17 May 2013

Pengen Buku Ini..

1. Bringing Up Bebe by Pamela Druckerman


2. Kara's Party Ideas by Kara Allen


3. Cupcakes and Cashmere by Emily Schuman


4. Mastering the Art of French Cooking by Julia Child


5. Martha Stewart's Books

03 May 2013

He's Happy at School



Sudah hampir sebulan Alair menjalani rutinitas barunya sebagai anak sekolah. Alhamdulillah, cukup banyak kemajuan Alair setelah mulai bersekolah. Yang paling jelas terlihat adalah Alair menjadi lebih pede dan tidak terlalu malu lagi dengan orang baru, ia menjadi lebih ramah, sepulang sekolah Alair juga terlihat sangat riang, dan kosakatanya pun semakin banyak walaupun bicaranya masih belum lancar.

Alhamdulillah, sepertinya keputusan saya menyekolahkan Alair di usia dini tepat. Dan sekolah yang terpilih pun terus-terusan membuat saya jatuh cinta. Saya suka cara para guru menangani Alair dan murid-murid lainnya. Awalnya, Alair hanya dekat dengan satu guru, namanya Miss Du. Miss Du sering melaporkan apa saja yang terjadi di sekolah hari itu dan mengirimkan foto-foto Alair melalui Whatsapp ke saya. Saat di sekolah, Alair lengket sekali dengan Miss Du.

Tapi, menurut laporan terbaru dari Miss Du, Alair sekarang tidak hanya mulai nyaman dengan sekolahnya, tapi juga mulai dekat dengan guru-guru lainnya. Miss Du juga bercerita ke saya bahwa Alair sudah mau mengikuti sebagian besar class activity. Bahkan, kerapkali memancing teman-temannya untuk membongkar mainan saat mereka lagi berada di kelas, hihihi. Namun, beberapa hal yang masih in progress adalah toilet traning dan morning shock. Hehehe, Alair masih sering nangis saat ditinggal di sekolah.

Selama sebulan ini pula, saya hampir selalu menyediakan bekal buatan sendiri untuk dibawa Alair ke sekolah. Saya hanya menyediakan cemilan-cemilan praktis, seperti puding, roti bakar, pie. Alair juga selalu membawa UHT dan air putih ke sekolah. Bekalnya kadang habis, tapi sering juga sisa. Setelah Al pulang sekolah, saya pasti memeriksa kotak bekal dan tempat air minumnya untuk mengecek seberapa yang dihabiskan Alair. Saya juga memeriksa buku penghubung untuk mengetahui apa saja kegiatannya hari itu dan jadwal hari sekolah berikutnya.

Pekan depan adalah kali kedua Alair field trip. Field trip pertamanya ke Butik Bu Asti. Hihihi saya sendiri tidak tahu siapa Bu Asti, tapi Miss Du mengirimkan banyak foto saat anak-anak playgroup A berkunjung kesana. Mereka terlihat gembira. Fun. Next trip. seluruh murid, playgroup dan TK akan berkunjung ke Museum Layang-layang. Aihhh, serunya.. Mommy boleh ikut ga? Hihihi *ngarep* *ga diajak* Tetap happy bersekolah ya, nak...




01 May 2013

Alair and His Style

Sejak saya masih hamil, saya tidak terlalu tertarik dengan segala perlengkapan bayi yang bermotif "anak-anak". Contohnya, ketimbang gambar-gambar kartun, binatang-binatang lucu, corak warni-warni khas anak-anak, saya justru lebih senang memilih baju polos untuk Alair.

Saya bahkan tidak membeli tas khusus perlengkapan bayi (semacam diaper bag). Saya lebih suka membawa barang-barang Alair di tas biasa. Hal tersebut masih berlangsung sampai sekarang. Saya cukup selektif untuk memilihkan pakaian dan barang-barang Alair. Menurut saya pribadi, anak kecil pun harus tampil keren. Semakin simple dan tampil ala anak muda, menurut saya semakin keren.

Sampai suatu hari, seorang teman kantor yang sudah jarang bertemu tapi ada di contact BBM saya, tiba-tiba menegur saya.

M: Mbak, itu Al pakein baju anak-anak dong. Gayanya tua begitu.
GW: Emang kenapa? Gw suka.
M: Kayak orang tua aja. Anak-anak ya dipakein baju anak-anak.
Gw: (Mengernyit tapi masih berusaha mendengarkan)
M: Ada tuh fotonya Al di DP BBM yang pake kemeja, ihh kok lebih tua dari bapaknya.


Astaga. Sebenarnya saya marah. Sangat marah. Tapi mengingat si gadis nyinyir itu belum punya anak bahkan suami, rasanya tidak layak saya menanggapinya. Saya sungguh tidak habis pikir bila seseorang tidak bisa menerima perbedaan selera tiap orang. Cara saya mendandani, membesarkan, mendidik Alair pastinya berbeda dengan orang lain.

Saya tidak berharap orang lain harus suka dengan cara saya dan style Alair. Lagipula, pertimbangan terpenting ketika saya memilihkan baju Alair adalah kenyamanannya. Tidak sekedar tampil keren, tapi juga harus nyaman. Tidak kekecilan dan tidak kebesaran. Just fit to his body.

Sejak kapan anak-anak diharuskan hanya boleh memakai baju bermotif anak-anak? Kalau saya lebih senang melihat anak saya memakai kemeja ala anak muda, kaos-kaos dengan tulisan lucu, sepatu sneaker, apa itu penyimpangan? Itu baru soal baju, apalagi parenting style.



Melebar sedikit, in my opinion, tidak perlu ada garis pakem tentang bagaimana cara terbaik membesarkan anak. Saya menganggap, membesarkan anak membutuhkan insting dan juga ilmu. Tidak sekedar ikut katanya begini, katanya begitu, harusnya begini, harusnya begitu, yang normalnya begini, normalnya begitu. Please, jangan nyinyir dan menghakimi orang lain.

(Daripada pusing dan nyinyir lihat foto anak saya yang dianggap bergaya "tua" di display picture BBM saya, haduhh delete from contact aja ga pa2 banget loh, ga bikin dosa. =))