02 April 2009

Jelang Pengangkatan, Najib Siap Atasi Tudingan

Setelah Najib Tun Razak resmi terpilih sebagai presiden Organisasi Nasional Malaysia Bersatu (UMNO), Abdullah Ahmad Badawi pun segera menetapkan tanggal pengunduran dirinya sebagai perdana menteri Malaysia. Badawi menyatakan akan mengundurkan diri dan menyelesaikan pengalihan kekuasaan pada Najib, Kamis 2 April mendatang.

Menjelang hari besarnya sebagai orang nomor satu di pemerintahan Malaysia, Najib menyatakan yakin bisa mengatasi berbagai tuduhan yang terus berdatangan dari partai oposisi, mulai dari tudingan minimnya kemampuan praktis Najib dalam bidang ekonomi hingga rumor pembunuhan terhadap seorang model Mongolia yang diduga sebagai kekasih gelapnya.

“Insya Allah, kami akan mengatasinya karena itu tidak benar. Itu merupakan kebohongan yang kejam dan tak berdasar. Itu dilakukan dengan bebas oleh oposisi. Saya telah membuat pernyataan, tapi mereka terus menyerang. Kami akan menanganinya,” kata Najib.

“Berikan saya sebuah kesempatan. Jangan menghakimi saya berdasarkan rumor dan tuduhan tidak berdasar. Saya akan melakukan reformasi dan membuat prubahan. Dan saya sadar bahwa rakyat berharap saya melakukan hal-hal tertentu,” katanya.

Mengenai berbagai serangan yang diluncurkan oleh kelompok oposisi, khususnya pimpinan mantan deputi perdana menteri Anwar Ibrahim, Najib mengatakan akan melakukan langkah-langkah yang lebih tegas dibanding Badawi. Najib mengatakan Anwar, yang pernah di penjara terkait kasus korupsi dan sodomi, berpura-pura menjadi sosok yang “bersih.”

“Hal yang aneh di sini adalah orang ini pernah menduduki satu kursi di pemerintahan, tapi kini setelah menjadi oposisi, dia tiba-tiba menganggap dirinya sebagai seorang malaikat dan benar-benar putih seperti bayi yang baru lahir,” kata Najib.

Najib terpilih sebagai presiden baru UMNO menggantikan Badawi Kamis (26/3) pekan lalu. Dengan posisi barunya tersebut, otomatis Najib akan maju sebagai perdana menteri Malaysia berikutnya. UMNO merupakan partai utama dam koalisi Barisan Nasional yang menguasai Malaysia sejak merdeka dari Inggris, 51 tahun lalu.

Partai ini kerap disandingkan dengan citra arogan dan korup. Hasil yang buruk dalam pemilu tahun lalu, dimana koalisi harus kehilangan sepertiga kursinya di parlemen, membuat koalisi sempat terguncang. Namun, dengan dukungan dari mantan perdana menteri Mahatir Muhammad dan Badawi, Najib yakin bisa memperkuat kesatuan partai. Najib juga berjanji akan melakukan reformasi besar-besaran dan memperbaiki citra partai.

Astri Ihsan/Reuters/AFP/Bernama

No comments:

Post a Comment