02 November 2009

Pemilu Afganistan: Kekalahan Semua Pihak


SIKAP Abdullah-Abdullah untuk tidak berpartisipasi dalam pemilu putaran kedua Afganistan tampaknya merupakan satu-satunya pilihan nyata yang tersisa bagi kandidat oposisi. Pemilu kali ini sama korupnya dengan putaran pertama. Kecurangan masih akan diawasi oleh jaringan yang sama, yakni kroni-kroni Presiden Hamid Karzai.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton mengatakan bahwa keputusan Abdulah adalah personal dan tidak akan memengaruhi legitimasi pemilu. Dengan nada yang sama, para diplomat Barat di Kabul juga telah melakukan pertemuan. Mereka beranggapan bahwa dengan 48,2 persen yang didapatkan Karzai pada putaran pertama, itu sudah memberikannya mandat yang cukup untuk memerintah.

Namun bila dicermati, sebenarnya perolehan suara Karzai bisa jauh lebih rendah dari yang ditemukan Komisi Komplain Pemilu PBB, bila referensi lembaga itu lebih luas. Dengan menghentikan pencarian jumlah suara yang jujur, negara-negara Barat berkontribusi dalam intervensi yang justru akan merusak reputasi mereka sebagai penghubung yang jujur di tengah-tengah pemilih non-Pashtun Afganistan.

Komunitas internasional kini menaruh seluruh kepercayaan terhadap Karzai. Setelah menjabat kembali sebagai presiden, ia akan menunjuk menteri kabinet yang otokratik. Namun, harapan agar Karzai menjadi “anak baik”, harus diturunkan. Pemikiran bahwa dia sekarang mungkin akan menerima pengawasan terhadap pemerintahannya yang korup, merupakan sebuah khayalan ekstrim.

Ini merupakan saat yang tepat bagi Washington untuk menyadari bahwa kepentingan Karzai bukan hanya mewakili dirinya sendiri. Ini bukan hanya tentang presiden yang korup. Persoalannya ada pada sistem pemerintahan itu sendiri. Hanya reformasi konstitusional, dengan partisipasi distrik dan dewan provinsi, yang dapat memperbaiki situasi ini.

Jika Karzai kembali berkuasa, ini tidak akan pernah terjadi. Pasukan Inggris dan AS pun akan terseret lebih dalam di sebuah misi yang telah kehilangan arah.

Astri Ihsan/Guardian

No comments:

Post a Comment