14 January 2009

Israel Lakukan Kejahatan Kemanusiaan

Serangan militer Israel ke Jalur Gaza tidak proporsional dan melanggar hukum internasional, kata seorang pemimpin Uni Eropa kemarin (13/1). Komisioner Bantuan Kemanusiaan Uni Eropa Louis Michel menilai respons negara Yahudi itu terhadap serangan roket Hamas sangat berlebihan sehingga menimbulkan banyak korban jiwa.

"Satu fakta sederhana, yang diakui oleh para ahli di lapangan, bahwa Israel tidak menghormati hukum internasional,” kata Michel seperti dikutip surat kabar Belgia, La Libre Belgique kemarin. Menurut dia, kewajiban pertama pasukan pendudukan untuk menjaga keselamatan penduduk, melindungi mereka, dan merawat mereka, tidak dilakukan oleh Israel.

Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan menyebut aksi militer Israel merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan. "Ada orang-orang yang terganggu oleh pernyataan saya tentang kekecewaan terhadap pembunuhan warga sipil, termasuk anak-anak. Jika kita tidak menyampaikan apa yang adil dan sesuai hukum, maka kita akan kehilangan harga diri,” kata dia.

Rakyat Turki semakinvokal menentang agresi Israel ke Gaza. Ratusan ribu warga Turki melakukan protes terhadap penyerangan Gaza yang memasuki hari ke-18 dan menewaskan 925 orang dan melukai 4.250 orang. Separuh dari korban tewas adalah warga sipil, kebanyakan perempuan dan anak-anak.

Di pihak Israel, 13 orang tewas, tiga di antaranya warga sipil dan 10 tentara. Israel mencegah jurnalis asing memasuki Gaza sehingga jumlah korban yang sebenarnya sulit diperoleh.

Kemarin, Israel tampak semakin dalam memasuki wilayah Gaza sejalan dengan rencana operasi militer tahap tiga. Israel mulai beranjak ke wilayah pinggiran bagian selatan dan timur kota Gaza, didukung oleh artileri lengkap dan helikopter. Sementara wilayah barat Gaza digempur dengan tembakan meriam dari kapal perang Israel.

Perdana Menteri Israel Ehud Olmert mengatakan serangan akan terus dilanjutkan hingga persenjataan Hamas terlucuti. “Kami akan mengakhiri operasi ketika dua persyaratan yang kami inginkan terpenuhi: mengakhiri tembakan roket dan menghentikan persenjataan Hamas. Jika dua kondisi ini ada, kami akan mengakhiri operasi di Gaza,” kata Olmert dari kota Ashkelon, Israel.

Pemimpin senior Hamas justru mengatakan kelompoknya sudah mendekati kemenangan. Hamas juga gencar membalas serangan Israel dengan tembakan roket sekitar 15 kali setiap hari. “Setelah 17 hari perang bodoh ini, Gaza tidak pecah dan tidak akan jatuh,” ujarnya dalam siaran televisi dari sebuah lokasi rahasia di Gaza malam sebelumnya.

Bombardir udara sudah gencar berlangsung sejak kemarin pagi. Al Jazeera melaporkan perang besar antara Israel dan pejuang Palestina terjadi di Tal al-Hawa, sebelah selatan kota Gaza. Bentrokan juga terjadi di wilayah utara, Beit Lahiya, dan area timur Khan Younis. Pasukan cadangan Israel dikerahkan penuh untuk membantu pasukan reguler.

Israel kemarin mendapat serangan dari wilayah Yordania, setelah sebelumnya mendapat serangan dari Libanon. Militer Israel menyatakan prajuritnya yang berada di perbatasan Yordania ditembaki, tapi tidak ada korban. Yordania, yang meneken perjanjian damai dengan Israel pada 1994, membantah adanya penembakan.

Tampak frustasi dengan situasi Gaza dan tak diindahkannya resolusi Dewan Keamanan, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon kembali meminta agar perang segera dihentikan. Ban mengatakan perang ini telah menewaskan terlalu banyak orang, menyengsarakan banyak warga sipil, dan menghancurklan pondasi masyarakat, seperti rumah, infrastruktur, fasilitas kesehatan publik dan sekolah.

“Pesanku sederhana dan langsung: perang ini harus berhenti. Untuk kedua pihak, saya katakan: berhenti sekarang,” kata Ban dalam konferensi pers di New York menjelang keberangkatannya ke Timur Tengah kemarin.

“Terlalu banyak orang yang mati. Terlalu banyak rakyat sipil yang menderita. Terlalu banyak warga Israel dan Palestina hidup dalam ketakutan.”

Dalam kunjungannya ke Timur Tengah, Ban akan bertemu sejumlah perwakilan dari Hamas dan menemui pejabat senior Mesir dan Yordania hari ini (14/1). Ban juga berencana bertolak ke Israel, wilayah Tepi Barat Palestina, Turki, Libanon, Suriah dan Kuwait, di mana Liga Arab akan mengadakan sidang khusus membahas penanganan konflik Gaza.

“Tujuanku adalah memperbesar langkah usaha diplomatik bersama dan menjamin bantuan kemanusiaan yang sangat mendesak bisa menjangkau orang-orang yang membutuhkan,” katanya.

Astri Ihsan/Reuters/AP/Al Jazeera/BBC/CNN

No comments:

Post a Comment