05 October 2010

Ihhh...Semut...

5 Oktober 2010

Selamat Hari Ulang Tahun TNI ke-65. Hehehe.. Bangun pagi, topik ini yang dibahas di seluruh stasiun televisi. Ya, hari ini TNI memang sedang merayakan hari kelahirannya. Rangkaian atraksi telah siap untuk dipamerkan termasuk tujuh pesawat sukhoi yang sudah sejak dua hari tampak 'berkeliaran' di langit Jakarta.

Tapi,apa hubungannya TNI dengan semut? Hahaha, sama-sama suka berbaris kali yah (jayus ^^'). Sebenarnya saya mau bercerita tentang bandelnya semut-semut di rumah ini. Entah kenapa, sepertinya semut-semut itu hanya suka padaku. Dari leher, punggung, perut, paha semua dapat jatah digigitnya. Menyebalkan. Kenapa hanya saya? Suamiku tak pernah diusiknya. Tapi, syukurlah, berarti hanya saya yang diusili oleh semut-semut edan itu.

Semut-semut itu juga sepertinya tahu betul di mana saya berada. Contoh saja, di tempat tidur kami, entah darimana datangnya, tiba-tiba saja semut itu sudah ada di bantalku, di selimut, di balik bajuku, menggigit pahaku bila saat itu saya sedang mengenakan celana pendek. Sungguh terlalu.

Semutnya pun bukan semut biasa, melainkan semut merah yang berukuran cukup besar dengan gigitan yang menyakitkan dan menimbulkan bekas di kulit. Meskipun sekeliling tembok dan tempat tidur sudah digoreskan kapur semut dan suamiku rajin menyemprotkan anti-serangga, tetap saja mereka datang.

Semut-semut penjajah itu sungguh membuat saya frustasi dan trauma. Saya harus selalu mengusapkan minyak kayu putih di bagian kulitku yang tak tertutup kain saat tidur. Sebisa mungkin saya pun menggunakan pakaian tertutup untuk meminimalisir gigitannya. Saya pun menjadi sangat sensitif dan langsung tahu bila semut itu hinggap di kulit. Tapi, tetap saja saya kecolongan. Semut-semut itu tetap bisa menggigitku. Tiap hari ada saja bekas gigitan baru di kulitku. Tidur tak nyenyak. Tolong, saya benar-benar dihantui semut.

Demi menghindari serangan semut di tempat tidurku, saya pun mengajak suami untuk tidur di kamar sebelah dengan tempat tidur yang lebih kecil dan tak ber-AC. Tapi, demi menghindari semut, saya rela deh. Saya tak mau kulitku korengan hanya gara-gara semut edan. Alhamdulillah, sejak pindah ke kamar ini, semut tak berhasil mendapatkanku. Baguslah. Enyahlah kau semut. Sungguh saya benci padamu.....

No comments:

Post a Comment