03 November 2009

Soal Pemukiman Yahudi Ganggu Proses Damai Israel-Palestina

UPAYA untuk mendamaikan Israel dan Palestina terus bergulir, meskipun jalan panjang dan rintangan masih membentang jelas antar keduanya. Amerika Serikat (AS), sebagai salah satu mediator, tampaknya tak ingin terlihat berpihak. Meskipun pada kenyataannya, AS tidak bisa berbuat banyak untuk menghentikan Israel membagun pemukiman Yahudi di wilayah Palestina.

Berbicara di hadapan para menteri luar negeri (menlu) negara-negara Arab di Maroco, Senin (2/10) lalu, Menlu AS Hillary Clinton mengatakan bahwa AS tetap menentang pembangunan pemukiman Israel. Hillary mengatakan bahwa ia telah berbicara kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengenai hal ini.

Menurut Hillary, ia menyatakan kepada Netanyahu bahwa Palestina telah mengambil langkah-langkah positif menuju perdamaian, termasuk dengan meningkatkan keamanan di wilayah Tepi Barat. Ia meminta Israel juga ikut melakukan langkah positif, di antaranya memberikan kebebasan bergerak yang lebih besar bagi warga Palestina.

“Israel telah melakukan beberapa hal, tapi mereka harus berbuat lebih,” kata Hillary dikutip Al Jazeera.

“Mahmoud Abbas (presiden Palestina) telah menunjukkan kepemimpinan dan determinasi terhadap persoalan ini, dan Israel harus membalasnya,” lanjutnya.

Hillary sendiri tampaknya cukup plin-plan dan membingungkan mengenai persoalan ini. Sehari sebelumnya Hillary memuji Israel karena mengemukakan niatnya untuk membatasi pembangunan pemukiman. Ia mengatakan sikap Israel itu sebagai langkah positif.

Pernyataan Hillary tersebut pun langsung menuai kritik dari negara-negara Arab. Hilarry dianggap membahayakan proses perdamaian karena tidak lagi memiliki ketegasan untuk meminta Israel menghentikan pembangunan pemukimannya. Menurut negara-negara Arab, negara Palestina tidak akan bisa terbentuk bila pemukiman Yahudi juga semakin banyak di wilayah mereka.

“Saya katakan kepada anda bahwa kami semua, termasuk Arab Saudi, termasuk Mesir, bahwa kami sangat kecewa. Saya masih menunggu kita bertemu dan memutuskan apa yang akan kita lakukan,” kata Sekjen Liga Arab Amr Moussa.

Namun keesokan harinya, menyadari reaksi keras dari negara-negara Arab, sikap Hillary berbalik dan kembali menegaskan pendirian AS yang menolak pembangunan pemukiman Israel.

“Posisi pemerintahan Obama mengenai pemukiman jelas dan tak ragu-ragu. Ini tidak berubah. AS tidak akan menerima legitimiasi berlanjutnya pemukiman Israel,” kata Hillary diuktip AFP.

Tapi, tetap saja, membatasi bukanlah berarti menghentikan pembangunan sama sekali. Ruang gerak warga Palestina akan semakin sempit dengan tubuh suburnya pemukiman Yahudi tersebut.

Untuk meredam kekhawatiran Arab, Associated Press melaporkan bahwa Hillary akan memperpanjang sehari waktu kunjungannya ke Timur Tengah. Kemarin (3/11), ia terbang ke Kairo, Mesir, untuk bertemu dengan Presiden Hosni Mubarak membahas persoalan ini.

Astri Ihsan/Reuters/AP/AFP/Al Jazeera

No comments:

Post a Comment