13 April 2013

Presiden SBY Ikut Berkicau di Twitter

*Daripada blog sepi, iseng-iseng posting kerjaan di kantor hihihihi...*


Jakarta, (tvOne)

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya ikut bergabung dalam jejaring mikro twitter dengan akun @SBYudhoyono. Presiden SBY secara resmi meluncurkan akun twitternya tersebut di Istana Kepresidenan Cipanas, Jawa Barat, Sabtu (13/4) malam.

Yang menarik, meski akun ini dikelola oleh Staf Khusus Presiden, namun bila SBY sendiri yang menuliskan kicauannya, maka akan ditandai dengan *SBY*.

Hingga pukul 22.30 WIB, baru terdapat tiga kicauan di akun SBYudhoyono, di antaranya:

"Halo Indonesia. Saya bergabung ke dunia twitter untuk ikut berbagi sapa, pandangan dan inspirasi. Salam kenal. *SBY*

SBY juga menuliskan bahwa dirinya telah menginstruksikan Menteri Perhubungan untuk segera menangani insiden kecelakaan pesawat Lion Air di Bali.

Kicauan ketiganya, SBY mengucapkan selamat bermalam minggu sembari mengunggah foto keluarga bersama Ibu Ani Yudhoyono, Agus Yudhoyono, Edhie Baskoro, Annisa Pohan, Aliya Rajasa, dan kedua cucunya, Almira dan Airlangga.

Meski baru diluncurkan, pengikut akun @SBYudhoyono telah mencapai 229.694. Sementara, SBY juga mengikuti sembilan akun twitter lainnya, diantaranya akun Wakil Presiden Boediono @boediono.

Dimuat di:
http://nasional.tvonenews.tv/berita/view/68952/2013/04/13/presiden_sby_ikut_berkicau_di_twitter.tvOne

06 April 2013

Alair Sekolah



Awalnya saya tidak berniat menyekolahkan Alair di usianya yang masih sangat dini. Menurut saya, rumah adalah sekolah terbaik dan orang tua adalah guru terhebat bagi anak. Tapi, mengamati perkembangan situasi, dimana kami benar-benar hanya tinggal bertiga di rumah, Alair tidak punya teman sebaya di lingkungan sekitar, hiburan utama Alair sehari-hari hanyalah televisi, maka mulailah saya berpikir bahwa mungkin Alair butuh sekolah.

Yang terpenting bagi saya, sekolah harus fun, Alair enjoy, dan saya merasa aman "menitipkan" sejenak Alair di sana, selain ada pertimbangan lokasi dan harga yang sesuai dengan kantong. Alair tidak perlu harus cas cis cus menguasai bahasa Inggris di usianya yang masih sangat dini, tidak perlu fasilitas kolam renang berstandar internasional, gedung yang super megah dan lahan sangat luas yang menurut saya justru mempersulit pengawasan, tidak perlu membebankannya dengan hal ini itu yang belum perlu, dan sekolahnya tidak memiliki pendingin ruangan, yang merupakan media paling cepat bagi penyebaran penyakit.

Sekolah hanya buat tempat bermain, tempat dia bisa bergaul dengan sebayanya, tempat dia belajar berkomunikasi.Saya ingin di sekolahnya anak-anak dibiarkan bermain bebas namun terarah, berkeringat, bisa menginjakkan kaki di tanah, tak perlu takut kotor, bebas berekspresi dan mengeluarkan pendapat.

Saya yakin, anak-anak tidak perlu mainan serba mahal untuk bisa bahagia. Dengan hanya berlari-larian, kejar-kejaran, loncat-loncatan pun, anak-anak bisa tertawa terbahak-bahak. Anak-anak punya kemampuan untuk bersenang-senang di segala situasi. Dengan atau tanpa Little Tikes, Saya yakin anak-anak bisa tetap bermain dan happy. =))

Ada beberapa kandidat sekolah buat Alair yang sempat saya taksir. Tapi, dengan segala pertimbangan, akhirnya saya menemukan satu sekolah yang langsung membuat saya jatuh cinta. Sekolahnya tidak mahal, tidak luas, tidak ber-AC, semuanya sederhana dan bersahaja. Sejak pertama kali saya mencari tahu mengenai sekolah tersebut, saya tidak bisa berpaling ke lain hati, ehh ke lain sekolah, hihihi.

Demi keamanan, saya tidak akan memberitahu lokasi persisnya dimana. Namanya Sekolah kebun "L.... E....". Sekolah ini berbasis Islam, menggunakan bahasa Indonesia, harganya sesuai atau bahkan bisa dikatakan di bawah budget yang telah saya siapkan, biaya tahunan dan bulanannya terjangkau dan sudah include kunjungan ke berbagai tempat yang rutin diadakan setiap bulan.

Sekolah ini berada di permukiman warga dan dekat dengan calon rumah baru kami. Meskipun perbandingan guru dan murid 1:7 (which is sebenarnya kebanyakan murid) tapi setelah ikut trial, dimana waktu itu 11 murid dan dua guru + kepala sekolah yang juga mondar-mandir ikut membantu, saya yakin komposisi tersebut sangat cukup. Guru cewek dipanggil miss, guru cowok dipanggil uncle. Dalam satu kelas ada satu miss dan satu uncle.

Untuk preschool A, jadwal sekolahnya tiga kali seminggu mulai dari pukul 08.00-11.15. Memang cukup padat tapi fun. Ada sesi berdoa, salat dhuha dan salawatan, dilanjutkan sesi bernyanyi diiringi gitar ataupun gendang, sesi mendengarkan cerita atau dongeng, bermain bebas dan makan bersama. Suasananya hangat dan menyenangkan. Terlihat betul bahwa setiap anak memiliki ikatan rasa dengan guru-guru dan sekolahnya.

Beberapa hal yang membuat saya tambah jatuh cinta dengan sekolah ini adalah anak tidak diperbolehkan menggunakan diaper. Waah, pas banget, karena Alair pun masih dalam proses toilet training. Tos dulu sama guru-gurunya yang bersedia kompak untuk mengajarkan anak-anak pipis dan eek di kamar mandi. Makanya, baju dan celana ganti wajib disiapkan.

Selain itu, orang tua juga diwajibkan menyediakan bekal sehat untuk dibawa ke sekolah. Sehat di sini maksudnya, tanpa MSG dan non-coklat. Tos lagi. Selain itu, sekolah juga menyediakan fasilitas school bus untuk antar jemput. Nah, fasilitas yang ini biayanya terpisah dan disesuaikan dengan jarak. Alair sih diantar jemput Mommy & papanya aja..

Overall, saya suka sekolah ini. Setelah sekali trial di sana, saya pun mantap mendaftarkan Alair bersekolah. Dasar emaknya ga sabaran dan malas menunggu tahun ajaran baru, Alair pun akan mulai bersekolah April ini, lebih tepatnya mulai Selasa (9 April). Ahhh, anakku sudah besar... Hihihi.. I promise you, nak, this is gonna be fun... Selamat bersekolah...!