22 October 2008

Pemerintah Timor Leste Tuduh Fretilin Picu Ketegangan

Nampaknya Timor Leste belum bisa merasakan kedamaian seutuhnya. Baru saja rakyat ibukota Dili mengalami kepanikan terkait selebaran yang menimbulkan kekhawatiran akan timbulnya lagi kekerasan di negeri muda ini, pemerintah Timor Leste, Rabu (22/10), menuduh Partai Oposisi Fretilin menimbulkan ketegangan terhadap keamanan.

Juru bicara pemerintah Agio Pereira mengungkapkan bahwa partai oposisi utama, Fretilin, tidak mendukung Timor Leste untuk mengonsolidasikan perdamaian, harmoni dan stabilitas dengan rencana gelar demonstrasi besar-besaran.

“Setiap langkah untuk menimbulkan kembali permusuhan di Timor Leste tidak akan dapat diterima,” ujar Pereira.

Pernyataan Pereira ini menanggapi kericuhan yang dipicu akibat tersebarnya selebaran di Dili, yang mengungkap rencana aksi unjuk rasa besar-besaran. Selebaran tersebut sekaligus menimbulkan ketakutan akan munculnya kembali pergolakan antara polisi dan pemerintah terkait tuduhan diskriminasi seperti pada 2006 lalu, menewaskan 37 orang dan membuat sekitar 150.000 orang memilih mengungsi dari rumahnya.

Ketegangan ini ditambah lagi dengan penangkapan komandan polisi Baucau, Aderito da Costa Ximenes oleh polisi PBB terkait persoalan kedisipilinan.

Walau begitu, Pereira mengatakan bahwa situasi Dili kini telah lebih baik. Sementara itu, Perdana Menteri Xanana Gusmao juga mengungkapkan bahwa setiap aksi kekerasan apapun tak akan ditoleransi.

Sejalan dengan itu, pemerintah Australia, kemarin (22/10), mengumumkan akan mengurangi jumlah pasukan penjaga perdamaiannya karena menganggap keamanan di Timor Leste terus meningkat,

Menteri Pertahanan Australia Joel Fitzgibbon mengatakan bahwa jumlah pasukan Australia akan dikurangi seratus hingga 650 hingga awal tahun depan. Setelah pengurangan itu, Pasukan Stabilisasi Internasional hanya akan berisikan 790 personil Australia dan Selandia Baru. Lebih dari 2.500 pasukan asing dan polisi akan tetap tinggal di negara itu untuk membantu pasukan keamanan lokal menjaga stabilitas Timor Leste.

“Pemerintah Timor Leste telah menunjukkan melalui penanganan profesional terhadap situasi keamanan bahwa sekarang merupakan waktu yang tepat untuk menarik mundur pasukan,” ujar Fitzgibbon.

Fitzgibbon mengungkapkan bahwa penarikan pasukan asing dalam jumlah besar adalah bukti terus meningkatnya keamanan sejak Timor Leste mengundang Australia mengirimkan 1.300 pasukan untuk membantu memelihara ketertiban selama masa krisis politik pada Mei 2006 lalu.

Australia mengirimkan pasukan, kapal perang, helikopter dan pasukan bersenjata pada 2006 ketika polisi Timor Leste dan pasukan tentara terpecah belah dalam faksi-faksi dan pemerintahan jatuh di tengah-tengah merebaknya kekerasan, pembakaran dan perang geng.

Astri Ihsan/Reuters/AP

No comments:

Post a Comment