14 December 2011

Kak Wawan


Saya masih ingin mendengarnya mengatakan "baik-baik, dek.." Saya masih ingin mendengarnya berceloteh soal binatang ataupun desain rumah, melihatnya serius menonton Animal Planet, Rumah Idaman ataupun Griya Unik. Saya masih ingin mendengarnya memuji betapa enaknya makanan Ibu. Saya masih ingin melihatnya pulang kerja dengan seragam polisi, tanpa wajah lelah dan langsung digelayuti oleh Farez dan Ai. Saya masih ingin melihat rambutnya yang berdiri saat kami mengintip dari lantai empat Melani, sebuah kafe kecil favorit kami di depan pantai Losari. Ia singgah menemui kami di sela-sela waktunya bertugas, lalu kami menatap punggungnya saat ia menjauh untuk kembali ke posnya.

Terakhir saya melihatnya, wajahnya masih sama namun terlihat lebih tirus. Kupegang lengannya. Dingin. Kaku. Dia dikelilingi banyak orang, ada yang menangis dan ada yang berdoa. Kakakku berada di sisinya. Ia memegangi wajah suaminya, sesekali menepuk-nepuk pipinya untuk membangunkannya, lalu ia terisak kembali. Serasa ada sebuah batu yang dilempar ke dadaku dan membuat sebuah lubang. Rasanya sakit sekali. Saya menangisi rasa sakit ini. Tapi, kulihat kembali wajahnya. Kak Wawan tidur nyenyak dan tak akan pernah terbangun lagi. Tersungging senyum tipis dalam tidurnya. Ia pergi dengan tenang dan damai. Tak ada yang perlu ditangisi. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.

Hari ini, tepat setahun kepergiannya. Kesedihan itu kembali datang. Kesedihan bukan karena menyesali kepergiannya, tapi karena rasa kehilangan dan rindu. Kesedihan karena saya tahu saat pulang ke rumah nanti, tak akan ada dia lagi. Kesedihan atas dua anak lelaki yang tak lagi memiliki bapak dan seorang istri yang kehilangan suami. Kak Wawan sudah benar-benar pergi. Saya hanya bisa mengandalkan memori di otak untuk mengingat ketawanya, suaranya yang sumbang saat ia sesekali menyanyi, gerak-geriknya. Setahun belum cukup untuk menghapus ingatan dan kesedihan ini.

Allah pasti memanggilnya lebih cepat dengan satu alasan terbaik. Kami harus ikhlas dan melanjutkan hidup dengan lebih baik. Kak Wawan akan menjadi pengingat agar kami lebih mendekatkan diri pada-Nya. Ya Allah, terimalah amal ibadahnya, lapangkan & terangi kuburnya, berikanlah dia tempat terbaik di sisi-Mu. Amin.

No comments:

Post a Comment