14 January 2009

Israel Merangsek Makin Dalam

Untuk kedua kalinya sejak dimulainya agresi militer pada 27 Desember lalu, Israel kembali melakukan “gencatan senjata” sementara untuk memberikan kesempatan warga Gaza menerima suplai barang-barang kebutuhan pokoknya, Senin (12/1).

Menurut juru bicara Menteri Pertahanan Israel Peter Lerner, penghentian sementara serangan tersebut diberlakukan selama tiga jam, mulai pukul 10.00 hingga pukul 13.00 waktu setempat. Sekitar 160 truk pembawa bantuan kemanusiaan diizinkan memasuki teritori Palestina melalui perlintasan Kerem Shalom dan Karni.

Namun, di luar jam tersebut, Israel terus menggencet Gaza. Dari pinggiran Kota Gaza, tampak jelas terlihat asap hitam yang muncul dari wilayah timur. Setidaknya enam warga Palestina terbunuh dalam serangan udara yang diluncurkan Israel kemarin. Hingga saat ini korban di pihak Palestina hampir mencapai 900 orang dengan korban luka-luka setidaknya 4.100 orang.

Di hari ke-17 serangan, Israel juga mulai mengirimkan pasukan cadangannya ke Gaza untuk membantu ribuan pasukan darat yang telah berada di sana. Pengerahan pasukan cadangan ini merupakan sinyal kuat bahwa Israel berencana untuk mengintensifkan serangannya.

“Israel adalah negara yang bereaksi penuh semangat. Itu adalah sesuatu yang Hamas perlu mengerti dan itu adalah bagaimana kami akan bereaksi di masa depan, jika mereka sangat berani menembakkan satu misil ke Israel,” kata Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Livni.

Menurut Juru Bicara militer Israel, Avital Leibovic, pasukannya kini semakin dalam memasuki area-area perkotaan Gaza. Militan Hamas dipercaya bersembunyi di berbagai tempat, khususnya di wilayah-wilayah kota.

Dalam dua atau tiga hari ke depan, para pemimpin Israel juga akan memutuskan apakah akan melanjutkan serangan ke fase ketiga, yakni menguasai sebagian besar area Gaza. Itu pula yang menjadi alasan pengerahan ribuan pasukan cadangan. Sembari menunggu keputusan itu, unit pasukan cadangan akan mengambil alih area yang telah “dibersihkan” oleh pasukan reguler.

Untuk mengecoh pasukan Israel, warga Gaza kini banyak yang memasang bom buatan sendiri dan juga boneka-boneka pajangan yang diletakkan di depan pintu masuk apartemen. Benda-benda itu akan meledak jika pasukan mendekat. Sekitar sembilan roket juga diluncurkan ke teritori Israel. Namun, serangan itu tidak memakan korban.

Sementara itu, campur tangan komunitas internasional yang menginginkan adanya gencatan senjata tampaknya tak banyak kemajuan. Di Kairo, Agen Berita Timur Tengah (MENA) melaporkan bahwa pembicaraan antara kepala intelijen nasional Mesir Omar Sulaiman dengan duta Hamas berjalan positif, namun tidak ada laporan spesifik lainnya terkait hal itu.

Pihak Barat sendiri sejauh ini tengah mendiskusikan mengenai sistem pengawasan teknis internasional, yang bertujuan untuk membantu Mesir menghentikan penyelundupan senjata dan pengiriman roket ke Gaza. Namun, Mesir lebih mengkhawatirkan masalah kedaulatannya, menentang bila pasukan internasional ditempatkan di perbatasan sisi Mesir.

Pesawat tempur Israel dilaporkan berulang kali menyerang koridor Philadelphi, perbatasan sepanjang 15 kilometer antara Gaza dan Mesir. Dalam fase ketiga nantinya, Israel juga akan berusaha menguasai koridor itu dan juga kota perbatasan Rafah.

Namun, mengenai resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai gencatan senjata, Israel tampaknya berhati-hati dan tak berani menjanjikan kepastian untuk patuh pada resolusi tersebut.

“Keputusan Dewan Keamanan tidak memberikan kami banyak waktu senggang. Tampaknya itu memperlihatkan bahwa kami telah mendekati akhir operasi darat dan mengakhiri keseluruhan operasi bersamaan,” kata Matan Vilnai, deputi menteri pertahanan Israel.

Astri Ihsan/Reuters/AP/AFP/Al Jazeera/BBC/CNN

No comments:

Post a Comment