15 February 2011

Ya, saya seorang pemimpi! Ya, saya juga keras kepala! Tak perlu mendikte apa yang yang harus saya lakukan! Tak perlu menghakimi apa yang telah saya lakukan! Saya mau yang terbaik. Soal hati, soal niat, hanya saya dan Tuhan yang tahu.

10 February 2011

My Lovely Avent Breast Pump Single Electronic Out and About Set

Setelah perburuan panjang, browsing sini, browsing sana, baca review ini, baca review itu, akhirnya aku nemuin barang yang kuidam-idamkan beberapa bulan terakhir ini. Bukan tas, bukan baju, bukan sepatu, tapi breast pump. Yup, akhirnya kubulatkan tekad, walaupun agak miris meringis lihat harganya, untuk membeli Breast Pump Single Electronic Out and About Set. Sumpah, seneng banget. Rasanya lebih menyenangkan ketimbang tiba-tiba dapat hadiah tas Guess atau sepatu Rotelli. Hahahaha...

Yup, sejak usia kehamilanku ini masih muda banget, aku sudah bertekad untuk memberikan ASI ekslusif buat anakku nanti. Karena nanti tiga bulan setelah cuti melahirkan, aku harus kembali kerja, pastinya butuh breast pump untuk bisa memerah ASI di kantor.

Bingung dan galaunya bukan kepalang (hahaha) buat nyari breast pump yang paling bagus. Setelah browsing dan baca testimonial banyak orang, pilihan mengerucut pada dua merek. Medela VS Avent. Yasudah, pilihan pun mengarah ke Medela Mini Electric (Minel), yang menurutku sudah menjadi breast pump sejuta umat saking banyaknya yang memakai breast pump jenis ini, atau Avent Manual atau Single Electronic.

Menurut review orang-orang sih, dua breast pump ini sama-sama bagus dan bisa diandalkan. Tapi, pastinya ada plus dan minus dong. Banyak yang bilang, Madela Minel yang dibanderol dengan harga sekitar Rp700 ribu ini cukup memuaskan dalam hasil perahan ASI, tarikannya kuat tapi tidak menyakitkan. Katanya sih, Medela Minel ini sering direkomendasiin sama suster-suster di rumah sakit. Sayangnya, suara mesinnya berisik. Ada beberapa orang yang bilang, bila sudah dipakai beberapa bulan, kekuatan tarikan mesinnya kadang melemah, walaupun memakai listrik bukan baterai. Ahh bingung.. Harganya sih udah sesuai kantong. Tapi... pikir-pikir lagi ahh..

Nah, si Avent ini yang sejak awal sudah memikat, bahkan sampai kebawa-bawa mimpi (hihihihi ^_^). Sebagian besar pemakai breast pump Avent, baik yang manual maupun yang elektrik, mengaku puas banget. Hasil perahan ASI banyak, suara mesinnya tidak berisik, tarikannya tak sakit malah membuat payudara terasa dipijat lembut. Satu lagi, Avent punya kemampuan untuk merekam tarikan yang paling nyaman buat payudara. Katanya sih meniru hisapan bayi. Pelan dulu di awalnya, lalu berubah cepat dan lebih dalam di tarikan-tarikan berikutnya. Ahh pengen... Tapi, harga Avent manual aja setara sama Medela Minel. Yup, kekurangan Avent cuma satu, MAHAL!!!

Sementara, Avent Single Electronic lebih canggih lagi. Selain bisa digunakan elektrik, pake baterai ataupun listrik, breast pump ini juga bisa dipakai secara manual. WOW, mupeng berat. Lihat di Mothercare, harganya langsung bikin pusing, Rp2,2 juta dengan botol yang sudah BPA Free. Tapi, di toko-toko online dan tanya-tanya di baby shop ITC, harganya hampir 50% lebih murah ketimbang yang di Mothercare, sekitar Rp1,25 juta dengan botol BPA Free putih.

Nah, ternyata si Avent Single Electronic ini ada yang paket breast pump saja, tapi ada juga yang sudah dilengkapi dengan cooler bag, satu botol tambahan, dan breast pad. Namanya Avent Breast Pump Single Electronic Out and About Set. Di sejumlah toko online, Avent jenis ini dijual dengan harga bervariasi dari Rp1,49 juta-Rp1,7 juta. Ada yang menyebut, dia membeli Avent jenis ini di ITC Kuningan seharga Rp1,4 juta. Itu pun setelah capek berkeliling dan stock barangnya pun sangat terbatas.

Pikiran pun langsung mengawang-awang. Tung..itung..itung..itung.. Aku pikir-pikir, kalau beli single electronic aja, aku masih tetap harus nge-budget buat beli cooler bag dan botol lagi. Harganya bisa Rp300-Rp400 ribuan. Soooo, kalau mau beli Avent sekalian yang Single Electronic Out and About Set aja. Bisa lebih hemat dan ga repot lagi cari-cari cooler bag. Plakk, kembali ke kenyataan, it's overbudget... huhuhu.. (pikir-pikir lagi)


Suatu hari (caela), aku dan suami bermalam minggu di Senayan City. Ga lengkap dong kalau ga mampir ke Debenhams. Nah, kalau biasanya aku lihat-lihat tas, baju, sepatu dulu, kali ini aku langsung ke tempat perlengkapan bayi dan anak. Eitss, di situ ada perlengkapan Avent. Aku banding-bandingin harganya, kok ga jauh beda dengan harga di toko online. Contohnya, 3 pcs botol Avent 260 ml. Waktu itu aku beli di salah satu toko online yang lagi diskon Rp 185ribu. Harga aslinya Rp225 ribu. Ternyata di Debenhams harganya sama Rp185 ribu. Aku pun membandingkan beberapa items lain, dan kesimpulannya harganya bersaing.

Nah, di situ ada juga tuh terpampang dengan manis si Avent Breast Pump Single Electronic Out and About Set. Harganya Rp1,7 juta. Tapi, kata si mbak, lagi ada promo diskon 10%. Asyiknya lagi, garansinya sampai dua tahun dan botolnya pun BPA Free kuning yang kualitasnya lebih bagus ketimbang yang putih. Pokoknya harganya jadi Rp1,53 juta. Lebih mahal sih, tapi daripada cari-cari lagi di ITC.. Apalagi dengan perut yang udah gede gini, cepet capek dan pegal (pembenaran, nyari-nyari alasan ^^)

Setelah pikir-pikir, timbang-menimbang, dan agak meringis melihat harganya, mending tanya ke suamiku saja. Mungkin karena meliat mukaku yang mupeng berat, tanpa banyak babibu, suamiku pun langsung setuju. Yasudah, akhirnya dibungkus lah breast pump idamanku itu. Sumpah, happyyyyyy banget. Ini barang terbaik yang pernah kubeli. Semakin semangat untuk bisa ngasih ASI full ke anakku nanti. Semoga semuanya lancar. Yeayyyy, dan aku pun tidur dengan sangat nyenyak malam itu.

07 February 2011

The Spirit of Bumil

I'm so happy. Sejak jadi bumil, semua orang jadi lebih perhatian. Bila sedang naik/turun tangga, tak jarang, orang yang tak kukenal pun menyapa dan memintaku untuk hati-hati. Orang-orang di sekitarku pun, baik keluarga maupun teman-teman, tak sabar menantikan kehadiran si bayi ini.

Sepertinya, seluruh waktu dan hidupku kini fokus pada mahkluk mungil yang terus tumbuh di perutku ini. Aku tak lagi bersemangat membeli baju, tas, dan sepatu baru untuk diriku. Aku justru bersemangat dan bisa duduk depan laptop selama berjam-jam hanya untuk hunting baby jumper, kaos kaki, atau apapun barang-barang kebutuhan bayi yang seakan tak ada habisnya. I'm addicted to my baby.

Saat ke mall pun, aku tak lagi berminat untuk singgah di counter Guess, Charles n Keith, ataupun Everbest. Aku malah bisa berada sangat lama berkeliling di Mothercare ataupun ELC. Kadang belanja, kadang hanya sekedar lihat-lihat. Tapi, aku tak pernah bosan. Semua tentang bayi membuatku tergila-gila.

Aku sangat bahagia menjalani masa kehamilanku ini dan pastinya masih tetap semangat untuk menjalani 7-8 minggu lagi yang masih tersisa. Aku berharap kehamilanku tetap sehat, tak menyusahkan, dan semuanya berjalan lancar. Amin. :))

06 February 2011

Dear my son...

Dear my son,

Bunda mencintaimu, nak. Sejak kamu mungkin masih sebesar pasir di perut Bunda. Sampai akhirnya Bunda melihat jantungmu mulai berdenyut di layar USG. Bunda bahagia sekali waktu pertama kalinya merasakan gerakanmu di dalam perut. Kamu tumbuh semakin besar, kuat dan lincah di perut Bunda. Bunda selalu tak sabar menanti jadwal pemeriksaan kehamilan, melihat-lihat hasil foto USG-mu, dan pastinya berbelanja segala kebutuhanmu nanti.

Nak, semoga kamu terus sehat yah di dalam sana. Bunda berdoa, semoga Allah menyempurnakan fisik, mental dan akhlakmu. Semoga kamu nanti tumbuh menjadi anak yang pintar, bersemangat, mudah bergaul, dan pastinya soleh. Semoga Allah selalu melindungimu, nak. Semoga pula Allah memberikan Bunda & Papa kekuatan, kesabaran, dan rezeki untuk membesarkanmu sebaik mungkin.

Sekarang kamu sudah 31 minggu di dalam perut Bunda. Badanmu pastinya semakin besar, gerakanmu semakin aktif. Kamu sudah bisa merespon suara & elusan Bunda & Papa. Sehat terus yah, jangan keasyikan main sama tali yang ada di sekitar badanmu, kepalamu mulai arahkan ke bawah yah. Jangan lupa, bantuin Bunda mendorongmu keluar saat kelahiranmu nanti.

Bunda and Papa love u, son. We can't hardly wait to hug and play with u. Baik-baik yah di dalam perut.

This is Life...

Aku bahagia. Aku beruntung. Mungkin saat ini kami memang belum bisa memiliki kemapanan finansial, tapi aku mendapatkan lebih dari sekedar materi. Aku menjadi orang yang paling beruntung karena memiliki suami seperti dia. Sabar, penyayang, tak banyak menuntut dan yang terpenting mau bekerja keras. Hidup kami penuh cinta. Sekarang kami pun sedang menantikan kelahiran anak pertama kami. Allah memang Maha Baik. Semoga anak ini akan melengkapi kebahagiaan kami. Aku berharap dia menjadi anak yang saleh, sabar, sehat, pintar. Semua harapan terbaik yang bisa dimiliki seorang ibu untuk anaknya. Ya Allah, terima kasih atas nikmat-Mu. Jadikanlah kami orang yang selalu mengingat dan bersyukur. Alhamdulillah. :)