14 January 2009

Gaza di Persimpangan

HARUSKAH Israel mencari penyelesaian diplomatik atau justru menerima undangan Hamas untuk peperangan yang lebih berdarah? Penolakan Hamas terhadap panggilan Dewan Keamanan PBB untuk gencatan senjata di Gaza mengejutkan beberapa pihak Barat yang mengkhawatirkan menanjaknya jumlah korban sipil dan keterbatasan akses makanan, air, dan pelayanan medis.

Hamas tak peduli dengan penderitaan rakyat Palestina atas terorisme yang dipicunya. Ribuan pejuangnya memasuki area-area berpopulasi terpadat di Gaza, di mana mereka terus menembakkan puluhan roket setiap hari ke warga sipil Israel. Tak ada lain yang mereka inginkan, selain menarik Israel ke perang yang lebih besar dan berdarah.

Israel juga menolak resolusi gencatan senjata PBB yang disetujui Kamis (8/1) malam lalu. Kini mereka berdebat mengenai pengerahan prajurit untuk peperangan dari jalan ke jalan. Entah apa tujuannya. Beberapa pihak di Israel mengimbau untuk menggulingkan pemerintahan Hamas di Gaza, sebagian pihak lain mendorong dilakukannya operasi terbatas untuk menduduki jalur teritori yang berbatasan dengan Mesir, membuat Israel bisa langsung menyerang terowongan tempat penyelundupan senjata Hamas.

Untuk sekarang, tidak ada partai di Palestina yang mau bertanggung jawab atas Gaza atau tanah di dekat perbatasan Mesir. Bahkan jika mau, Otoritas Palestina masih terlalu lemah. Dan jelas, Israel mampu menghentikan penyelundupan ataupun peluncuran roket dengan alat-lat militernya. Selama beberapa tahun sebelum Israel menarik diri dari Gaza pada 2005, Otoritas Palestina belum mampu melakukannya.

Pilihan terbaik bagi Israel adalah bersepakat dengan Mesir untuk bertindak menghentikan penyelundupan, khususnya di sisi perbatasan. Pasukan internasional diharapkan bergabung dalam usaha itu. Mesir menolak, menyatakan akan lebih menerima bantuan ahli dan peralatan. Jika Hamas menerima gencatan senjata, Israel diharapkan akan membuka lintas perbatasan dengan Gaza untuk perdagangan normal.

Berbagai penyelesaian diplomatik atas konflik ini, baik antara Israel dan Mesir ataupun memasukkan juga Hamas, akan tetap tidak memuaskan. Hamas tetap berkuasa dan mendeklarasikan kemenangan diri dan mungkin saja usaha untuk menghentikan penyelundupan senjata tidak akan efektif. Namun, melihat jumlah korban manusia yang sangat besar, bersepakat akan jauh lebih baik ketimbang eskalasi militer. Pemerintahan Bush yang selama ini tidak banyak bertindak, harus ditekan untuk menyelesaikan konflik ini.

Astri Ihsan/Washington Post

No comments:

Post a Comment