15 January 2012

Farewell Bayi Kecil

Minggu kemarin adalah minggu yang cukup berat buat saya. Salah seorang teman baik saya kehilangan bayi dalam kandungannya. Seorang bayi yang sudah berusia sembilan bulan lebih dan bersiap untuk dilahirkan. Ia meninggal dalam kandungan tanpa dokter bisa mengetahui apa penyebabnya.

Saya turut berduka. Saya tahu bagaimana perjuangan teman saya untuk mempertahankan dan membesarkan bayi dalam kandungannya hingga berusia sembilan bulan. Beberapa kali mengalami pendarahan, bermasalah pada plasenta, berat bayi yang diprediksi kurang dari batasan normal.

Teman saya telah berusaha maksimal. Tapi, Tuhan tampaknya memiliki rencana lain. Di saat dokter mengatakan kondisi bayinya telah normal dan hanya menunggu waktu untuk dilahirkan, Tuhan berkata lain. Teman saya tiba-tiba merasa janggal karena bayinya kurang aktif bergerak, berselang 3 hari setelah pemeriksaan terakhirnya di dokter. Ia lalu memeriksakan diri kembali ke rumah sakit terdekat. Dokter pun memvonis, bayinya sudah tak ada. Bayinya meninggal.

Tak ingin percaya begitu saja, teman saya pun memeriksakan diri ke rumah sakit tempat ia berencana melahirkan. Kesimpulannya sama. Bayi dalam kandungannya tak berdenyut lagi. Sedih sekali. Saya mendampinginya malam itu. Tapi jujur saya tak bisa berkata apa-apa. Saya hanya memeluknya.

Bayi itu dilahirkan dengan proses cesare keesokan siangnya. Seorang bayi yang terlihat sehat, normal, lengkap, namun tak lagi bernyawa. Seorang bayi laki-laki dengan berat 3 kg dan panjang 49 cm. Bayinya lucu dan imut sekali. Hidungnya mancung, persis seperti harapan Bundanya.

Nak..Bayi kecil.. Sayang sekali kami belum sempat mengenalmu. Namun, kamu pasti lebih bahagia sekarang berada di tempat yang pastinya lebih nyaman dari rahim Bundamu. Kamu telah bersama sang Pencipta-Mu. Abadi.

No comments:

Post a Comment