30 January 2009

Perayaan 59 Tahun Republik India

Perayaan 59 Tahun Republik India
Jakarta | Jum'at, 30 Januari 2009 Tanpa Posisi Layout (3569 char)
Astri Istiana Ihsan - Reporter Junior - Jum'at, 30 Januari 2009 11:41:47 WIB
Keyword : Republik India


Hari itu Grand Ballroom Hotel Four Seasons Jakarta tampak sedikit berbeda. Musik bernuansa India syahdu mengalun. Samosa, makanan ringan khas India tak henti-hentinya ditawarkan kepada satu-persatu tamu yang berdatangan. Banyak di antara tamu perempuan mengenakan baju khas India, Sari. Hari itu (27/1) Kedutaan Besar India merayakan salah satu hari nasionalnya, Hari Republik India, yang sebenarnya dirayakan sehari sebelumnya, yakni setiap 26 Januari. Tahun ini, India merayakan Hari Republik India yang ke-59.

Sejumlah tamu penting ikut menghadiri perayaan ini. Wakil Presiden Jusuf Kalla juga datang khusus untuk mengucapkan selamat kepada Republik India. Tampak pula Menteri Pemberdayaan Perempuan Meutia Farida Hatta, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dan sejumlah undangan kedutaan, di antaranya Duta Besar Australia Bill Farmer, Duta Besar Mesir Ahmed M. Kewainy, Duta Besar Republik Tunisia Faysal Gouia, Duta Besar Palestina Fariz Al Mehdawi dan Duta besar Polandia Thomasz Lukaszuk.

“Kami merasa telah mendapatkan banyak pencapaian. Ekonomi kami tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir. Kami melakukan banyak kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Walau begitu, masih banyak hal yang harus diatasi sebagai negara berkembang. Masih banyak masyarakat miskin dan pengangguran di India . Mereka harus diberikan jaringan keamanan sosial. Banyak tantangan di depan, seperti kemerosotan global, persoalan globalisasi dimana satu negara bisa mempengaruhi negara-negara lainnya. Kita harus menghadapi tantangan globalisasi dan juga memanfaatkan kesempatan dari globalisasi tersebut,” kata Duta Besar India untuk Indonesia, Biren Nanda, merefleksikan 59 tahun perjalanan panjang Republik India.

India sebenarnya mendapatkan kemerdekaannya dari Inggris pada 15 Agustus 1947. Ketika India telah menjadi negara independen, monarki Inggris masih menjadi kepala negara India. India juga belum memiliki konstitusi permanen. Beberapa tahun setelahnya, tepatnya 26 Januari 1959, India akhirnya mengadopsi sebuah konstitusi dan transisi dari dominion Inggris menjadi Republik India. Saat itu India akhirnya memiliki presidennya sendiri sebagai kepala negara, dan perdana menteri yang menjalankan otoritas negara. Hari tersebut menjadi satu dari tiga hari libur nasional di India.

Di negara asalnya sendiri, pergantian status dari dominion Inggris menjadi republik ini dirayakan dengan parade miiter dan kebudayaan. Tak jauh berbeda dengan perayaan 17 Agustus di Indonesia, pada perayaan hari republik di India ini digunakan untuk mengenang jasa pahlawan yang rela mengorbankan nyawa untuk mendapatkan kedaulatan negara. Setiap provinsi juga menggelar berbagai acara, termasuk tari-tarian dan musik tradisional. Kedutaan India di berbagai negara pun biasanya menggelar resepsi, menyatukan warga India yang ada di luar negeri sekaligus untuk mempererat hubungan diplomatik antar-negara.

Dalam kesempatan ini, Biren pun mengungkapkan pertumbuhan yang sangat pesat dari negara-negara Asia yang akan menjadi kekuatan-kekuatan baru dunia. Mitra perdangan utama negara-negara Asia, kini tak lagi melulu Amerika Serikat. Di Asia sendiri, menurut Biren, ada beberapa negara berkembang yang kekuatannya mulai menonjol di dunia, di antaranya China, India, dan juga Indonesia.

Menurutnya, selain mengatasi tantangan-tantangan ekonomi global saat ini, negara-negara Asia, baik India maupun Indonesia, harus mengatasi berbagai persolan mendasar, seperti masalah pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.

Astri Ihsan

No comments:

Post a Comment