14 January 2009

Partai Abhisit Menangkan Pemilu Thailand

Pemerintah baru Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva bisa bernafas lega. Meski di awal kepemimpinannya, Abhisit sempat mendapat “teror” dari pendukung Thaksin Shinawatra, namun pemilu parlementer yang berlangsung Minggu (11/1) memberikan hasil memuaskan. Menurut hasil akhir pemilu, Senin(12/1), Partai Demokrat yang dipimpinnya berhasil meraih suara terbanyak.

Partai Demokrat, yang pada pemilu 2007 lalu kalah telak dari partai pimpinan Thaksin, Partai Kekuatan Rakyat (PPP), kini berhasil meraih 20 kursi dari keseluruhan 29 kursi yang diperebutkan. PPP, yang kini membentuk diri menjadi Partai Puea, menempati posisi kedua dengan meraih sembilan kursi. Hasil ini menguatkan harapan akan adanya stabilitas politik dan sosial, setelah selama berbulan-bulan Thailand didera unjuk rasa.

“Hasil dari pemilu ini merefleksikan bahwa masyarakat ingin melihat negara ini bergerak maju dan tidak terpecah belah,” kata Abhisit saat ditemui di kantornya di Bangkok, seperti dilansir AFP.

Pemilu parlementer ini terpaksa digelar setelah Mahkamah Konstitusional Thailand pada 2 Desember lalu melarang partai pemerintah, PPP, dan juga koalisinya untuk terlibat dalam dunia politik selama kurun waktu lima tahun karena terbukti melakukan kecurangan dalam pemilu.

Sejumlah jajaran elitenya pun mendapat larangan yang sama dan membuat perdana menteri ketika itu, Somchai Wongsawat, harus mundur dari jabatannya. Ini menjadi akhir dari aksi panjang Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD), yang ketika itu menduduki bandara internasional Thailand dan bandara domestik Don Muang.

Setelah itu, parlemen mengangkat Abhisit sebagai perdana menteri. Namun, keadaan tidak berjalan mulus begitu saja. Pendukung Thaksin, Front Demokrasi Bersatu Menentang Kediktatoran (UDD), sempat memblokir parlemen dan mencegat Abhisit untuk membacakan pidato kebijakan perdananya yang menjadi tonggak dimulainya pemerintahan. Walau begitu, situasi tersebut berhasil diatasi dan pemerintahan Abhisit pun resmi berjalan.

“Hasil ini menguatkan posisi pemerintah. Pemilih yang mengerti politik ingin memberikan kesempatan kepada pemerintahan saat ini untuk bekerja,” kata ahli politik Prayad Hongtongkhum menanggapi kemenangan Partai Demokrat.

“Tapi politik Thailand berubah sangat cepat. Semua dapat terjadi, khususnya jika pemerintahan saat ini tidak bisa melakukan pekerjaannya dengan baik,” tambahnya.

Di hari yang sama dengan pemilu perlementer, penduduk Kota Bangkok juga menghadapi pemilihan Gubernur, setelah pemerintahan Apirak Kosayodhin, yang juga pemimpin deputi Partai Demokrat, mengundurkan diri karena tuduhan korupsi. Kandidat Demokrat, Sukhumbhand Paribatra, mantan menteri luar negeri, meraih posisi itu dengan memenangkan 47 persen suara.

Astri Ihsan/Reuters/AFP

2 comments:

  1. Tak heran pun, Abhisit di sokong militer dan monarki

    ReplyDelete
  2. Even if Abhisit got hidden support from manarchy, but we can see something positive in there. Thailand is more calm now. Kerusuhan politik dan sosial yang menghantam Thailand selama berbulan-bulan kini mereda. It's sunshine after the rainy days. Salam.

    ReplyDelete