19 November 2009

Iran Ogah Dihukum

IRAN tak mau dijatuhi sanksi atas keputusannya menolak mengirimkan uraniumnya untuk diproses lebih lanjut di luar negeri. Menteri Luar Negeri Iran Manouchehr Mottaki mengatakan bahwa pemberian sanksi terhadap Iran hanya akan mengulang pengalaman gagal yang lalu.

“Sanksi adalah literatur 60-an dan 70-an,” kata Mottaki, Kamis (19/11).

“Saya pikir mereka cukup bijaksana untuk tidak mengulangi pengalaman-pengalaman kegagalan. Tapi, tentu saja ini terserah mereka,” lanjutnya.

Kantor berita Iran, ISNA, sehari sebelumnya mengutip pernyataan Mottaki yang menolak rancangan kesepakatan yang dipelopori lembaga pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Dalam rancangan itu, IAEA meminta Iran untuk mengirimkan 75 persen atau sekitar 1.200 kilogram uranium pengayaan rendahnya untuk diolah kembali di Rusia dan Perancis. Hasilnya nanti akan dikembalikan ke Teheran dalam bentuk bahan bakar untuk reaktor penelitian medis.

Namun, Mottaki menyatakan bahwa Iran lebih memilih membeli bahan bakar dari negara-negara lain dan tetap menyimpan sendiri uranium pengayaan uraniumnya. Ia mengatakan bahwa permintaan IAEA tak mungkin diwujudkan.

“Kami meninjau kembali, dari aspek ekonomi hingga teknis. Kami dengan pasti tidak akan mengirim keluar uranium pengayaan 3,5 persen kami,” kata Mottaki dikutip Associated Press.

Mottaki menegaskan bahwa Iran berniat untuk mendiskusikan kembali kesepakatan itu, tapi hanya jika pertukaran pengayaan uranium dilakukan di Iran. Menurutnya, Iran akan menunggu proposal dari IAEA mengenai hal ini.

“Kami memanggil untuk dilakukannnya pertemuan orang-orang teknis lain, yang menjadi bagian dari pembicaraan Wina dan akan akan menjelaskan pertimbangan kami,” katanya.

Amerika Serikat sendiri tampaknya sudah tak sabar untuk menjatuhkan sanksi kepada Iran. Dalam kunjungannya di Seoul kemarin, Presiden AS Barack Obama mengatakan bahwa AS akan mulai berbicara dengan mitra-mitranya untuk membahas pemberian hukuman baru agar Iran mau menghentikan program senjata nuklirnya.

“Mereka tidak bisa berkata iya, jadi sebagai konsekuensinya, kami akan mulai berdikusi dengan patner internasional kami mengenai pentingnya memiliki konsekuensi,” kata Obama dalam konferensi pers singkat didampingi Presiden Korsel Lee Myung-bak.

Perancis, yang juga berperan penting menggagas kesepakatan itu, mengatakan kecewa atas pernyataan negatif Iran. Namun, Menteri Luar Negeri Perancis Bernard Kouchner, bahwa Perancis mau melanjutkan negosiasi dengan Iran.

Duta Iran untuk IAEA Ali Ashgar Soltanieh, seperti dilansir AFP, mengatakan bahwa permasalan utama adalah tidak adanya kepercayaan antara Iran dan AS, setelah selama tiga dekade mengalami hubungan diplomatik yang buruk.

“Kami ingin yakin bahwa ada jaminan kami akhirnya akan menerima bahan bakar untuk reaktor penelitian Teheran,” kata Soltanieh.

Astri Ihsan/Reuters/AP/AFP

No comments:

Post a Comment