tidak menghormati hukum internasional,” kata Michel seperti dikutip surat kabar Belgia, La Libre Belgique kemarin. Menurut dia, kewajiban pertama pasukan pendudukan untuk menjaga keselamatan penduduk, melindungi mereka, dan merawat mereka, tidak dilakukan oleh Israel.

Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan menyebut aksi militer Israel merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan. "Ada orang-orang yang terganggu oleh pernyataan saya tentang kekecewaan terhadap pembunuhan warga sipil, termasuk anak-anak. Jika kita tidak menyampaikan apa yang adil dan sesuai hukum, maka kita akan kehilangan harga diri,” kata dia.

Rakyat Turki semakinvokal menentang agresi Israel ke Gaza. Ratusan ribu warga Turki melakukan protes terhadap penyerangan Gaza yang memasuki hari ke-18 dan menewaskan 925 orang dan melukai 4.250 orang. Separuh dari korban tewas adalah warga sipil, kebanyakan perempuan dan anak-anak.

Di pihak Israel, 13 orang tewas, tiga di antaranya warga sipil dan 10 tentara. Israel mencegah jurnalis asing memasuki Gaza sehingga jumlah korban yang sebenarnya sulit diperoleh.

Kemarin, Israel tampak semakin dalam memasuki wilayah Gaza sejalan dengan rencana operasi militer tahap tiga. Israel mulai beranjak ke wilayah pinggiran bagian selatan dan timur kota Gaza, didukung oleh artileri lengkap dan helikopter. Sementara wilayah barat Gaza digempur dengan tembakan meriam dari kapal perang Israel.

Perdana Menteri Israel Ehud Olmert mengatakan serangan akan terus dilanjutkan hingga persenjataan Hamas terlucuti. “Kami akan mengakhiri operasi ketika dua persyaratan yang kami inginkan terpenuhi: mengakhiri tembakan roket dan menghentikan persenjataan Hamas. Jika dua kondisi ini ada, kami akan mengakhiri operasi di Gaza,” kata Olmert dari kota Ashkelon, Israel.

Pemimpin senior Hamas justru mengatakan kelompoknya sudah mendekati kemenangan. Hamas juga gencar membalas serangan Israel dengan tembakan roket sekitar 15 kali setiap hari. “Setelah 17 hari perang bodoh ini, Gaza tidak pecah dan tidak akan jatuh,” ujarnya dalam siaran televisi dari sebuah lokasi rahasia di Gaza malam sebelumnya.

Bombardir udara sudah gencar berlangsung sejak kemarin pagi. Al Jazeera melaporkan perang besar antara Israel dan pejuang Palestina terjadi di Tal al-Hawa, sebelah selatan kota Gaza. Bentrokan juga terjadi di wilayah utara, Beit Lahiya, dan area timur Khan Younis. Pasukan cadangan Israel dikerahkan penuh untuk membantu pasukan reguler.

Israel kemarin mendapat serangan dari wilayah Yordania, setelah sebelumnya mendapat serangan dari Libanon. Militer Israel menyatakan prajuritnya yang berada di perbatasan Yordania ditembaki, tapi tidak ada korban. Yordania, yang meneken perjanjian damai dengan Israel pada 1994, membantah adanya penembakan.

Tampak frustasi dengan situasi Gaza dan tak diindahkannya resolusi Dewan Keamanan, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon kembali meminta agar perang segera dihentikan. Ban mengatakan perang ini telah menewaskan terlalu banyak orang, menyengsarakan banyak warga sipil, dan menghancurklan pondasi masyarakat, seperti rumah, infrastruktur, fasilitas kesehatan publik dan sekolah.

“Pesanku sederhana dan langsung: perang ini harus berhenti. Untuk kedua pihak, saya katakan: berhenti sekarang,” kata Ban dalam konferensi pers di New York menjelang keberangkatannya ke Timur Tengah kemarin.

“Terlalu banyak orang yang mati. Terlalu banyak rakyat sipil yang menderita. Terlalu banyak warga Israel dan Palestina hidup dalam ketakutan.”

Dalam kunjungannya ke Timur Tengah, Ban akan bertemu sejumlah perwakilan dari Hamas dan menemui pejabat senior Mesir dan Yordania hari ini (14/1). Ban juga berencana bertolak ke Israel, wilayah Tepi Barat Palestina, Turki, Libanon, Suriah dan Kuwait, di mana Liga Arab akan mengadakan sidang khusus membahas penanganan konflik Gaza.

“Tujuanku adalah memperbesar langkah usaha diplomatik bersama dan menjamin bantuan kemanusiaan yang sangat mendesak bisa menjangkau orang-orang yang membutuhkan,” katanya.

Astri Ihsan/Reuters/AP/Al Jazeera/BBC/CNN

Fiji Berlakukan Keadaan Darurat Usai Badai

Setelah sejumlah badai dan banjir melanda sepanjang pekan lalu, Fiji akhirnya memberlakukan darurat negara dan jam malam mulai kemarin (12/1). Badai sendiri telah menelan delapan orang korban dan membuat ribuan orang harus dievakuasi dari rumah mereka. Sejumlah area juga masih belum bisa diakses karena banyak jalan dan jembatan yang mengalami rusak parah.

Perdana Menteri Frank Bainimarama yang mendeklarasikan darurat negara mengatakan bahwa pemerintah akan berbuat semaksimal mungkin membantu masyarakat yang terkena banjir terbesar dalam satu dekade terakhir ini. Sejalan dengan deklarasi darurat negara, Pemerintah Fiji juga memberlakukan jam malam di sejumlah kota, di antaranya Ba, Nadi, dan Sigatoka.

“Pada dasarnya ini adalah untuk melindungi nyawa dan properti. Kami ingin mencegah elemen-elemen kriminal mengambil keuntungan dari area yang terkena banjir,” kata Menteri Pertahanan dan Keamanan Nasional Ratu Epeli.

Wilayah yang paling parah terhantam banjir dan badai terjadi di pulau utama di Fiji, yakni Viti Levu dan Aisea Qumihajelo. Banjir sendiri bisa mencapai ketinggian tiga meter. Badan meteorologi juga mengingatkan bahwa negara Pasifik Selatan ini masih akan mengalami hujan lebat dan angin kencang dalam beberapa hari ke depan.

“Ini sangat mengerikan, kami melihat pintu rumah dibuka paksa oleh air. Kami melihat barang-barang tersapu keluar rumah,” kata Vetaia Dokonivalu dari Kota Ba.

Banjir juga menyebabkan terjadinya longsoran tanah di sejumlah wilayah. Seorang korban berhasil diselamatkan dari longsoran setelah ada orang yang melihat tangannya berusaha keluar dari lumpur dan reruntuhan.

“Penyebaran banjir, termasuk sejumlah banjir di sungai-sungai utama, diperkirakan akan terjadi pada Rabu dan Kamis,” kata Direktur Metereologi Rajendra Prasad.

Sejauh ini sekitar 10 ribu orang telah diungsikan di 114 pusat evakuasi. Pemerintah Fiji terus mengusahaan tersedianya makanan, seperti biskuit maupun susu untuk para pengungsi. Departemen Kesehatan mengkhawatirkan para pengungsi ini sangat rentan terserang diare dan tipus, mengingat mereka kekurangan suplai air dan minum dari air hujan.

Bencana ini juga menimbulkan kerugian besar bagi dunia bisnis di Fiji, khususnya di wilayah Ba dan Nadi, sekitar 90 persen usaha mengalami kerusakan atau kerugian.

Astri Ihsan/Reuters/AP/Al Jazeera

Mencari Tamu Pernikahan

Bila dalam sebuah acara pernikahan, biasanya sang pengantin bingung memikirkan banyaknya tamu yang harus diundang, namun berbeda dengan pengantin yang satu ini. Pengantin asal Ukraina yang berniat menikah di London ini justru kebingungan mencari tamu untuk meramaikan acara pernikahan mereka.

Sang pengantin perempuan pun akhirnya memasang iklan online di www.gumtree.com. Di sana dia menuliskan bahwa orang tuanya akan menghadiri pernikahannya di London, tapi dia masih membutuhkan 30 orang lagi untuk mengisi kursi tamu di gereja.

“Saya menggelar pernikahan besar dengan tamu sekitar 150 orang. Pasanganku telah memiliki cukup undangan. Sayangnya, seluruh keluargaku berada di Ukraina. Hanya ayah dan ibuku yang berada di sana. Saya membutuhkan 30 orang yang sopan untuk mewakili keluargaku di gereja dan Anda akan mendapatkan tiket gratis resepsi. Anda akan mendapatkan hidangan dan tarian gratis, Anda pun bisa santai dan bersenang-senang,” tulisnya.

Mempelai perempuan ini meminta para calon tamunya mengirimkan foto diri dan menceritakan sedikit tentang latar belakangnya.

“Saya juga membutuhkan sukarelawan untuk menjadi pengiring pengantin dan penerima tamu,” tambahnya.

Astri Ihsan/AFP

Gencatan Senjata di Gaza

Dewan Keamanan PBB akhirnya mengadopsi sebuah resolusi yang mendesak dilakukannya gencatan senjata dalam serangan Israel ke Jalur Gaza. Israel telah menewaskan setidaknya 800 orang, termasuk warga sipil. Israel dan Hamas, yang kini menguasai Gaza, harus segera menerima resolusi itu dan mengakhiri pertumpahan darah.

Namun, bahkan setelah Dewan Keamanan mengadopsi resolusi, serangan Israel dan roket Hamas tetap berlanjut. Kedua pihak mencoba memprovokasi satu sama lain, sementara komunitas internasional terus meminta mereka berhenti. Situasi Gaza telah mencapai titik yang mengerikan. Sejauh ini telah 3.200 orang mengalami cedera. Setelah 18 bulan blokade ekonomi oleh Israel, Gaza mengalami kelangkaan barang-barang kebutuhan pokok, termasuk di bidang media

Harapan dan ekspektasi yang muncul ketika resolusi diadopsi tak boleh diabaikan. Amerika Serikat dan Uni Eropa harus berusaha keras membujuk Israel, sementara negara-negara Arab juga membujuk Hamas. Resolusi tersebut mengimbau gencatan senjata yang segera dan bertahan lama dari kebrutalan dan keberlanjutan usaha untuk mewujudkan perdamaian komprehensif.

Untuk itu, AS, sebagai arsitek utama proses perdamaian Timur Tengah, harus mengambil peran aktif. Presiden terpilih Barack Obama, yang akan mulai bertugas 20 Januari mendatang, harus segera bekerja untuk mencapai ketenangan di wilayah Timur Tengah dan menggiatkan kembali negosiasi perdamaian.

Resolusi Dewan Kemanan juga mendorong “rekonsiliasi intra-Palestina” antara militan Hamas dan moderat Fatah, yang dipimpin oleh Presiden Otoritas Palestina, Mahmud Abbas. Harus ada usaha untuk memperbarui dialog antara dua partai Palestina tersebut. Keterlibatan Fatah dalam gencatan senjata di Gaza sangat penting dan mendesak. Negara-negara Arab, seperti Arab Saudi dan Mesir harus memediasi persoalan ini.

Astri Ihsan/Asahi

Museum Terbakar Karena Rokok

Merokok bukan hanya berbahaya bagi diri sendiri tapi juga bagi lingkungan sekitar. Bukan hanya tentang masalah kesehatan, tapi juga risiko-risiko lain yang bisa timbul akibat merokok.

Seperti yang terjadi di Moskow, Minggu (11/1). Karena sebatang rokok pula, sebuah museum terkenal dunia. Tretyakov Gallery, harus hangus terbakar gara-gara rokok. Seorang tukang listrik yang mabuk tertidur ketika masih mengisap rokok. Rokoknya itulah yang akhirnya membakar museum.

Untungnya, kebakaran tidak sampai merusak ruangan galeri utama. Tidak ada benda-benda seni berharga museum yang ikut hangus. Namun, si perokok mabuk itu mendapat luka bakar. Dia pun harus menjalani perawatan rumah sakit dan kemungkinan berurusan dengan polisi.

Galeri itu sendiri merupakan tempat penyimpanan benda-benda seni Rusia, mulai dari ikon-ikon ortodoks abad kesembilan, hingga lukisan impresionisme abad ke-19 dan gambar dari penulis-penulis terkenal Rusia.

Astri Ihsan/Reuters

Partai Abhisit Menangkan Pemilu Thailand

Pemerintah baru Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva bisa bernafas lega. Meski di awal kepemimpinannya, Abhisit sempat mendapat “teror” dari pendukung Thaksin Shinawatra, namun pemilu parlementer yang berlangsung Minggu (11/1) memberikan hasil memuaskan. Menurut hasil akhir pemilu, Senin(12/1), Partai Demokrat yang dipimpinnya berhasil meraih suara terbanyak.

Partai Demokrat, yang pada pemilu 2007 lalu kalah telak dari partai pimpinan Thaksin, Partai Kekuatan Rakyat (PPP), kini berhasil meraih 20 kursi dari keseluruhan 29 kursi yang diperebutkan. PPP, yang kini membentuk diri menjadi Partai Puea, menempati posisi kedua dengan meraih sembilan kursi. Hasil ini menguatkan harapan akan adanya stabilitas politik dan sosial, setelah selama berbulan-bulan Thailand didera unjuk rasa.

“Hasil dari pemilu ini merefleksikan bahwa masyarakat ingin melihat negara ini bergerak maju dan tidak terpecah belah,” kata Abhisit saat ditemui di kantornya di Bangkok, seperti dilansir AFP.

Pemilu parlementer ini terpaksa digelar setelah Mahkamah Konstitusional Thailand pada 2 Desember lalu melarang partai pemerintah, PPP, dan juga koalisinya untuk terlibat dalam dunia politik selama kurun waktu lima tahun karena terbukti melakukan kecurangan dalam pemilu.

Sejumlah jajaran elitenya pun mendapat larangan yang sama dan membuat perdana menteri ketika itu, Somchai Wongsawat, harus mundur dari jabatannya. Ini menjadi akhir dari aksi panjang Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD), yang ketika itu menduduki bandara internasional Thailand dan bandara domestik Don Muang.

Setelah itu, parlemen mengangkat Abhisit sebagai perdana menteri. Namun, keadaan tidak berjalan mulus begitu saja. Pendukung Thaksin, Front Demokrasi Bersatu Menentang Kediktatoran (UDD), sempat memblokir parlemen dan mencegat Abhisit untuk membacakan pidato kebijakan perdananya yang menjadi tonggak dimulainya pemerintahan. Walau begitu, situasi tersebut berhasil diatasi dan pemerintahan Abhisit pun resmi berjalan.

“Hasil ini menguatkan posisi pemerintah. Pemilih yang mengerti politik ingin memberikan kesempatan kepada pemerintahan saat ini untuk bekerja,” kata ahli politik Prayad Hongtongkhum menanggapi kemenangan Partai Demokrat.

“Tapi politik Thailand berubah sangat cepat. Semua dapat terjadi, khususnya jika pemerintahan saat ini tidak bisa melakukan pekerjaannya dengan baik,” tambahnya.

Di hari yang sama dengan pemilu perlementer, penduduk Kota Bangkok juga menghadapi pemilihan Gubernur, setelah pemerintahan Apirak Kosayodhin, yang juga pemimpin deputi Partai Demokrat, mengundurkan diri karena tuduhan korupsi. Kandidat Demokrat, Sukhumbhand Paribatra, mantan menteri luar negeri, meraih posisi itu dengan memenangkan 47 persen suara.

Astri Ihsan/Reuters/AFP

Israel Merangsek Makin Dalam

Untuk kedua kalinya sejak dimulainya agresi militer pada 27 Desember lalu, Israel kembali melakukan “gencatan senjata” sementara untuk memberikan kesempatan warga Gaza menerima suplai barang-barang kebutuhan pokoknya, Senin (12/1).

Menurut juru bicara Menteri Pertahanan Israel Peter Lerner, penghentian sementara serangan tersebut diberlakukan selama tiga jam, mulai pukul 10.00 hingga pukul 13.00 waktu setempat. Sekitar 160 truk pembawa bantuan kemanusiaan diizinkan memasuki teritori Palestina melalui perlintasan Kerem Shalom dan Karni.

Namun, di luar jam tersebut, Israel terus menggencet Gaza. Dari pinggiran Kota Gaza, tampak jelas terlihat asap hitam yang muncul dari wilayah timur. Setidaknya enam warga Palestina terbunuh dalam serangan udara yang diluncurkan Israel kemarin. Hingga saat ini korban di pihak Palestina hampir mencapai 900 orang dengan korban luka-luka setidaknya 4.100 orang.

Di hari ke-17 serangan, Israel juga mulai mengirimkan pasukan cadangannya ke Gaza untuk membantu ribuan pasukan darat yang telah berada di sana. Pengerahan pasukan cadangan ini merupakan sinyal kuat bahwa Israel berencana untuk mengintensifkan serangannya.

“Israel adalah negara yang bereaksi penuh semangat. Itu adalah sesuatu yang Hamas perlu mengerti dan itu adalah bagaimana kami akan bereaksi di masa depan, jika mereka sangat berani menembakkan satu misil ke Israel,” kata Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Livni.

Menurut Juru Bicara militer Israel, Avital Leibovic, pasukannya kini semakin dalam memasuki area-area perkotaan Gaza. Militan Hamas dipercaya bersembunyi di berbagai tempat, khususnya di wilayah-wilayah kota.

Dalam dua atau tiga hari ke depan, para pemimpin Israel juga akan memutuskan apakah akan melanjutkan serangan ke fase ketiga, yakni menguasai sebagian besar area Gaza. Itu pula yang menjadi alasan pengerahan ribuan pasukan cadangan. Sembari menunggu keputusan itu, unit pasukan cadangan akan mengambil alih area yang telah “dibersihkan” oleh pasukan reguler.

Untuk mengecoh pasukan Israel, warga Gaza kini banyak yang memasang bom buatan sendiri dan juga boneka-boneka pajangan yang diletakkan di depan pintu masuk apartemen. Benda-benda itu akan meledak jika pasukan mendekat. Sekitar sembilan roket juga diluncurkan ke teritori Israel. Namun, serangan itu tidak memakan korban.

Sementara itu, campur tangan komunitas internasional yang menginginkan adanya gencatan senjata tampaknya tak banyak kemajuan. Di Kairo, Agen Berita Timur Tengah (MENA) melaporkan bahwa pembicaraan antara kepala intelijen nasional Mesir Omar Sulaiman dengan duta Hamas berjalan positif, namun tidak ada laporan spesifik lainnya terkait hal itu.

Pihak Barat sendiri sejauh ini tengah mendiskusikan mengenai sistem pengawasan teknis internasional, yang bertujuan untuk membantu Mesir menghentikan penyelundupan senjata dan pengiriman roket ke Gaza. Namun, Mesir lebih mengkhawatirkan masalah kedaulatannya, menentang bila pasukan internasional ditempatkan di perbatasan sisi Mesir.

Pesawat tempur Israel dilaporkan berulang kali menyerang koridor Philadelphi, perbatasan sepanjang 15 kilometer antara Gaza dan Mesir. Dalam fase ketiga nantinya, Israel juga akan berusaha menguasai koridor itu dan juga kota perbatasan Rafah.

Namun, mengenai resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai gencatan senjata, Israel tampaknya berhati-hati dan tak berani menjanjikan kepastian untuk patuh pada resolusi tersebut.

“Keputusan Dewan Keamanan tidak memberikan kami banyak waktu senggang. Tampaknya itu memperlihatkan bahwa kami telah mendekati akhir operasi darat dan mengakhiri keseluruhan operasi bersamaan,” kata Matan Vilnai, deputi menteri pertahanan Israel.

Astri Ihsan/Reuters/AP/AFP/Al Jazeera/BBC/CNN

Jepang-Korsel Pererat Hubungan

Meski masih dibayang-bayangi kolonisasi brutal Jepang pada 1910-1945, Korea Selatan menyambut baik kedatangan Perdana Menteri Jepang Taro Aso, Minggu (11/1). Kedua negara tampak berusaha menghangatkan hubungan diplomatik dan mempererat hubungan ekonomi, di tengah hantaman krisis keuangan global saat ini.

“Ini merupakan sebuah formalitas untuk menunjukkan bahwa mereka memiliki visi yang berorientasi masa depan dan akan melihat ke depan, bukan menengok kembail masa lalu,” kata Masao Okonogi, seorang ahli Korea di Universitas Keio, Tokyo.

Sejak Aso menjabat sebagai perdana menteri, tampaknya Jepang memang terus berusaha menjalin kedekatan dengan Korsel. Aso dan Presiden Korsel Lee Myung-bak rutin mengadakan pertemuan setiap bulannya sejak Oktober tahun lalu demi menggalang dan meningkatkan kerja sama. Aso, dalam kunjungan dua harinya ini, dijadwalkan akan mengadakan pembicaraan formal dengan Lee hari ini (12/1).

Aso dan Lee diharapkan akan menyepati peningkatan kerja sama untuk mengatasi krisis finansial dan membahas mengenai pentingnya mencegah proteksionisme. Kedua negara, yang sama-sama merupakan negara pengekspor besar ini, pada bulan lalu menyetujui pertukaran nilai mata uang sebesar US$20 miliar, termasuk di dalamnya investasi perdagangan.

Korsel memang tengah merasakan hantaman keras krisi finansial global. Negara dengan ekonomi terbesar ke-13 di dunia dan keempat di Asia ini diprediksikan paling rentan terhadap kekacauan ekonomi. Banyak analis memprediksikan ekonomi Korsel akan merosot sebanyak tiga persen untuk pertama kalinya dalam 11 tahun terakhir.

Sementara Jepang, negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini, mulai mengalami resesi sejak Juli tahun lalu. Analis memprediksikan bahwa GDP Jepang akan menukik tajam ke titik terendah dalam 34 tahun terakhir.

Tak heran, bila keduanya sama-sama berusaha saling menguatkan dan tidak semakin terpuruk dalam hantaman krisis dengan saling mendukung dan meningkatkan kerja sama, khususnya di bidang ekonomi.

Aso dan Lee juga diagendakan untuk membahas pembicaraan multilateral menyangkutan pelucutan program nuklir Korea Utara dan juga kemungkinan mewujudkan kesepakatan perdaganan antara Jepang dan Korsel yang negosiasi mengenai tarifnya telah tersendat selama bertahun-tahun. Kedua negara ini juga berniat meningkatkan kerja sama dalam bidang antariksa dan program satelit.

"Akan lebih efektif bagi Korsel untuk bekerja dengan Jepang dalam merespons potensi kekuatan ekonomi China," kata Lee Myon-woo dari Institut Sejong, Seoul. China adalah mitra perdagangan utama kedua negara.

Namun, menteri luar negeri kedua negara sama-sama membantah bahwa pertemuan Aso dan Lee kali ini juga akan membahas mengenai sebuah pulau yang telah lama disengketakan.

Di Korsel, pulau tersebut dikenal dengan nama Dokdo, sementara di Jepang dikenal dengan Takeshima, yang jaraknya sama dari masing-masing negara. Pulau yang sangat kecil tersebut berlokasi dekat lahan penangkapan ikan yang subur dan kemungkinan menyimpan kekayaan gas alam melimpah.

Astri Ihsan/Reuters

Kubu Thaksin Bertarung di Pemilu Parlementer

PEMERINTAHAN baru Thailand pimpinan Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva kembali harus mengalami ujian kekuatan politik. Setelah pada masa awal, kesolidan pemerintah diuji dengan aksi pendukung Thaksin Shinawatra, Front Demokrasi Bersatu Melawan Kediktatoran (UDD), kali ini pemerintahan koalisi Abhisit harus kembali bertarung merebut suara sebanyak-banyaknya dalam pemilu parlementer yang digelar Minggu (11/1).

Pemungutan suara yang akan memperebutkan 29 kursi parlemen ini dibuka sejak pukul 08.00 di 22 provinsi di Thailand. Sebanyak 83 kandidat dari 13 partai akan memperubutkan kursi yang tersedia. Partai Demokrat pimpinan Abhisit berharap bisa meraup sebanyak mungkin suara untuk menyingkirkan oposisi yang akan terus berusaha menggoyongkan pemerintahannya.

Tampak trauma dengan pengalaman-pengalaman buruk Thailand yang hampir setahun terakhir selalu dirundung aksi unjuk rasa, pemilu parlementer kali ini juga digelar dalam pengawasan ketat aparat keamanan.

Deputi Polisi Nasional Wichian Potphosri mengatakan, lebih dari 34 ribu aparat polisi akan dikerahkan untuk mengamankan situasi, khususnya di tempat-tempat pemilihan.

Mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diharapkan, pada hari pelaksanaan pemilu, pemerintah juga melarang konsumsi alkohol. Namun, sejauh ini situasi di Thailand dilaporkan masih dalam keadaan aman dan tenang, hanya terjadi sejumlah kasus ringan. "Kami belum menerima adanya protes yang serius, kecuali hilangnya kotak pemilihan dan 11 kasus distribusi ilegal alkohol," kata Wichian kepada AFP.

Sehari sebelumnya, sebanyak 10 orang juga ditangkap karena melakukan keributan di depan kantor Partai Demokrat di Provinsi Lamphun Utara.

Sejak diangkatnya Abhisit menjadi perdana menteri menggantikan Somchai Wongsawat Desember tahun lalu, Partai Demokrat tampaknya berusaha keras untuk kembali menancapkan kuku dalam perpolitikan Thailand. Partai Demokrat mengalami kekalahan besar dari partai Thaksin, Partai Kekuatan Rakyat (PPP), pada pemilu 2007. Partai Demokrat kembali bersuara setelah pengadilan melarang PPP dan segenap jajaran elitenya terlibat dalam politik karena terbukti melakukan kecurangan dalam pemilu 2007 lalu.

Dari 29 kursi yang diperebutkan, 13 di antaranya merupakan bekas kekuasaan PPP yang kini membentuk oposisi dalam kelompok baru Partai Puea Thai, dan 16 lainnya dipegang oleh aliansi PPP, yakni Partai Chart Thai, yang juga mendapat larangan berpolitik. Deputi Partai Demokrat Suthep Thaungsuban berharap koalisi mereka bisa memenangkan setidaknya 20 kursi.

Di hari yang sama, penduduk Kota Bangkok juga menghadapi pemilihan Gubernur, setelah pemerintahan Apirak Kosayodhin, yang juga pemimpin deputi Partai Demokrat, mengundurkan diri karena tuduhan korupsi.

Astri Ihsan/AFP/AP/BBC/ChannelNews

Gara-gara "Paki"

PANGERAN muda Inggris Harry, memang kerap kali menggemparkan media. Setelah aksinya turun langsung menjadi tentara di ranah perang Afganistan yang sempat menjadi sorotan dunia, kali ini dia terpaksa harus menyatakan permintaan maaf karena pernah melontarkan kata-kata berbau rasis.

Pangeran Harry menyatakan permintaan maafnya, Sabtu (10/1), setelah sebuah surat kabar online membeberkan video yang memperlihatkan Harry memanggil seorang teman kuliahnya yang berasal dari Asia sebagai "Paki". Harry mengatakan, bahwa dia menggunakan kata tersebut tanpa ada rasa benci sama sekali. "Adakah orang lain di sini? Ah, teman Paki kecil kita, Ahmad," kata Harry kepada seorang Perwira Asia saat menunggu di bandara sebelum terbang ke Siprus.

Kejadian itu sendiri sebenarnya dibuat pada saat Harry menjalani studi di akademi militer Inggris di Sandhurst pada 2006, setahun setelah Harry berulah menggunakan kostum di Nazi di sebuah pesta, sebuah aksi yang menimbulkan reaksi keras dari berbagai pihak.

Kata "Paki" adalah bentuk kata yang merendahkan terhadap seorang imigran atau imigran keturunan dari Pakistan.

Juru bicara kerajaan Inggris mengatakan, Harry tidak bermaksud rasis dalam kata-katanya itu. Dia mengatakan "Paki" tanpa bermaksud menghina dan hanya merujuk pada singkatan nama yang sangat populer di peleton tentaranya dulu.

Ucapan Harry juga menimbulkan kecaman dari Dewan Muslim Inggris (MCB). Menurut kelompok yang berdiri di bahwa organisasi Muslim Inggris ini ucapan Harry benar-benar tidak bisa diterima dan melukai citra tentara, yang kini berusaha merekrut lebih banyak orang dari kelompok minoritas.

Astri Ihsan/Reuters/AP

Gaza di Persimpangan

HARUSKAH Israel mencari penyelesaian diplomatik atau justru menerima undangan Hamas untuk peperangan yang lebih berdarah? Penolakan Hamas terhadap panggilan Dewan Keamanan PBB untuk gencatan senjata di Gaza mengejutkan beberapa pihak Barat yang mengkhawatirkan menanjaknya jumlah korban sipil dan keterbatasan akses makanan, air, dan pelayanan medis.

Hamas tak peduli dengan penderitaan rakyat Palestina atas terorisme yang dipicunya. Ribuan pejuangnya memasuki area-area berpopulasi terpadat di Gaza, di mana mereka terus menembakkan puluhan roket setiap hari ke warga sipil Israel. Tak ada lain yang mereka inginkan, selain menarik Israel ke perang yang lebih besar dan berdarah.

Israel juga menolak resolusi gencatan senjata PBB yang disetujui Kamis (8/1) malam lalu. Kini mereka berdebat mengenai pengerahan prajurit untuk peperangan dari jalan ke jalan. Entah apa tujuannya. Beberapa pihak di Israel mengimbau untuk menggulingkan pemerintahan Hamas di Gaza, sebagian pihak lain mendorong dilakukannya operasi terbatas untuk menduduki jalur teritori yang berbatasan dengan Mesir, membuat Israel bisa langsung menyerang terowongan tempat penyelundupan senjata Hamas.

Untuk sekarang, tidak ada partai di Palestina yang mau bertanggung jawab atas Gaza atau tanah di dekat perbatasan Mesir. Bahkan jika mau, Otoritas Palestina masih terlalu lemah. Dan jelas, Israel mampu menghentikan penyelundupan ataupun peluncuran roket dengan alat-lat militernya. Selama beberapa tahun sebelum Israel menarik diri dari Gaza pada 2005, Otoritas Palestina belum mampu melakukannya.

Pilihan terbaik bagi Israel adalah bersepakat dengan Mesir untuk bertindak menghentikan penyelundupan, khususnya di sisi perbatasan. Pasukan internasional diharapkan bergabung dalam usaha itu. Mesir menolak, menyatakan akan lebih menerima bantuan ahli dan peralatan. Jika Hamas menerima gencatan senjata, Israel diharapkan akan membuka lintas perbatasan dengan Gaza untuk perdagangan normal.

Berbagai penyelesaian diplomatik atas konflik ini, baik antara Israel dan Mesir ataupun memasukkan juga Hamas, akan tetap tidak memuaskan. Hamas tetap berkuasa dan mendeklarasikan kemenangan diri dan mungkin saja usaha untuk menghentikan penyelundupan senjata tidak akan efektif. Namun, melihat jumlah korban manusia yang sangat besar, bersepakat akan jauh lebih baik ketimbang eskalasi militer. Pemerintahan Bush yang selama ini tidak banyak bertindak, harus ditekan untuk menyelesaikan konflik ini.

Astri Ihsan/Washington Post

Pria Lumpuh Bertahan 15 Hari di Laut

SELAMA ini banyak orang yang meragukan kemampuan penderita cacat. Padahal sebenarnya jika mau berusaha, penderita cacat pun bisa berbuat yang jauh lebih baik, bahkan dari orang normal sekalipun.

Seperti yang terjadi di Jepang, awal pekan lalu. Toshiyuki Nashiro, nelayan berusia 55 tahun yang mengalami kelumpuhan pada kaki, ternyata berhasil bertahan hidup setelah selama 15 hari terapung di laut, walau tanpa mengenakan jaket pengaman.

Awal insiden ini terjadi ketika Toshiyuki berlayar sendirian dengan kapal kecilnya. Namun, ketika terjadi ombak kencang di perairan Miyako di dekat laut China Timur, kapalnya pun terbalik. Keluarganya terus mencari, namun tak menemukannya hingga 15 hari kemudian sekitar tiga kilometer dari perairan Miyako.

Saat ditanyai bagaimana caranya dia bisa bertahan, Toshiyuki mengatakan, dia terus mencoba mengapung dengan menggunakan tangannya. Menurutnya, hal terberat yang harus dilaluinya saat itu adalah menjaga agar matanya bisa tetap terbuka. "Mataku cedera karena saya hanya melihat laut. Saya membayangkan wajah-wajah keluargaku, Saya juga percaya pada para penyelamat. Saya tidak khawatiran sama sekali," kata Toshiyuki santai sembari menenggak bir.

Astri Ihsan/AFP

Pria Lumpuh Bertahan 15 Hari di Laut

SELAMA ini banyak orang yang meragukan kemampuan penderita cacat. Padahal sebenarnya jika mau berusaha, penderita cacat pun bisa berbuat yang jauh lebih baik, bahkan dari orang normal sekalipun.

Seperti yang terjadi di Jepang, awal pekan lalu. Toshiyuki Nashiro, nelayan berusia 55 tahun yang mengalami kelumpuhan pada kaki, ternyata berhasil bertahan hidup setelah selama 15 hari terapung di laut, walau tanpa mengenakan jaket pengaman.

Awal insiden ini terjadi ketika Toshiyuki berlayar sendirian dengan kapal kecilnya. Namun, ketika terjadi ombak kencang di perairan Miyako di dekat laut China Timur, kapalnya pun terbalik. Keluarganya terus mencari, namun tak menemukannya hingga 15 hari kemudian sekitar tiga kilometer dari perairan Miyako.

Saat ditanyai bagaimana caranya dia bisa bertahan, Toshiyuki mengatakan, dia terus mencoba mengapung dengan menggunakan tangannya. Menurutnya, hal terberat yang harus dilaluinya saat itu adalah menjaga agar matanya bisa tetap terbuka. "Mataku cedera karena saya hanya melihat laut. Saya membayangkan wajah-wajah keluargaku, Saya juga percaya pada para penyelamat. Saya tidak khawatiran sama sekali," kata Toshiyuki santai sembari menenggak bir.

Astri Ihsan/AFP

Tarik Minat Masuk Tentara Dengan Video Game

Perang di Irak dan di Afghanistan membuat warga Amerika malas melirik kembali profesi tentara. Hal itu membuat tentara Amerika Serikat khawatir kekurangan sumber daya manusia. Untuk membangkitkan minat warga muda Amerika akan profesi tentara, bujuk rayu pun dilakukan. Salah satunya melalui video game

Dalam permainan militer tersebut, para pemain bisa mensimulasi serangan terhadap posisi musuh dari helikopter Apache. Ada pula permainan penyergapan helikopter di mana prajurit-prajurit musuh yang keluar drai persembuanyiannya dari dirobohkan dengan senjata api dari model simulator di helikopter Apache atau Blackhawk.

Untuk menyukseskan proyek ini, militer AS pun tak mau tangggung mengeluarkan biaya. Dana sebesar US$12 juta disiapkan untuk membangun fasilitas perekrutan melalui video game ini. Di pusat perbelanjaan Farankin Mill di timur laut Philadelphia, militer AS menyediakan 60 komputer personal yang dilengkapi video games militer, pengontrol 19Xbox 360 dan layar menarik yang menggambarkan markas militer dan pilihan karier lengkap dengan rinciannya. Pemain juga bisa sambil mendengarkan musik rock.

Sejak fasilitas video game di Philadephia itu dibuka Agustus lalu, mereka berhasil merekrut sebanyak 33 prajurit penuh waktu dan lima prajurit cadangan,

“Ini menawarkan lingkungan yang lebih snatai. Anda tidak merasa seperti sedang ditekan,” kata pemuda berusia 20 tahun, Eddie Abuali, yang ikut mencoba video game ini dan berniat mendaftar tentara setelah lulus kuliah.

Astri Ihsan/Reuters

Rusia-Ukraina-Uni Eropa Teken Kesepakatan Gas

SETELAH perdebatan yang cukup panjang, Rusia, Ukraina, dan Uni Eropa akhirnya menandatangani kesepakatan untuk meneruskan kembali suplai gas ke Eropa. Kesepakatan ini ditandatangani Perdana Menteri Ukraina Yulia Tymoshenko, Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin, dan Perdana Menteri Republik Chek Mirek Topolanek, di ibu kota Ukraina, Kiev, Minggu (11/1).

Dengan kesepakatan ini maka telah ada jaminan dibukanya kembali pengiriman gas Rusia ke negara-negara Eropa melalui Ukraina. Warga-warga Eropa sempat mengalami kelangkaaan gas sejak Rabu pekan lalu (7/1) karena pengiriman gas melalui Ukraina dihentikan. "Ukraina telah menyetujui dan menerima semua persyaratan yang memungkinkan Rusia untuk menyuplai gas. Sekarang tidak ada lagi yang mencegah Rusia melanjutkan suplai gas," kata Topolanek.

Kesepakatan ini dihasilkan setelah pembicaran panjang selama lima jam antara Deputi Perdana Menteri Rusia Igor Sechin dan pejabat dari Uni Eropa. Di bawah kesepakatan itu, pengamat Uni Eropa, Ukraina, dan Rusia akan memonitor suplai gas untuk meredakan tudingan Rusia bahwa Ukraina mengalirkan gas untuk kepentingannya sendiri.

Ukraina sendiri menolak tuduhan tersebut. Tymoshenko mengungkapkan, kesepakatan ini menunjukkan niat baik dan peran Ukraina sebagai negara transit gas yang jujur.

Sementara Putin mengatakan, akan segera kembali menyuplai gas bila mekanisme kontrol transit telah bekerja. Namun Putin tak menampik bila kembali melihat ketidaksesuaian, maka Rusia akan kembali menghentikan suplai gasnya. "Segera setelah mekanisme kontrol bereaksi, maka kami akan membuka sistem gas. Tapi kami akan melihat seberapa banyak gas yang masuk ke teritori Ukraina dan seberapa banyak yang keluar. Jika kami melihat adanya pencurian dan ada yang hilang, maka kami akan kembali memangkas pengiriman sesuai jumlah itu," kata Putin.

Tindakan tersebut tidak bertujuan untuk memperburuk, melainkan meningkatkan situasi di Ukraina, untuk membantu Ukraina membersihkan penyuapan, serta membuat ekonominya lebih transparan.

Pertikaian antara Ukraina dan Rusia mengenai persoalan transit gas ini berdampak pada sejumlah negara Eropa lainnya, seperti Bulgaria, Slovakia, Bosnia-Herzegovina, dan Serbia.

Pekan lalu, Rusia pun terpaksa memotong suplai gas ke Eropa yang melalui Ukraina karena menuding negara itu mencuri suplai gas demi kepentingan pribadinya. Keduanya juga sempat bersitegang mengenai harga dan biaya transit gas, serta penolakan Rusia atas niat Ukraina yang ingin bergabung dalam NATO.

Rusia memang pengekspor gas penting bagi Uni Eropa. Rusia menyuplai seperempat kebutuhan gas Uni Eropa, di mana 80 persen di antaranya harus melewati Ukraina.

Astri Ihsan/Reuters/BBC/Al Jazeera

Israel Semakin Dalam Masuki Kota Gaza

Resolusi gencatan senjata Dewan Keamanan PBB tak mampu memberikan angin sejuk bagi Gaza. Israel dan Hamas tetap melanjutkan perang yang telah menghabisi nyawa setidaknya 850 orang dan mencederai 3.650 orang warga Palestina ini. Memasuki hari ke-16, Minggu (11/1), situasi Gaza justru semakin memanas.

Israel tampak semakin dalam memasuki wilayah Gaza dan mengeluarkan ancaman untuk mengintensifkan serangan sarat dan udara terhadap militan yang menembakkan roket ke teritorinya. Prajurit Israel juga menyebarkan selebaran yang meminta warga Gaza tidak membantu Hamas dan menjauhi anggota-anggotanya. Israel menyebut operasi militernya saat ini memasuki fase ketiga. Fase ini merupakan langkah Israel untuk semakin dalam memasuki kota-kota di Gaza dan kamp pengungsian.

Sementara pemimpin Hamas, Khaled Meshaal, mengatakan bahwa kelompoknya tidak akan mempertimbangkan gencatan senjata hingga Israel mengakhiri operasi militernya dan menghentikan blokade di Jalur Gaza. Meshaal juga menggambarkan serangan Israel sebagai “holocaust”.

“Musuh telah gagal dengan menciptakan holocaust riil di tanah Gaza,” kata Meshaal.

“Anda telah membuang kesempatan terakhir penyelesaian dan negosiasi. Dengan rendah hati, saya bisa mengatakan dengan penuh percaya diri bahwa level militer musuh benar-benar gagal. Itu tidak mencapai apa pun. Apakah itu menghentikan serangan roket?” katanya.

Saksi-saksi melaporkan bahwa peperangan besar sempat terjadi di wilayah timur Gaza. Serangan udara Israel menewaskan tiga militan. Sementara di wilayah Nusseirat, Gaza tengah, tembakan dari kendaraan lapis baja Israel juga menewaskan seorang perempuan Palestina. Israel dilaporkan juga menyerang dua desa di Gaza selatan dan membakar 15 rumah di sana. Seorang perempuan tewas dan 50 orang lainnya mengalami luka bakar dan sesak nafas karena menghirup gas, indikasi penggunaaan fosfor putih.

Human Rights Watch memang menuding Israel menggunakan fosfor putih dalam operasi militernya di area-area padat penduduk. Penggunaan fosfor putih itu dapat menyebabkan terbakarnya daging hingga ke tulang seseorang yang terkena.

Menurut Human Rights Watch, penggunaan bahan kimia tersebut melanggar persyaratan hukum kemanusiaan internasional, yakni mengambil semua tindakan pencegahan untuk menghindari cedera dan kematian warga sipil. Penggunaan fosfor putih itu legal selama tidak ditujukan terhadap penduduk sipil.

“Masalahnya adalah ini mencakup area yang luas. Ketika fosfor putih digunakan, maka itu akan membakar apapun yang disentuhnya dan tidak akan berhenti membakar hingga selesai. Ini tentang kerusakan kulit, potensi terbakarnya rumah dan kerusakan infrastruktur,” kata Galasco.

Israel sendiri menyangkal tudingan tersebut mengatakan hanyah menggunakan senjata yang diizinkan hukum internasional. Namun, dalam peperangan selama 34 hari melawan Hizbullah di Libanon 2006 lalu, Israel tak menyangkal menggunakan fosfor putih berbahaya tersebut.

Meski Hamas dan Israel tidak mengindahkan resolusi gencatan senjata, namun berbagai pihak terus mendorong agar saling serang segera dihentikan. Di Kairo, Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas meminta semua pihak menerima inisiatif gencatan senjata yang diusulkan Mesir-Perancis itu.

Astri Ihsan/Reuters/AP/Al Jazeera/BBC

diam.....

Semua yang terbaik sudah kuberikan
Apapun yang bisa membuatmu sekedar tersenyum juga sudah kulakukan
Sekarang, aku hening
Mudah-mudahan ini mundur selangkah untuk maju sepuluh langkah


-as-

06 January 2009

Bayi Kembar Beda Tanggal dan Tahun Lahir

BILA menyebut anak kembar, pasti semua orang akan berpikir dua orang anak atau lebih, dengan fisik yang mirip, dan lahir pada waktu yang hampir bersamaan. Tapi, ada juga lho anak kembar yang lahir pada waktu yang benar-benar tak sama, beda tanggal, bulan dan tahun.

Sebut saja sepasang kembar yang lahir di Rumah Sakit Crittenton, Rochester, Michigan. Meskipun kembar, tapi mereka lahir pada tanggal, bulan dan tahun yang berbeda, meskipun hanya terpaut 26 menit. Bayi pertama lahir pada 31 Desember 2008, sementara bayi kedua lahir tak lama setelah pergantian tahun ke 2009, yakni pada pukul 00.17 yang berarti pada 1 Januari 2009. Keduanya pun tentu saja akan memiliki akta kelahiran dengan tanggal dan tahun lahir yang berbeda.

Namun, yang terpenting tentunya bayi-bayi kembar berjenis kelamin laki-laki tersebut lahir dalam keadaan sehat. Ternyata sang ayah, Tarrance, juga terlahir kembar.

Astri Ihsan/AP

India Serahkan Bukti Serangan Mumbai ke Pakistan

PEMERINTAH India menyerahkan bukti-bukti serangan Mumbai ke Pakistan, Senin (5/1). Dengan diserahkannya bukti-bukti tersebut, India, yang menuding "aktor-aktor" Pakistan dalam serangan teror tersebut, berharap Pakistan akan melakukan investigasi mendalam.

“Material tersebut terkait dengan elemen-elemen di Pakistan. Kami berharap agar pemerintah Pakistan segera melakukan investigasi lebih lanjut dan membagi hasilnya kepada kami. Jadi, kami bisa membawa para pelaku ke pengadilan,” kata Menteri Luar Negeri India Pranab Mukherjee.

Dokumen-dokumen yang diserahkan termasuk rekaman interogasi dari satu-satunya pelaku teror yang bertahan hidup, data-data yang diperoleh dari telepon selular dan sistem navigasi satelit, termasuk rekaman perbincangan antara pelaksanan serangan dan pengendali di Pakistan. Ada juga senjata dan perlengkapan serangan lainnya.

Di Islamabad, Departemen Luar Negeri Pakistan juga membenarkan kabar tersebut dan mengatakan bahwa informasi dari India itu tengah diperiksa oleh otoritas yang bersangkutan. Pemerintah Pakistan juga berjanji untuk bersikap kooperatif.

“Ini merupakan tugas kami, tugas saya untuk memeriksa dokumen tersebut dengan hati-hati, memahami dan jujur kepada negara saya dan negara tetangga,” kata menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmud Qureshi.

Sehari sebelumnya, pemerintah Pakistan melalui Menteri Dalam Negerinya, Palaniappan Chidambaram, menuding keterlibatan “aktor-aktor negara” dalam tragedi Mumbai yang menewaskan lebih dari 170 orang itu. Menurutnya, dalang di balik peristiwa itu adalah orang-orang yang akrab dengan dunia intelijen dan komando. India juga akan mengirimkan perwakilan ke Washington untuk berbagi bukti tersebut.

India kukuh dengan tudingannya bahwa Pakistan terlibat dalam serangan di Mumbai. Meski menolak tuduhan tersebut, di bawah tekanan internasional, Pakistan juga melakukan penyergapan ke markas-markas kelompok militan dan menangkap sejumlah pimpinannnya. Pakistan berulang kali menantang India untuk memberikan bukti.

India sendiri sejauh ini menyatakan tidak puas dengan respons Pakistan. India menginginkan Pakistan membongkar sejumlah kamp pelatihan teroris dan mengekstradisi 40 tersangka.

Astri Ihsan/Reuters/AP/AFP

05 January 2009

Sajian Jumbo Ala New York

INGIN bersantai sepulang kerja dengan suasana elegan, nyaman, ditemani sajian lezat, live music dan penampilan DJ? Anda harus mencoba tempat yang satu ini. Terletak di Hotel Shangri-La Jakarta, Bar and Restaurant at The Shangri-La atau lebih akrab dengan nama B.A.T.S. siap memberikan keistimewaan itu.

Suasana yang menghibur dengan tawaran hidangan spesial siap memanjakan lidah membuat B.A.T.S. patut dijadikan restoran andalan. Pengunjung dapat menghabiskan malam dengan hiburan live music dari musik homeband B.A.T.S. yang didatangkan dari berbagai negara.

Di hari-hari tertentu, anda akan mendapati suasana berbeda dengan berbagai sajian program. Selasa, B.A.T.S menawarkan program Martini Madness. Para tamu akan mendapatkan dua gelas martini dengan satu harga hingga tengah malam. Tamu bisa memilih di antara10 jenis martini, seperti cosmopolitan, strawberry frutini, chocolate martini hingga battini. Ini minuman khas B.A.T.S.

Rabu, program lain pun disiapkan B.A.T.S., bertajuk Wine Me Up! Setiap tamu yang memesan menu steak B.A.T.S. akan mendapatkan free-flow wine. Gelas wine tak akan pernah dibiarkan kosong hingga potongan terakhir daging steak di piring habis.

Untuk makanan, B.A.T.S. mengangkat nuansa khas New York, Amerika. Tidak hanya dari cara pengolahan juga porsi besar. Tersedia pizza 18 inci, caesar salad superbesar dan burger seberat 300 gram serta aneka pilihan steak mulai dari mulawarra, wagyu dan prime beef.

"B.A.T.S. menyiratkan nuansa bawah tanah New York dengan makanan Amerika yang oversized. Steak, pizza dan minuman di B.A.T.S. memang lebih besar dibanding porsi umumnya. Buat anak-anak muda ataupun siapapun yang berjiwa muda, B.A.T.S merupakan tempat sempurna untuk makan, kumpul atau sekedar menikmati musik," kata pubilic relation coordinator Hotel Shangri-La Jakarta, Mala Ekayanti.

Untuk pembuka, ada beberapa pilih yang wajibdi coba. Ada house salad (campuran selada, tomat, mentimun, alpukat, foccasia croutons dengan saus pilihan), B.A.T.S. Caesar. Ini selada Roman dengan keju parmesan, croutons atau roti panggang kering, saus caesar, serta chicken strip ala Cajun), ataupun JD chicken wings (sayap ayam dengan bumbu rendaman barbeque dan saus Jack Daniel’s). Harganya berkisar antara Rp70.000 ++ hingga Rp90.000 ++. Anda juga bisa menikmati sup,antara lain, pumpkin soup ataupun Boston clam chowder dengan harga berkisar Rp55.000 ++ hingga Rp75.000 ++.

Untuk memanjakan perut anda, pilihan sandwich, burger, fajitas, pasta dan pizza siap menghentak. Tersedia B.A.T.S Burger (beef burger seberat 300 gram dengan roti burger berwijen dengan salad dan acar) ataupun cheese steak (roti hot dog dengan iga panggang seberat 175 gram dan jack cheese meleleh. Untuk hidangan klasik, anda harus mencoba sizzling fajitas, yakni fajitas ayam atau sapi disajikan di atas piring panas dengan tambahan tortilla.

Hidangan pizza terdiri dari beberapa ukuran dari 11 inchi hingga 17 inchi dengan berbagai pilihan toping. Lalu, salah satu pasta yang menjadi unggulan linguine seafood marinara. Ini pasta linguine yang disajikan bersama udang, kerang, cumi, saus tomat dan basil segar.

Untuk anda yang menggemari daging panggang, coba saja Australia's finest wagyu beef with high marbling 350 gr beef rib eye, surf & turf beef tenderloin 220 gr, king prawns, atau rangers valley 300 days grain fed beef 220 gr beef tenderloi, yang siap membuat kekenyangan dengan harga berkisar antar Rp235 ribu++ hingga Rp415 ribu ++.

Menutup santapan lebih sempurna dengan andalan genuine New York cheese cake with berry coulis ataupun hot sizzling virginia brownies served with apple mash.

B.A.T.S. yang berkapasitas 88 tempat duduk di restoran, 108 di bar utama dan 15 tempat duduk di billiard bar level satu buka setiap hari mulai pukul 17.00 – 02.00, makan malam pukul 19.00 – 22.00, dan happy hour pukul 17.00 – 19.00. B.A.T.S. siap menghentak malam anda.

Astri Istiana Ihsan