26 February 2013

Protective!

Akhir-akhir ini berita di televisi semakin mengerikan. Anak bunuh orang tua, orang tua bunuh anak, anak disodomi, diperkosa, anak dihamili ayahnya sendiri, ibu membunuh anaknya karena malu kelamin anaknya kecil, anak dibunuh pembantu, anak diculik, macam-macam. Haduh, bikin mules ga sih? Anak perempuan atau anak laki-laki sama rentannya. Sama-sama rawan menjadi korban kekerasan fisik, psikis dan seksual, sama-sama rawan jadi korban penculikan dan kejahatan lainnya. Haduh... *Peluk anakku erat-erat*

Tak ada jaminan 100 persen anak kita akan selalu aman. Sebaik-baiknya kita dalam menjaga anak, apapun tetap bisa terjadi. Ngeri ga sih? Tapi, bagaimanapun juga, perlindungan kita tetap harus 100 persen bahkan 1000 persen seandainya bisa. Trus gimana dong? Menurut saya, yang terpenting adalah kita harus menjadi orang yang baik dulu. Orang tua yang bisa menjadi teladan baik, Insya Allah anaknya juga baik. Orang tua yang baik kepada sekitarnya, Insya Allah anaknya juga akan mengikuti prilaku orang tuanya dan orang lain pun akan berbuat baik kepada kita sekeluarga. Iya ga sih?

Ga ada jaminan anak kita selalu aman. Berdoa sama Allah! Kepada siapa lagi coba kita minta pertolongan? I think the world is going wilder and crazier. Kalau kita sombong ga meminta perlindungan sama Allah, gimana coba kita bisa survive? Soalnya kejadiannya ada-ada aja, bahkan yang jauh di luar nalar dan akal sehat manusia.

Coba aja itu contohnya yang terbaru di Klender, Ibu tenggelamin anak kandungnya yang umurnya 8 tahun di ember, dengan tangan terikat sampai kehabisan nafas dan meninggal. Naudzubillah min dzalik. Gara-garanya apa? Si Ibu malu sama tetangga karena sejak disunat, kelamin anaknya jadi lebih kecil. Then she said "kalau laki-laki ga ada burungnya, buat apa hidup?" Masya Allah. Subhanallah. Astaghfirullah. Kejam banget, tega banget, gila *Nangis*

Entah karena akses berita yang semakin luas atau memang manusia semakin kejam, yang pasti anak kita harus dilindungi sebaik-baiknya, semampu-mampunya kita, walaupun bukan dalam artian mengekang kebebasan dan parno sendiri. Buat saya penting sekali anak diajari untuk tidak mudah "ikut" dengan orang asing. Terserah orang mau bilang kuper, daripada kenapa-kenapa. Nanti, bila Alair sudah lancar bicara, saya harus mengajarinya nama orang tua, alamat, no telepon. Ini juga penting. Trus, sebisa mungkin anak tetap dalam pengawasan kita atau orang terdekat dan terpercaya. Harus!

Ya begitu deh, mendingan protective daripada menyesal kemudian. Iya ga sih? Saya sendiri aja merasa sudah sebisa mungkin melindungi Alair, tapi ada aja kejadian. Kayak seminggu lalu, saya lagi memasak dan Alair mengintil di dapur, eh dia kecipratan minyak panas. Haduh anakku.. Emaknya ngerasa bersalah banget deh.. Langsung dikasi madu, besoknya diolesin bioplacenton, dan ajaib langsung kering lukanya.

See? ada aja kan kejadiannya. Ya Allah, lindungi aku, suamiku, dan anakku selalu. Lindungi kami ya Allah. Lindungi kami dari apapun yang jahat dan menyengsarakan. Aaminn. Aaminn. Aaaminn.


No comments:

Post a Comment