02 April 2009

Taliban Ancam Serang Washington

Sebuah pesawat perang Amerika Serikat (AS) menembakkan misil yang menewaskan setidaknya 12 orang di wilayah barat laut Pakistan, Rabu (1/4). Misil tersebut tepat menghantam markas besar kelompok militan Taliban. Taliban pun mengancam akan melakukan pembalasan dengan menyerang Washington, termasuk Gedung Putih.

"Kami akan segera melakukan serangan di Washington yang akan membuat semua orang di dunia takjub," kata pemimpin Taliban, Baitullah Mehsud.

Sebelumnya, Mehsud mengaku bahwa Taliban bertanggung jawab atas serangkaian serangan, termasuk terhadap tim kriket nasional Sri Lanka dan akademi polisi di Lahore. Pemerintah Pakistan sendiri dan CIA menudingnya sebagai dalang di balik pembunuhan mantan Perdana Menteri Benazir Bhutto pada Desember 2007, dan sejumlah serangan bom bunuh diri.

Sementara terkait dengan serangan akademi polisi, Senin (30/3) lalu, Menteri Dalam Negeri Pakistan Rahman Malik mengatakan bahwa menurut hasil investigasi awal, serangan tersebut merupakan konspirasi dari Waziristan Selatan, basis kuat Mehsud. Malik mengatakan bahwa kelompok jaringan Al Qaeda, Lashkar-e-Jhangvi, juga ikut memainkan peran.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Gordon Durguid menyatakan belum mendapat laporan apa-apa mengenai ancaman Mehsud. Duguid mengatakan akan mencermati lagi ancaman tersebut.

FBI sendiri tampaknya tidak mau terlalu ambil pusing dengan ancaman terbaru Taliban ini. Juru bicara FBI Richard Kolko mengatakan bahwa biro tersebut tidak melihat ancaman spesifik dalam waktu dekat ini yang diarahkan pada AS.

"Dia telah membuat ancaman serupa kepada AS dulu," kata Kolko.

Sementara itu, senator senior AS dari Partai Demokrat, Carl Levin mengungkapkan keraguannya terhadap rencana bantuan ekonomi AS untuk Pakistan. Menurutnya, bantuan ekonomi tidak bisa membeli stabilitas di Pakistan. Pemerintah Pakistan sendiri harus membuktikan keseriusan memberantas terorisme dan kelompok ekstremis di wilayahnya.

"Jika kita bisa membeli stabilitas, maka saya akan membelinya. Namun, saya tidak berpikir kita bisa membeli dukungan Pakistan," katanya.

Menurutnya, Pakistan harus mengubah paradigma lamanya yang melihat persoalan teroris sebagai bagian dari kepentingan AS dan Afganistan saja. Levin mengungkapkan bahwa Pakistan harus melihat perjuangan melawan operasi militas di perbatasan dengan Afganistan sebagai kepentingannya sendiri.

Astri Ihsan/Reuters/AP/AFP

Korut Abaikan Seruan Internasional

Dunia terus menekan Korea Utara (Korut) untuk menghentikan rencana peluncuran roketnya yang dijadwalkan berlangsung pada 4-8 April mendatang. Korea Selatan (Korsel), Jepang, Amerika Serikat (AS), maupun Inggris menegaskan bahwa peluncuran roket tersebut merupakan pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB, meski yang diluncurkan hanyalah satelit komunikasi.

“Apakah itu sebuah satelit atau sebuah misil, tetap saja itu merupakan pelanggaran terhadap sanksi PBB,” demikian diungkapkan Departemen Luar Negeri Korsel, Rabu (1/4).

“Kami menganggap ini sebagai sebuah pelanggaran resolusi dan hukum internasional,” diungkapkan secara terpisah oleh Departemen Luar negeri Jepang.

Perdana Menteri Jepang Taro Aso mengatakan bahwa dia siap mendukung hukuman yang akan dikeluarkan DK jika Korut meluncurkan roket. Jepang telah mengerahkan kapal perang dan interseptor misilnya di pesisir utara, yang akan menembak bagian roket apa pun yang melintasi area tersebut, demi melindungi teritorinya, namun tidak bermaksud untuk menembak roket itu sendiri.

Korut pun tampaknya “panas” dengan ancaman Jepang. Seperti dilansir Reuters dari Agen Pusat Berita Korut (KCNA), pemerintah Korut menegaskan jika Jepang mencoba untuk mengganggu satelit tersebut, maka tentara Korut akan menganggap bahwa Jepang mau memulai perang. Korut mengancam akan menghancurkan semua alat interseptor dengan perlengkapan militernya yang paling canggih.

Di Belanda, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengancam Korut akan menghadapi konsekuensi DK PBB jika peluncuran roket itu benar-benar dilakukan. Hillary pun menyatakan dukungannya terhadap rencana Jepang untuk menembak apa pun bagian roket Korut yang melintas di teritorinya. Hillary mengatakan bahwa Jepang memiliki hak untuk melindungi dan mempertahankan teritorinya dari peluncuran roket.

Dua alat penghancur AS telah diberangkatkan dari Korsel untuk memonitor peluncuran roket. Korsel juga telah menyebarkan alat penghancur Aegis-nya. Korut menuding bahwa AS dan Korut telah melakukan sekitar 190 penerbangan mata-mata di wilayah teritorinya sejak Maret ini, termasuk melintas di lokasi peluncuran, pesisir timur laut.

“Tentara kami akan dengan kejam menembak pesawat pengintai AS jika mereka mengganggu teritori dan mencampuri persiapan peluncuran satelit damai kami,” demikian diungkapkan KCNA.

Sementara, Perdana Menteri Inggris Gordon Brown dalam pertemuannya dengan Presiden Korsel Lee Myung Bak di sela-sela pertemuan G20 di London, Selasa (31/3), berjanji akan mengambil langkah atas tindakan Korut yang melanggar resolusi PBB.

AS, Jepang, dan Korsel memang tampak sangat yakin bahwa Korut tidak sekadar merencanakan peluncuran satelit komunikasi ke orbit. Ketiganya yakin bahwa peluncuran satelit komunikasi tersebut hanyalah dalih menutupi uji coba nuklir jarak jauh, Taepodong-2.

Korut memang masih berada di bawah sanksi PBB, yang melarang negara komunis tersebut melakukan aktivitas misil apa pun dan perdagangan senjata penghancur massal, setelah kegagalan Korut dalam uji coba Taepodong-2 pada Juli 2006 lalu.

Astri Ihsan/AP/Reuters

Thaksin Minta Abhisit Mundur Sebelum 13 April

Mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra menginginkan pendukung berkaus merahnya, Front Bersatu untuk Demokrasi Melawan Kedikatatoran (UDD), untuk melengserkan Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva sebelum Songkran, perayaan tahun baru Thailand. UDD diharapkan bisa menyelesaikan aksi protes mereka di Government House sebelum 13 April mendatang.

Thaksin mengimbau seluruh pendukungnya dari berbagai provinsi untuk ikut bergabung dalam aksi protes UDD di Bangkok. Menurutnya, strategi tersebut akan memberikan tekanan lebih kepada parlemen agar mau membubarkan diri segera. Tenggat waktu sengaja dipilih sebelum hari libur Songkran karena diperkirakan jumlah orang yang akan bergabung dalam aksi mungkin akan berkurang saat menyambut tahun baru Thailand tersebut.

Sementara itu, Pengadilan Sipil Thailand meminta UDD untuk melepaskan blokade secara parsial. Pengadilan meminta UDD untuk menghentikan blokade di Jalan Luk Luang, dari persimpangan Thewakam menuju Jembatan Chamai Maruchet, dan mengizinkan akses menuju Government House agar pegawai pemerintah bisa bekerja. Pemimpin UDD Jatuporn Prompan menyatakan akan mempertimbangkan permintaan itu.

Abhisit sendiri menyatakan tidak akan menggunakan cara-cara kekerasan untuk membubarkan pemrotes. Sebelum berangkat ke London untuk menghadiri pertemuan G20, Selasa (31/3), Abhisit menyatakan pemerintah akan mengambil tindakan tegas kepada para demonstran hanya jika UDD mulai melakukan pelanggaran hukum.

"Semua orang harus mengerti bahwa menggunakan tindakan tegas hanya akan dilakukan di bawah aturan hukum dan sejalan dengan aturan internasional. Tindakan tersebut hanya akan diambil jika benar-benar tak terhindarkan lagi," kata Abhisit. "Siapa yang melanggar hukum akan ditangkap segera," diungkapkan terpisah oleh Deputi Perdana Menteri Suthep Thaugsuban.

Departemen Dalam Negeri Thailand pun telah memerinthakan lembaga pemerintahan lokal, termasuk kepala desa, untuk memonitor aktivitas UDD dari dekat dan mencegah terjadinya bentrokan dengan pendukung pemerintah, Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD).

Abhisit mengatakan pemerintah tidak akan melakukan taktik yang justru akan meningkatkan ketegangan politik dan memprovokasi tindakan kekerasan. Abhisit pun merasa yakin bahwa kepergiannya ke London hingga 4 April nanti tidak akan digunakan oleh pemrotes untuk menjatuhkan pemerintah. Dia meminta masyarakat untuk percaya pada kemampuan pemerintah dalam menegakkan hukum dan menjaga ketertiban. Suthep akan menggantikan Thaksin selama kunjungan ke London.

Abhisit pun menegaskan bahwa pemerintah tidak bisa memenuhi permintaan Thaksin untuk membubarkan parlemen, menunjuk seseorang untuk bertindak sebagai mediator, dan mengamandemen konstitusi 2007. Menurutnya, reformasi politik dengan partisipasi seluruh pihak merupakan solusi terbaik.

Astri Ihsan/Bangkok Post/AFP

Singapura yang Lebih Baik

Singapura ingin menjadi negara yang lebih baik. Selasa lalu (31/3), Singapura baru saja meluncurkan kampanye untuk mempromosikan diri menjadi negara yang lebih menarik, berbahasa Inggris dengan lebih baik, serta mengimbau kepada warganya untuk menjadi lebih baik.

Gerakan ini diluncurkan oleh Singapore Kindness Movement (SKM), sebuah lembaga amal yang didanai oleh pemerintah. Untuk mendukung kampanye bertajuk "Kindness. Bring It On!" ini, SKM berencana merekrut "pasukan kebaikan" untuk membantu menyebarluaskan pesan ini ke masyarakat. Para guru pun akan diberikan pelajaran khusus mengenai kebaikan. Menurut hasil sebuah survei, sebagian besar warga Singapura menyatakan senang dengan gerakan ini.

"Kami sebenarnya masyarakat yang baik dan anggun. Tapi ada warga Singapura yang merasa malu menunjukkan spontanitas dan berbuat kebaikan," kata pimpinan SKM, Koh Poh Tiong.

Ternyata gerakan ini didasari keinginana SKM untuk menjadikan Singapura seperti Jepang. Negara tersebut dianggap memiliki keanggunan budaya, sangat sopan, dan bersahabat, sikap-sikap yang patut diteladani.

Astri Ihsan/AFP

Gara-gara Apel

Sebuah kasus sempat membingungkan petugas polisi di Warsawa, Polandia dalam tes penggunaan narkoba saat mengemudi, Senin (30/3) lalu. Polisi merasa bingung karena menemukan kandungan alkohol sebesar 0,7 unit dalam darah seorang pria. Yang membuat kasus ini menjadi aneh adalah karena pria bernama Marek Latas tersebut berkeras sama sekali tidak mengonsumsi alkohol saat mengemudi.

Latas pun merasa bingung mengapa darahnya mengandung alkohol padahal dia merasa tidak meminumnya sama sekali hari itu. Latas pun mengungkapkan kecurigaannya bahwa kandungan alkohol itu mungkin berasal dari banyaknya apel yang dimakannya hari itu.

"Saya diabetes, makanya saya memakan apel sebelum mengemudi. Saya tidak pernah terlibat kecelakaan. Saya menjalani pemeriksaan jalan rutin. Saya yakin tidak mungkin ada alhohol dalam darahku," kata Latas yang merupakan anggota parlemen dari oposisi Partai Hukum dan Keadilan.

Polisi pun tengah menginvestigasi kasus ini. Di Polandia, batas kandungan alkohol dalam darah seseorang saat mengemudi tak boleh lebih dari 0,2 unit. Di sana pula, jus apel fermentasi memang kerap digunakan untuk membuat cider, semacam minuman beralkohol yang berasal dari sari buah.

Astri Ihsan/Reuters

Strategi Baru Obama untuk Afghanistan

Presiden Amerika Serikat Barack Obama baru-baru ini mengungkapkan strategi barunya untuk Afganistan, menyusul janjinya fokus pada perang terhadap terorisme di negeri itu. Strategi baru tersebut akan memandang Afganistan dan negara tetangganya, Pakistan, sebagai kesatuan konflik. Ini karena organisasi teroris internasional Al Qaeda dan militan Taliban beroperasi di sepanjang area perbatasan antara kedua negara.

Secara spesifik, pemerintah Obama akan mengirimkan 4.000 lebih pasukan AS untuk melatih tentara Afganistan dan pasukan polisi, dan juga mengirim beberapa ratus warga sipil Amerika untuk memberi dukungan dalam sektor agrikultur dan pendidikan. AS akan menyediakan US$1,5 miliar bantuan ekonomi tahunan untuk Pakistan selama lima tahun.

Segera setelah mulai menjabat, Obama mengumumkan sebuah rencana mengirimkan 17 ribu pasukan perang tambahan ke Afganistan. Obama tampaknya ingin menggabungkan antara dukungan militer dengan bantuan sipil untuk membantu merekonstruksi negeri itu.

AS juga akan melakukan upaya-upaya diplomatik menjamin kesuksesan strateginya, termasuk melakukan pembicaraan regular tiga pihak dengan Afganistan dan Pakistan untuk melakukan kerjasama yang lebih dekat. Strategi baru Obama untuk Afganistan, yang menggabungkan antara upaya militer, sipil dan diplomatik, telah bergerak di arah yang benar.

Baik presiden Afganistan Hamid Karzai, maupun Presiden Pakistan Asif Ali Zardari menyambut baik wacana baru yang dikeluarkan Obama. Namun, yang tersulit adalah bagaimana melaksanakan strategi itu dalam sebuah cara yang bisa menjamin rekonstruksi nasional, sekaligus menghapuskan organisasi teroris di kedua negara. Perencanaan dan implementasi tindakan spesifik untuk mencapai tujuan tentu saja akan menjadi tantangan tak terhindarkan.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa perang di Afganistan saat ini justru memburuk. Jumlah korban serangan bom terus meningkat. Ini justru menimbulkan sikap antipati terhadap AS dan Eropa di tengah-tengah warga Afganistan.

Bagaimanapun, ini tidak sekadar masalah Amerika saja, tapi seluruh komunitas dunia. Kerja sama internasional sangat dibutuhkan untuk mendukung upaya pemberantasan teroris ini, sekaligus mengembalikan stabilitas di Afganistan. Strategi Obama harusnya mampu memicu putaran-putaran usaha baru di negara-negara besar untuk menawarkan gagasan-gagasan baru dan komitmen membangun perdamaian di Afganistan.

Astri Ihsan/Asahi

Jelang Pengangkatan, Najib Siap Atasi Tudingan

Setelah Najib Tun Razak resmi terpilih sebagai presiden Organisasi Nasional Malaysia Bersatu (UMNO), Abdullah Ahmad Badawi pun segera menetapkan tanggal pengunduran dirinya sebagai perdana menteri Malaysia. Badawi menyatakan akan mengundurkan diri dan menyelesaikan pengalihan kekuasaan pada Najib, Kamis 2 April mendatang.

Menjelang hari besarnya sebagai orang nomor satu di pemerintahan Malaysia, Najib menyatakan yakin bisa mengatasi berbagai tuduhan yang terus berdatangan dari partai oposisi, mulai dari tudingan minimnya kemampuan praktis Najib dalam bidang ekonomi hingga rumor pembunuhan terhadap seorang model Mongolia yang diduga sebagai kekasih gelapnya.

“Insya Allah, kami akan mengatasinya karena itu tidak benar. Itu merupakan kebohongan yang kejam dan tak berdasar. Itu dilakukan dengan bebas oleh oposisi. Saya telah membuat pernyataan, tapi mereka terus menyerang. Kami akan menanganinya,” kata Najib.

“Berikan saya sebuah kesempatan. Jangan menghakimi saya berdasarkan rumor dan tuduhan tidak berdasar. Saya akan melakukan reformasi dan membuat prubahan. Dan saya sadar bahwa rakyat berharap saya melakukan hal-hal tertentu,” katanya.

Mengenai berbagai serangan yang diluncurkan oleh kelompok oposisi, khususnya pimpinan mantan deputi perdana menteri Anwar Ibrahim, Najib mengatakan akan melakukan langkah-langkah yang lebih tegas dibanding Badawi. Najib mengatakan Anwar, yang pernah di penjara terkait kasus korupsi dan sodomi, berpura-pura menjadi sosok yang “bersih.”

“Hal yang aneh di sini adalah orang ini pernah menduduki satu kursi di pemerintahan, tapi kini setelah menjadi oposisi, dia tiba-tiba menganggap dirinya sebagai seorang malaikat dan benar-benar putih seperti bayi yang baru lahir,” kata Najib.

Najib terpilih sebagai presiden baru UMNO menggantikan Badawi Kamis (26/3) pekan lalu. Dengan posisi barunya tersebut, otomatis Najib akan maju sebagai perdana menteri Malaysia berikutnya. UMNO merupakan partai utama dam koalisi Barisan Nasional yang menguasai Malaysia sejak merdeka dari Inggris, 51 tahun lalu.

Partai ini kerap disandingkan dengan citra arogan dan korup. Hasil yang buruk dalam pemilu tahun lalu, dimana koalisi harus kehilangan sepertiga kursinya di parlemen, membuat koalisi sempat terguncang. Namun, dengan dukungan dari mantan perdana menteri Mahatir Muhammad dan Badawi, Najib yakin bisa memperkuat kesatuan partai. Najib juga berjanji akan melakukan reformasi besar-besaran dan memperbaiki citra partai.

Astri Ihsan/Reuters/AFP/Bernama

KTT Arab Digelar, Dukungan terhadap Bashir Menguat

Konferensi Tingkat Tinggi Arab (KTT Arab) digelar di Doha, Qatar, Senin (30/3). Serangkaian agenda akan dibahas, termasuk mengenai dukungan kepada Presiden Sudan Omar Hassan Al-Bashir terkait surat penangkapan yang dikeluarkan Pengadilan Pidana Internasional (ICC), konflik Palestina-Israel, dan meluasnya pengaruh Iran.

Presiden Yaman Ali Abdallah Saleh mengingatkan bahwa dengan mengizinkan Bashir untuk diadili, hal itu akan menjadi contoh yang berbahaya. Menurutnya, negara-negara Arab tak boleh tinggal diam dan membiarkan saja penangkapan itu dilakukan. "Negara-negara Arab tidak boleh diam saja, setelah Saddam dan Al-Bashir, berikutnya adalah giliran mereka," kata Saleh.

Hal serupa juga diungkapkan Amr Moussa, Sekretaris Jenderal Liga Arab. Moussa mengimbau para pemimpin dari 22 negara Liga Arab untuk mengadopsi deklarasi penolakan dan tuduhan ICC terhadap Bashir. Moussa justru menuding ICC "pilih kasih" karena hanya fokus pada persoalan Sudan, sementara serangan Israel ke Gaza yang jelas-jelas melanggar hukum internasional dibiarkan begitu saja.

"Di Sudan, tuduhan diarahkan kepada presiden yang menjalankan kekuasaannya dan penangkapannya akan menciptakan konsekuensi besar terhadap stabilitas negara. Sementara di Gaza, ini jelas-jelas merupakan kasus okupasi militer dan penyerangan warga sipil," katanya.

ICC mengeluarkan surat penangkapan kepada Bashir pada 4 Maret lalu, menuduhnya melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan karena mendalangi kekejaman di Darfur, dengan melakukan pembunuhan, perkosaan, dan penyiksaan.

"Saya mengerti bahwa Liga Arab layaknya sebuah keluarga. Tapi saya harap mereka akan mengatakan kepada saudara mereka untuk menghentikan kejahatannya. Menurut saya ini adalah tanggung jawab besar bagi pemimpin Arab untuk menyelesaikan persoalan di Sudan sekarang," kata kepala jaksa penuntut ICC, Luis Moreno Ocampo.

Bashir sendiri tampak tak peduli dengan surat penangkapan tersebut. Meski terancam bisa ditangkap sewaktu-waktu, Bashir tetap melakukan kunjungan ke Eritrea, Mesir, dan Libya. Bashir juga tiba di Qatar untuk mengikuti KTT Arab ini pada Minggu (29/3).

Sementara itu, seorang sosiolog Libanon, Dalal El-Bizri mengungkapkan bahwa sikap Liga Arab untuk mendukung Bashir, mengabaikan ICC, serta berulang kali mengutuk Israel atas serangan di Gaza hanya akan menempatkan para pemimpin Arab dalam kesulitan.

"Mereka hanya akan mendiskreditkan diri mereka sendiri jika mereka mendukung Bashir dan mengecam represi Israel terhadap rakyat Palestina dan kehancuran di Gaza. Itu adalah standar ganda," katanya.

Yang ganjil dari pertemuan ini adalah absennya pemimpin Mesir dan Arab Saudi, sementara Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dan sejumlah tokoh penting Hamas ikut hadir. Liga Arab tampaknya memang terbelah dua dalam sejumlah persoalan, khususnya mengenai serangan Israel ke Gaza dan pengaruh Iran yang dianggap semakin meluas.

Pemimpin Arab Saudi dan Mesir, yang didominasi kelompok Fatah, melihat Iran-lah yang berada di balik kekuatan Hizbullah di Libanon dan Hamas di teritori Palestina. Meluasnya pengaruh Iran dikhawatirkan akan menjadi ancaman bagi negara Arab lainnya.

Sementara, negara-negara Arab yang memiliki hubungan baik dengan Iran, seperti Suriah dan Qatar, justru mendukung pandangan bahwa kebijakan Hizbullah dan Hamas merupakan respons yang sah terhadap Israel. Mereka juga mengkritik peran Hamas yang tampak mencari posisi aman bagi diri sendiri dalam konflik Palestina-Israel.

Astri Istiana Ihsan/Reuters/AP/Al Jazeera/Bloomberg

Menjerakan Para Remaja Nakal

Untuk menjerakan para remaja yang sering berkeliaran di wilayah perumahan, warga Mansfield, London, memiliki cara uniknya sendiri. Ketimbang harus terus-menerus menegur tapi tetap saja diabaikan, warga menggunakan cara jitu lainnya, yakni memberikan garis berkilau berwarna merah muda untuk menandai jerawat para remaja yang kedapatan berkeliaran.

Marianne Down dari Perumahan Layton Burroghs mengatakan kepada harian Chad bahwa cara itu ternyata mampu untuk menjerakan para remaja yang sering berkeliaran. Garis merah muda penanda jerawat yang kerap digunakan para ahli kulit tersebut mampu mencegah para remaja untuk berkumpul-kumpul dengan tujuan yang tidak jelas. Para remaja merasa malu dan tidak keren jika wajah mereka dihiasi garis berkilau tersebut.

"Kami selama ini memiliki masalah dengan banyaknya anak muda yang berkumpul di jalan untuk minum-minum. Kami merasa agak terintimidasi. Namun, garis merah muda itu kini membuat perubahan. Mereka sekarang jarang berkumpul dan kami merasa lebih aman bila berjalan di malam hari," katanya.

Untuk masa percobaan, cara tersebut memang dianggap berhasil. Tapi warga Mansfield masih ingin melihat keefektifannya di kemudian hari. Mungkin saja para remaja sekarang masih malu bila ada garis merah muda di wajah mereka, tapi nanti mereka juga mungkin akan menganggap itu sebagai bahan lelucon saja.

Astri Ihsan/AFP

Situasi Zimbabwe

Pemerintahan baru di Zimbabwe saat ini belumlah ideal. Robert Mugabe masih menjadi presiden, meskipun kalah dalam pemilu tahun lalu. Pengikut setianya masih memegang posisi-posisi penting, seperti di militer, menteri kehakiman, dan pos-pos kunci lainnya yang masih memungkinkan mereka menangkap dan mengintimidasi lawan politiknya.

Untungya, mantan pemimpin oposisi yang kompeten kini juga menjalankan kementerian yang cukup penting, seperti kesehatan, pendidikan, dan keuangan. Para reformis ini menjanjikan peningkatan hidup bagi warga Zimbabwe yang telah lama menderita.

Amerika Serikat (AS) dan Eropa dapat membantu mereka untuk memenuhi janji-janji tersebut dengan menyediakan peningkatan sumber daya keuangan. Ekonomi Zimbabwe sendiri ambruk selama beberapa dekade dengan kebijakan Mugabe yang buruk, menghancurkan nilai mata uang, melumpuhkan sektor agrikultur, pertambangan dan industri, serta melenyapkan jutaan nyawa karena epidemi dan kelaparan.

Sumber daya baru harus dikemas dengan cara-cara yang bisa menjamin bahwa itu digunakan sesuai dengan tujuannya. Dan tanpa sanksi terhadap Mugabe dan sekutu-sekutunya, hal itu mudah saja dibalikkan. Tantangannya adalah menjaga Mugabe tidak lagi melakukan kejahatan, sementara di sisi lain juga menyedikan bantuan untuk jutaan korban bencana akibat kesalahan kepemimpinan.

AS dan Eropa melakukan tindakan benar dengan membatasi perjalanan dan membekukan aset Mugabe dan kroni-kroninya. Mereka dilarang melakukan perdagangan dengan para pengusaha dan perbankan, yang akan digunakan untuk membiayai aparatur yang represif.

Washington juga telah menghentikan bantuan pembangunan langsung kepada Pemerintah Zimbabwe. AS lebih memilih mengirimkan bantuan kemanusiaan yang disalurkan melalui lembaga internasional dan swasta. Bantuan tersebut digunakan untuk membayar pengiriman darurat, seperti pangan, obat-obatan, dan air bersih.

Selama 18 bulan terakhir, Zimbabwe terus dilanda epidemi kolera. Bantuan Amerika sendiri bernilai lebih dari US$250 juta. Bantuan tersebut sekarang harus diperluas untuk menjangkau segi-segi kehidupan rakyat lainnya, seperti benih, pupuk, sistem perairan, dan limbah. Zimbabwe pada akhirnya harus mampu berdiri di atas kakinya sendiri.

Setidaknya untuk sekarang, bantuan Amerika harus terus disalurkan dengan tidak langsung kepada Pemerintah Zimbabwe. Peningkatan bantuan kemanusiaan dapat memberi ruang bagi Zimbabwe untuk membiayai gaji para guru, dokter, dan pelayanan sipil penting lainnya. Jika pemerintah mau memanfaatkan kesempatan itu dengan baik, mungkin akan ada saatnya untuk kembali membuka diskusi mengenai bantuan langsung.

Astri Ihsan/NY Times

Nenek Push Up 100 Kali per Menit

Jangan pernah mengabaikan kemampuan orang yang sudah berusia lanjut. Meskipun tua, tak berarti kemampuan dan semangatnya kalah dibanding yang masih muda. Bahkan, bisa saja orang usia lanjut justru lebih tangguh ketimbang anak-anak muda.

Seperti seorang perempuan berusia 63 tahun di distrik Wenjiang, Kota Chengdu, ibu kota Provinsi Sichuan, China, bernama Huang Tianleng. Jangan pernah meremehkannya. Usia boleh sudah lanjut, tapi soal kemampuan fisik, dia bahkan lebih kuat dibanding banyak orang yang berusia jauh lebih muda. Huang mampu melakukan push up sebanyak 97 kali hanya dalam waktu 60 detik.

Kemampuan ini tidak didapatkannya begitu saja, melainkan dengan berlatih giat selama bertahun-tahun. Sejak 2002, Huang rutin melakukan olahraga, termasuk push up selama satu hingga dua jam setiap pagi.

Usut punya usut, ternyata Huang rutin melakukan push up karena berambisi untuk menantang seseorang. Ada seorang pria bernama Wang Jiyue di kotanya yang bisa melakukan push up sebanyak 100 kali dalam waktu satu menit dan Huang sangat ingin mengalahkan rekornya.

Astri Ihsan/Xinhua

Ramalan Perceraian Menurut Matematika

Mungkin tak pernah terpikirkan bahwa banyak hal di dunia ini yang ternyata bisa diramalkan dengan model matematika. Seperti yang dilakukan seorang ahli matematika asal Inggris. Kini dia tengah sibuk membuat formula menurut model matematika yang bisa memprediksi apakah pasangan akan menghabiskan hidup mereka bersama sampai tua ataukah mengakhiri pernikahan mereka dengan perceraian.

Dalam presentasinya di hadapan Royal Society di London, Kamis (26/3), profesor matematika dari Universitas Oxford bernama James Murray ini mengatakan bahwa formula uji cobanya telah berhasil memprediksi apakah pasangan akan bercerai atau tidak. Akurasinya 94 persen dari penelitian yang dilakukan terhadap 700 pasangan.

Sebagai bagian dari penelitian, Murray dan timnya merekam diskuasi pasangan yang baru menikah mengenai isu-isu penting, seperti uang dan seks, dalam waktu 15 menit. Setiap pernyataan diberikan nilai tersendiri. Pernyataan dengan humor atau ungkapan kasih diberikan skor positif, sementara yang dengan kemarahan diberikan skor negatif. Skor akhir akan digunakan untuk mengidentifikasi apakah hubungan tersebut akan mampu bertahan atau justru bercerai.

Astri Ihsan/AFP

Kelompok Bersenjata Serang Akademi Polisi Pakistan

Kelompok bersenjata menyerang sebuah akademi pelatihan polisi di wilayah timur Pakistan, dekat dengan kota Lahore, Senin (30/3). Jumlah korban pun masih simpang siur dan belum ada keterangan resmi. Ada yang menyebut delapan orang tewas dan lebih dari 20 personil polisi mengalami luka-luka. Ada pula yang menyebut 20 orang tewas dan setidaknya 50 orang mengalami luka-luka. Kelompok bersenjata memasuki akademi polisi tersebut dengan menyamar sebagai petugas polisi.

“Beberapa pria bersenjata memasuki lokasi, melemparkan granat tangan dan mulai menembak. Mereka menyerang dari empat penjuru saat polisi sedang melakukan latihan rutin pagi mereka,” ujar salah seorang agen intelijen.

Menurut Kepala Polisi Lahore, Haji Habibur Rahman, pelaku penyerangan Pusat Pelatihan Polisi Manawan yang terletak berdekatan dengan perbatasan India ini diperkirakan berjumlah enam hingga sepuluh orang. Sempat pula terjadi aksi balas-membalas serangan yang berlangsung sekitar satu jam. Polisi lalu mendapatkan bantuan dari pasukan paramiliter.

Serangan ini terjadi setelah belum genap sebulan kelompok bersenjata juga menyerang tim kriket nasional Sri Lanka di kota Lahore. Serangan itu menewaskan enam orang petugas polisi dan seorang pengemudi bus, serta melukai sejumlah pemain. Sementara 14 anggota kelompok penyerang berhasil melarikan diri.

Belum ada keterangan resmi mengenai kelompok yang berada di balik serangan ini. Namun, kecurigaan masih mengarah pada kelompok militan Islam yang terkait jaringan al-Qaida dan Taliban. Pelaku tampaknya memiliki pola yang sama dengan serangan terhadap tim kriket nasional Sri Lanka pada awal Maret dan serangan di Mumbai akhir tahun lalu. Pelaku penyerangan bersenjata berat, menggunakan tas punggung, dan mengincar wilayah-wilayah padat.

Guncangan terbaru ini semakin menguatkan citra Pakistan yang rapuh dan rentan dengan berbagai aksi kekerasan. Berbagai kritik dan kecaman terus pula diarahkan ke pemerintah Pakistan yang dianggap gagal menyediakan keamanan dan perlindungan bagi warganya, maupun warga asing yang berkunjung ke Pakistan.

Pemerintah Pakistan pimpinan Asif Ali Zardari justru lebih sibuk membendung serangan-serangan personal yang diarahkan padanya, serta mengurusi pertikaiannya dengan oposisi, khususnya Liga Muslim Pakistan-N (PLM-N) pimpinan Nawaz Sharif.

Banyak pihak yang mengkhawatirkan bila pertikaian antara pemerintah dan oposisi terus berlanjut, kesempatan tersebut akan digunakan oleh kelompok militan untuk terus berulah. Serangan yang dilakukan oleh kelompok militan semakin gencar terjadi di Pakistan sejak pertengahan 2007. Pasukan keamanan, gedung pemerintah dan kelompok Barat kerap menjadi sasaran.

Astri Ihsan/Reuters/AP/BBC/Al Jazeeera

Panegran William Ingin Ikut Perang di Afghanistan

Dalam hal pengalaman, Pangeran William dari kerajaan Inggris tampaknya tak ingin jauh tertinggal dari sang adik, Pangeran Harry. Setelah Harry sempat mengguncang media di seluruh dunia karena akhirnya ketahuan ikut bertugas militer di Afganistan tahun lalu, kini Pangeran William pun menyatakan keinginannya untuk ikut perang di wilayah konflik tersebut.

Menurut pengakuannya kepada sebuah harian terlaris di Inggris, The News of the World, pangeran berusia 26 tahun yang kini mengikuti pelatihan untuk menjadi pilot helikopter militer ini, menyatakan niatnya untuk ikut bertempur di Afganistan.

“Saya sangat ingin melakukan apa yang Harry telah lakukan di Afganistan. Itulah mengapa kami dilatih. Kami ingin berada di garis depan. Jujur, saya agak cemburu dengan Harry. Semoga, saya akan mendapat giliran,” katanya belum lama ini.

Keinginan William untuk ikut berperang di Afganistan semakin kuat setelah dia pernah mendapat kesempatan merasakan kehidupan militer di Afganistan, meski hanya dengan melakukan perjalanan selama 30 jam ke Markas Udara Kandahar dan Qatar pada April 2008. Willian sendiri telah lulus sebagai tentara pada Desember 2006 dan kini dilatih sebagai pilot penuh waktu di Pasukan Udara Kerajaan (RAF).

Namun, tampaknya keinginan William itu sulit terlaksana. Sebelumnya, Harry yang bergabung dengan tentara Inggris di Afganistan selama 77 hari harus ditarik kembali ke Inggris. Pengiriman keluarga kerajaan di wilayah konflik dianggap sangat sensitif untuk menjadi incaran para pemberontak ataupun meningkatkan risiko bagi rekan-rekan militer yang bertugas bersama mereka.

Astri Ihsan/AFP

Menu Rumahan di Luar Angkasa

Berada di luar angkasa dengan situasi mencekam dan peralatan serba canggih, mungkin membuat para astronot kangen akan kenyamanan rumah atau setidaknya makanan yang biasa di sajikan di rumah. Ini pulalah yang menjadi pertimbangan para ilmuwan India yang mencoba mengembangkan makanan khas India, Kare, yang cocok disantap saat berasa di luar angkasa.

India memang sedang gencar mengembangkan program luar angkasanya. Dua personil angkatan udara India akan diluncurkan ke orbit dalam proyek ambisius bernilai 2,5 miliar dolar. Sejalan dengan itu, Dr AS Bawa, direktur Laboratorium Penelitian Makanan Pertahanan (DFRL) di Mumbai, Jumat (27/3), mengatakan bahwa ilmuwan makananpun mulai mengidentifikasi makanan-makanan apa yang akan membuat para astronot merasa bagai di rumah saat mereka meluncur ke ruang angkasa.

Makanan tersebut akan dibuat dalam bentuk kering agar ringan dan praktis. Sejauh ini para ilmuwan sudah mencoba membuat kari ayam ataupun daging domba, juga bayam, kacang polong dan jamur. Yang sedang dipikirkan saat ini adalah bagaimana mengemas makanan itu sepraktis mungkin dan bisa dimakan tanpa perlu menggunakan sendok.

Bawa mengakui bahwa makanan itu mungkin tidak akan segurih ataupun sepedas yang biasa dihidangkan di bumi. Semua produk makanan luar angkasa tersebut harus mudah dicerna dan tidak akan menimbulkan gangguan di perut astronot.

Astri Ihsan/AFP

Pertemuan G20

Group of 20 (G20) akan mengadakan pertemuan di London minggu ini. Para pemimpin politik negara-negara G20 akan duduk bersama dan membahas buruknya situasi ekonomi dunia. Ini merupakan kesempatan besar bagi G20 untuk mengesankan seluruh dunia. G20 tidak hanya menghadapi pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan terkait krisis finansial, tapi juga melakukan tindakan terhadap anggota kelompok yang melakukan pelanggaran proteksi dan menjadi ancaman hancurnya perdagangan internasional.

Seperti tergambar dalam pertemuan pendahulu, tampaknya akan banyak perbedaan opini yang terjadi. Apa yang akan segera kita ketahui adalah apakah G20 memiliki kekuatan untuk memperdebatkan perbedaan ini dengan jujur, dan kemudian mencapai kesepakatan mengenai langkah-langkah apa yang akan diambil untuk memperbaiki dan mengatasi krisis dunia.

Akan menjadi berita buruk bila Amerika Serikat, Inggris, China, India, Korea dan pemimpin ekonomi lainnya tidak bisa menemukan kata sepakat mengenai bagaimana menghadapi dan mereformasi ekonomi dunia yang sedang tenggelam.

Faktanya mengerikan. Organisasi Perdagangan Dunia minggu lalu melaporkan bahwa untuk pertama kalinya dalam 27 tahun terakhir perdagangan dunia tidak meluas. Tahun ini Perdagangan internasional akan turun sebesar sembilan persen. Dampaknya pun buruk. Pabrik-pabrik tutup dan memecat pekerjanya.

Semangat proteksionisme pun berkobar, sejalan dengan semakin maraknya pembajakan properti intelektual. Presiden Amerika Serikat Barack Obama melakukan pertemuan internasional pertamanya sembari berkampanye “Buy American.” Rusia menambah rintangan terhadap kendaraan impor.

Perdebatan hebat tampaknya akan terjadi antara desakan Obama mengenai rencana stimulus bernilai triliunan dolar dengan keinginan Eropa untuk lebih ekonomis. Ada risiko besar pertemuan G20 akan diwarnai dengan kemacetan dan stagnansi terkait berbagai perbedaan yang tidak bsa direkonsiliasi hanya dalam tiga hari. Penting bagi G20 untuk bekerja pada masalah-masalah yang bisa diselesaikan, seperti lapangan kerja dan perdagangan.

Mustahil untuk melindungi industri lokal dalam dunia yang terglobalisasi. G20 harus mampu mengatasi, mengecam dan bertindak terhadap penghalang perdagangan lintas batas. Lebih dari isu apapun, seperti regulasi perbankan ataupun pendanaan IMF, perdagangan adalah hal tercepat yang akan membantu dunia keluar dari resesi.

Astri Ihsan/Bangkok Post

Padam Hingga Antartika

Dari Jembatan Harbour dan Opera House di Sidney hingga piramida di Mesir, Empire State Building di New York hingga Stadion Bird Nest dan Water Cube di Beijing, dari Antartika hingga Menara Eiffel di Paris, sebanyak 4.000 kota di 88 negara memadamkan lampu selama satu jam pada Sabtu (28/3).

Gerakan memadamkan lampu yang berlangsung selama satu jam mulai pukul 20.30 di setiap zona waktu di seluruh dunia ini disponsori oleh World Wildlife Fund sebagai simbol penghematan energi dan pemangkasan emisi gas rumah kaca untuk mencegah ancaman akibat terjadinya perubahan iklim.

Dimulai dari menara Sky di Auckland, Selandia Baru, ribuan orang berkumpul di sekitar landmark tersohor dunia tersebut untuk melihat pemadaman lampu. Dua jam setelah Selandia Baru, Jembatan Harbour dan Opera House di Sidney pun menyusul gelap. Begitu pula stasiun penelitian di Antartika hingga McDonald di seluruh dunia ikut memadamkan lampu.

Indonesia pun tak mau ketinggalan. Lima ikon utama di Jakarta ikut memadamkan lampu mulai pukul 20.30 hingga 21.30, yakni di Bundaran Hotel Indonesia dan air mancurnya, Monas dan air mancurnya, Gedung Balai Kota, Patung Pemuda, dan Air mancur Arjuna Wiwaha.

Keseluruhan, 371 landmark di seluruh dunia memadamkan lampu, termasuk Menara Eiffel, Air Terjun Niagara, pusat permainan kasino di Las Vegas hingga House of Parliament di Inggris, Menara Petronas di Malaysia, St Peter’s Basilica di Roma hingga Acropolis di Athena. Honolulu menjadi negara terakhir yang memadamkan lampunya.

Gerakan semacam ini dimulai di Australia pada 2007, ketika sekitar 2,2 juta orang dengan rela mematikan lampu mereka. Pergerakan ini menyebar ke 400 kota pada tahun lalu dan menyebar ke 3.929 kota di seluruh dunia di tahun ini.

“Ini sangat positif, kampanye penuh harapan. Kami ingin agar orang-orang berpikir, bahkan hanya untuk satu jam, apa yang mereka bisa lakukan untuk menurunkan jejak karbon mereka,” kata direktur utama Earth Hour Andy Ridley.

Ridley mengatakan bahwa pada awalnya krisis ekonomi global dianggap akan menurunkan antusiasme untuk mengikuti gerakan Earth Hour, namun ternyata respon dari seluruh dunia sangat positif. Dia berharap, gerakan ini dapat mengirimkan pesan pada para pemimpin dunia mengenai pentingnya pemangkasan emisi.

“Earth Hour selalu menjadi kampanye positif. Ini selalu menjadi pesta jalanan, bukannya protes jalanan. Ini merupakan gagasan mengenai harapan, bukannya keputusasaan,” kata Ridley.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pun ikut mendukung program penyelamatan bumi ini. Dalam sebuah pesan video do YouTube, Ban menggambarkan acara ini sebagai sebuah cara bagi warga dunia mengirimkan pesan jelas bahwa mereka ingin menindaki perubahan iklim.

Emisi gas rumah kaca meningkat pesat hingga 70 persen sejak 1970an. Ini disalahkan sebagai salah satu faktor utama perubahan iklim, yang menimbulkan berbagai dampak bagi dunia seperti pemanasan global, banjir, kekeringan, gelombang panas, naiknya air laut, hingga kepunahanan flora dan fauna.

Astri Ihsan/Reuters/AP/Times Online

Turki Gelar Pemilu Lokal

Turki menggelar pemilihan umum lokal di seluruh wilayahnya, Minggu (29/3). Pemilu ini akan menjadi indikator dukungan bagi partai berkuasa, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) pimpinan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan.

Menurut sebuah hasil polling opini publik, AKP terlihat berupaya untuk memperkuat basis kekuatannya. Tidak hanya untuk menangkal serangan dari partai oposisi utama, Rakyat Republikan Nasionalis, namun juga karena pemerintah tengah di hadang berbagai persoalan-persoalan penting yang cukup menurunkan popularitasnya. Seperti meningkatnya angka pengangguran, melambatnya ekonomi, serta serangkaian tuduhan korupsi yang dialamatkan ke AKP.

Isu penting lain yang banyak mendapat sorotan publik dan menjadi agenda prioritas pemerintahan Turki saat ini, yakni mengenai proses pengajuan Turki untuk bergabung dalam keanggotaan Uni Eropa dan rencana untuk mengamandemen konstitusi. Rakyat juga banyak yang memberikan perhatian pada persoalan alokasi dana pajak untuk meningkatkan kualitas kehidupan mereka.

Banyak pengamat politik memprediksikan bahwa AKP masih akan memegang kendali dalam pemilu kali ini. Erdogan pun berharap bahwa pemilu kali ini memberikan hasil yang lebih baik bagi partainya ketimbang pemilu sebelumnya. Namun, tak bisa dipungkiri, kedudukan oposisi pun semakin menguat di mata rakyat.

Pada 2007, AKP meraih kemenangan besar dalam pemilu dengan meraih 47 persen suara, serta mengendalikan dua kota besar utama di Turki, yakni Ankara dan Istanbul. Sementara oposisi menguasai kota yang terletak di sebelah barat Turki, Izmir.

AKP juga tampaknya berusaha menarik simpati para pemilih warga Kurdi di wilayah barat daya Turki, Diyarbakir. Kota tersebut merupakan wilayah konflik berkepanjangan antara otoritas Turki dan pemberontak Kurdi. Pemerintah berusaha membujuk warga Kurdi dengan meluncurkan stasiun televisi berbahasa Kurdi.

Pemerintah menyatakan bahwa itu salah satu upaya untuk memenuhi janji mengakomodir hak-hak rakyat Kurdi, yang selama ini menjadi pendukung setia Partai Masyarakat Demokratis Kurdi (DT)

Namun, upaya pemerintah tersebut tampaknya belum berhasil menarik hati rakyat. Akin Birdal Istanbul, kandidat dari DTP, mengungkapkan keyakinanya bahwa tindakan-tindakan pemerintah tersebut tidak akan mengoncangkan loyalitas pendukung DTP.

“Rakyat Kurdi tahu bahwa ini adalah taktik untuk mendapatkan suara mereka. Padahal hingga sekarang, harga yang mahal dan kesakitan dibayar oleh kami demi mendapatkan hak. Jadi kenapa pemerintah melakukan ini sekarang?” katanya.

Astri Ihsan/AFP/Al Jazeera

Aksi UDD Berlanjut

Aksi kelompok antipemerintah Front Bersatu untuk Demokrasi Melawan Kediktatoran (UDD) di Thailand masih terus berlanjut, Minggu (29/3). Mantan Perdana menteri Thaksin Shinawatra tampaknya terus berusaha membakar sentimen kelompok pendukungnya tersebut dengan mengimbau lebih banyak orang bergabung dan ikut berunjuk rasa untuk melengserkan pemerintah.

“Anda tidak perlu datang ke Bangkok, cukup lakukan aksi di seluruh negeri dengan damai,” kata Thaksin, buronan yang kabur dari vonis dua tahun penjara atas kasus penyalahgunaan kekuasaan ini.

Menanggapi aksi protes yang telah menduduki Government House empat hari tersebut, Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva kembali memperlihatkan sikap tenangnya. Abhisit menyatakan bahwa pemerintah mengizinkan UDD untuk melakukan protes sebanyak yang mereka mau, asalkan tidak mengganggu kerja pemerintah untuk menyelesaikan masalah-masalah rakyat.

Vejjajiva pun menolak imbauan Thaksin agar membubarkan parlemen dan menyelenggarakan pemilihan umum. Abhisit juga mengatakan tak mengerti apa yang sebenarnya diinginkan oleh Thaksin. Awalnya, Thaksin menginginkan amandemen konstitusi, namun kini menginginkan pembubaran parlemen.

Menurut perdana menteri lulusan Universitas Harvard ini, tindakan tersebut bukanlah cara untuk mengakhiri kebuntuan politik di Thailand. Abhisit mengatakan bahwa satu-satunya solusi untuk mengakhiri pertikaian politik yang telah berlangsung berbulan-bulan ini adalah dengan melakukan proses rekonsiliasi nasional.

“Setiap sektor harus bekerja sama untuk menemukan sebuah solusi bagi negara. Itulah yang terbaik,” katanya.

Thaksin sendiri tak kunjung lelah menyerang pemerintahan Abhisit. Dalam video pidato di hadapan ribuan pendukung berkaos merahnya, Thaksin menuding bahwa langkah-langkah penyelamatan ekonomi yang dilakukan pemerintah Thailand saat ini merupakan tiruan kebijakan yang dilakukannya semasa menjabat.

Serangan Thaksin pun dibalas oleh kubu Abhisit. Panitan Wattanayagorn, deputi sekretaris jenderal perdana menteri, mengatakan bahwa tak ada yang baru dalam pidato Thaksin. Menurutnya, Thaksin hanya fokus pada persoalan-persoalan personal ketimbang memberikan masukan mengenai bagaimana mengatasi situasi ekonomi saat ini.

Pemimpin UDD, Nattawut Saikua mengungkapkan bahwa aksi ini akan terus berlanjut, walaupun akan memakan waktu berbulan-bulan, hingga pemerintah memenuhi tuntutan mereka untuk membubarkan parlemen dan menggelar pemilu. UDD juga mengancam akan melakukan aksi jika polisi berupaya membubarkan mereka. Namun, kelompok ini menegaskan tidak akan menduduki bandara.

“Kami akan bertahan tanpa batas waktu. Jika polisi menggunakan kekuatan terhadap kami, maka kelompok berkaos merah di setiap provinsi akan mengepung gedung-gedung pemerintahan provinsi,” katanya.

Astri Ihsan/Bangkok Post/AP

Aksi Protes Menyambut Pertemuan G20

Meski diharapkan bisa meredakan krisis ekonomi yang tengah melanda dunia saat ini, namun pertemuan Group of 20 (G20) yang akan dilaksanakan di London pada awal April mendatang ternyata tak luput dari kecaman dan aksi protes.

Menjelang penyelenggaraan pertemuan G20 yang akan membahas persoalan ekonomi dan dihadiri oleh para pemimpin dunia, termasuk Presiden Amerika Serikat Barack Obama, sekitar sepuluh ribu orang melakukan aksi unjuk rasa di London. Mereka mengungkapkan kemarahan mereka atas kerugian yang diderita akibat krisis finansial yang telah terjadi sejak pertengahan tahun lalu.

“Gagasan-gagasan lama mengenai pasar bebas yang tidak diatur ternyata tak bisa bekerja, dan justru membawa ekonomi dunia semakin dekat dengan kehancuran, gagal untuk memerangi kemiskinan, dan sangat kecil berkonstribusi terhadap bergeraknya ekonomi karbon rendah,” kata Brendan Barber, Sekretaris Jenderal Kongres Serikat Perdagangan.

“Saya tidak peduli dengan apa yang terjadi di G20. Kami tidak membutuhkan bantuan mereka,” kata salah seorang pemrotes.

Aliansi dari sekitar 150 organisasi, termasuk, perserikatan, lembaga amal, dan kelompok lingkungan bergabung dalam aksi itu. Mereka menuntut penyelamatan lapangan kerja, menciptakan sebuah ekonomi baru dengan karbon rendah, serta memberlakukan pengetatan aturan dalam sektor keuangan.

Aksi serupa juga terjadi di sejumlah ibukota negara-negara Eropa, termasuk di Jerman, Italia dan Perancis. Di Roma, sekitar 6.000 pemrotes yang terdiri dari pelajar dan aktivis sayap kiri melakukan aksi dengan melemparkan telur dan bom asap, serta menorehkan cat merah ke sejumlah bank, perusahaan asuransi, dan agen-agen pertanahan. Sekitar 6.500 orang juga melakukan aksi di Wina, sementara ribuan orang juga mengelar protesnya di Berlin dan Frankfurt.

Menanggapi aksi ini, Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengimbau pada para pemrotes G20 tersebut untuk memberikan kesempatan kepada pemerintah menangani krisis ekonomi. Dalam pertemuan pendahulu G20 di Chili, Biden mengungkapkan bahwa para kepala negara akan menyetujui proposal untuk meredakan krisis dalam pertemuan G20 mendatang.

“Saya berharap para pemrotes akan memberikan kami sebuah kesempatan, mendengarkan apa yang akan kami katakan dan semoga kami dapat menjelaskan kepada mereka bahwa kami akan melangkah dari pertemuan G20 ini dengan sejumlah proposal-proposal konkret,” kata Biden.

Di tempat yang sama, hal serupa juga diungkapkam oleh Perdana Menteri Inggris Grodon Brown, yang akan menjadi tuan rumah pertemuan G20.

“Aksi yang terjadi di London hari ini dapat saya mengerti, dan kami akan meresponnya pada G20 dengan tindakan-tindakan yang akan membantu menciptakan lapangan kerja, menstimulasi dunia usaha dan menggerakkan ekonomi,” katanya.

Astri Ihsan/BBC/AFP

Dmitry Medvedev Terbangkan Sukhoi-34

Presiden Rusia Dmitry Medvedev tampaknya memiliki minat dan bakat lain selain di politik dan pemerintahan. Menghabiskan waktu senggangnya yang terbatas, Medvedev pun mencoba pengalaman baru dengan menerbangkan pesawat perang Sukhoi-34 selama 30 menit, akhir pekan lalu (28/3).

Stasiun televisi Rusia memperlihatkan Medvedev mengenakan pakaian terbang pilot dan helm saat memasuki barak udara Kabinka, di dekat wilayah Moskow. Tak lama kemudian, sang presiden ini pun terlihat telah berada di balik kursi kokpit dan bersiap menerbangkan pesawat. Sebelumnya, mantan presiden yang kini menjadi perdana menteri Rusia, Vladimir Putin, pernah melakukan hal serupa.

Menerbangkan Sukhoi-34 ini, tampaknya menjadi pengalaman tak terlupakan bagi Medvedev. Saat ditanyai bagaimana perasaannya seusai menerbangkan pesawat perang tersebut, Medvedev tampak kehabisan kata-kata.

“Ini membawa perasaan yang fantastik. Sekadar kata-kata tidak dapat menyampaikan perasaan ini,” kata Medvedev, seusai mendaratkan Sukhoi sekitar setengah jam kemudian.

Sebagai seorang mantan pengacara korporat, Medvedev memang sama sekali tak memiliki latar belakang militer. Dia juga jarang menunjukkan ketertarikan berlebih terhadap peralatan militer. Namun, sesuai janjinya untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pasukan bersenjatanya, Medvedev tampaknya ingin terjun langsung merasakan bersentuhan dengan salah satu aktivitas militer ini.

Astri Ihsan/Reuters

Pilih yang Dalam Negeri Saja..

Bila kebanyakan orang bermimpi untuk bekerja di perusahaan asing raksasa berteknologi tinggi ataupun multinasional, ternyata tidak demikian dengan kaum muda di Rusia. Menurut sebuah polling yang dilakukan majalah Trud dan dipublikasikan pada Jumat (27/3) lalu, kaum muda Rusia justru lebih memilih untuk bekerja di perusahaan dalam negeri ataupun pemerintah.

Menurut hasil poling yang dilakukan terhadap kelompok umur 16-26 tahun ini, tujuh dari sepuluh pekerjaan yang paling didambakan oleh pelajar di Rusia, yakni di kantor pemerintahan ataupun perusahaan yang dijalankan negara. Perusahaan gas nasional, Gazprom, menjadi pilihan teratas yang dipilih oleh 21 persen responden. Pekerjaan favorit kedua dengan 11 persen pilihan responden, yakni bekerja di pemerintahan Kremlin. Tempat ketiga diisi oleh bank negara, Sberbank.

Pekerjaan perusahaan asing berteknologi tinggi ataupun multinasional tampaknya hanya banyak dimintai oleh kaum muda di Eropa, Amerika ataupun Asia, namun tidak populer di Rusia. Menurut polling, hanya dua persen pelajar Rusia yang mendambakan bekerja di perusahaan pembuat chip Intel, ataupun mesin pencari Google, serta satu persen ingin bekerja di perusahaan raksasa Procter and Gamble, ataupun perusahan minuman Coca-Cola.

Astri Ihsan/Reuters

Pernikahan Kodok Mendatangkan Hujan

Demi mendatangkan hujan di musim kering berkepanjangan, warga Bangladesh memiliki ritual uniknya sendiri, yakni dengan mengawinkan dua ekor kodok. Tampaknya acara ini dianggap cukup sakral. Sekitar 250 orang bahkan rela berkumpul dan berdesak-desakan untuk menghadiri seremoni pernikahan dua ekor kodok tersebut di Kota Dhaka, Jumat (27/3).

Menurut sebuah harian lokal, seperti dilansir AFP, dua ekor kodok yang dinikahkan tersebut berasal dari dua desa yang berbeda, berjarak sekitar 110 kilometer dari wilayah utara Dhaka. Penduduk desa sengaja menggelar seremoni pernikahan kodok karena dipercaya mampu mendatangkan hutan di wilayah yang telah lama menderita kekurangan air di musim kering ini.

Kedua kodok itu pun didandani dengan pakaian pengantin yang dibuat khusus. Dalam seremoni itu, mereka diberkati kemudia dilepaskan di alam bebas setelahnya. Sementara, para tamu, lanjut menari dan menyanyi untuk merayakan upacara ini, sembari menikmati aneka hidangan pesta tradisional dan manisan.

Astri Ihsan/AFP

Persiapan Pleuncuran Roket Korut

Korea Utara (Korut) tampaknya akan tetap menjalankan rencana peluncuran satelitnya pada awal April mendatang. Menurut laporan, persiapan peluncuran sedang dilakukan di wilayah timur laut Korut. Satelit mata-mata telah mengonfirmasi bahwa sebuah roket, yang dicurigai sebagai misil balistik jarak jauh, sudah berada landasan peluncuran.

Korut mengatakan bahwa peluncuran tersebut dimaksudkan untuk menempatkan sebuah satelit komunikasi di ruang angkasa. Namun menurut para ahli roket itu tampak sebagai versi lanjutan dari Taepodong-2. Peluncuran roket jelas merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang Korut melakukan aktivitas apapun yang berhubungan dengan program misil balistik.

Menurut pengumuman Korut, roket tersebut akan terbang melewati wilayah Akita dan Iwate di Jepang. Selalu ada kemungkinan bahwa roket tersebut akan berbelok dari lintasannya ataupun ada bagian yang terjatuh di teritori Jepang. Faktanya, Taepodong-2 yang diuji coba Korut tiga tahun lalu hancur di udara dan meledak di dekat lokasi peluncurannya.

Pemerintah Jepang sendiri telah meminta Pasukan Pertahanan Diri (SDF) bersiap menembak jatuh misil tersebut ataupun puing-puing berbahaya. SDF juga akan mengerahkan alat penghancur Aegis dengan sistem pertahanan misil balistik dengan Standar Misil-2 (SM-3) di Laut Jepang. Jepang harus menyiapkan langkah-langkah untuk mengatasi situasi darurat.

Pemerintah Jepang bergantung pada informasi pemerintah lokal ketika misil itu diluncurkan. Jepang juga terlebih dahulu harus mendiskusikan kepada warganya, otoritas polisi dan terkait lainnya untuk mengenalkan dengan prosedur-prosedur darurat. Di waktu yang sama, Pemerintah Jepang juga harus berusaha membuat publik tidak khawatir dan meredakan ketegangan di komunitas lokal.

Korut harus diberikan tekanan yang lebih keras untuk membatalkan rencananya atau coba dibujuk untuk menghentikan diplomasi terornya melalui program misil dan nuklir. Pihak-pihak yang memiliki pendirian yang sama, yakni Jepang Amerika Serikat (AS), dan Korea Selatan (Korsel) harus bergabung untuk mendapatkan dukungan dari komunitas internasional dan memberikan tekanan kepada Pyongyang.

Para pemimpin dari negara-negara anggota kelompok Grop of 20 (G-20) akan mengadakan pertemuan keuangan di London pada 2 April mendatang. Pemimpin Jepang, AS dan Krosel, serta melibatkan pemimpin China, Rusia dan negara-negara lain, mengirimkan pesan kuat kepada Korut bahwa komunitas dunia menentang peluncuran roket tersebut.

Astri Ihsan/Asahi