14 January 2009

Pandangan Asing Terhadap Konflik Gaza

Hampir dua minggu terakhir ini, berbagai media di seluruh dunia mengangkat serangan Israel ke Gaza sebagai tajuk utamanya. Penting untuk mencermati berbagai pemberitaan di media-media berbagai negara ini. Pandangan suatu media bisa terlihat dari apa yang dilaporkan di medianya.

Dalam persoalan operasi militer Israel ke Gaza, di mana posisi suatu media asing? Berpihak atau justru memojokkan salah satu pihak dalam kasus ini?

Ambil saja, New York Times, koran terkemuka di Amerika Serikat. Sejauh ini AS dianggap berpihak kepada Israel. Sejak dimulainya serangan Israel ke Gaza pada 27 Desember lalu, New York Times selalu menjadikan persoalan ini sebagai berita utamanya, didukung dengan berbagai foto.

Untuk berita kemarin (7/1), New York Times memberitakan mengenai serangan Israel ke sebuah sekolah di Gaza yang menewaskan 40 orang. Foto besarnya adalah warga Palestina yang sedang terluka digotong oleh beberapa orang untuk mendapat pertolongan. Adapula sebuah foto kecil yang memperlihatkan seorang prajurit Israel menangisi kematian rekannya.

Substansi berita sendiri menguraikan bahwa serangan terbaru Israel yang menewaskan setidaknya 40 orang itu karena serangan Hamas yang tak kunjung henti ke teritori Israel. Hamas dikabarkan menembakkan mortir dari sekolah tersebut dan dibalas Israel dengan hantaman artileri. New York Times mengutip sejumlah alasan dari pihak Israel mengenai mengapa mereka melakukan serangan. Adapula satu paragraf yang mengatakan bahwa jumlah korban di pihak Israel juga semakin meningkat, yakni empat orang prajurit Israel dan tiga orang warga sipil Israel tewas, dan seorang bayi mengalami cedera ringan.

Sementara CNN mengangkat beberapa tema mengenai persoalan Gaza. Berita utamanya adalah usulan gencatan senjata yang diajukan Mesir. Beberapa berita lainnya mengenai pengusiran duta besar Israel di Venezuela, Israel membuka koridor kemanusiaan di Gaza, rumah sakit di Gaza yang penuh dengan rakyat sipil, dan tulisan mengenai tudingan Al-Qaeda yang menyalahkan Barack Obama atas persoalan Gaza.

Salah satu yang berita mencolok dan berbeda dari yang dipajang di media-media lain bisa ditemukan di Sky News. Di websitenya, Sky memajang berita besar di halaman depan berjudul “Israel Menjadi Korban dalam Konflik.” Berita ini mengangkat pernyataan Presiden Israel Shimon Peres yang menyatakan rakyat Israel adalah korban dalam konflik Gaza dan tidak ada pilihan lain selain mengirimkan pasukan ke Gaza untuk menghentikan serangan.

Berpindah ke media Inggris, The Telegraph tidak mengangkat serangan Israel ke Gaza sebagai berita utamanya. Ada sebuah berita kecil di halaman depan Telegraph mengenai pembukaan koridor kemanusiaan di Jalur Gaza. Lainnya adalah berita mengenai imbauan gencatan senjata dari Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan Menteri Luar Negeri Inggis David Milliband. The Telegraph memajang beberapa foto, di antaranya gambar seorang gadis kecil Palestina yang sedang terluka dan aksi protes di seluruh dunia atas serangan Gaza.

Sementara Guardian juga mengangkat sejumlah berita mengenai Gaza. Berita utamanya adalah serangan lebih lanjut Israel ke Gaza meskipun mendapat imbauan dari berbagai pihak untuk melakukan gencatan senjata. Adapula berita mengenai serngan Israel ke sekolah Gaza yang menewaskan setidaknya 40 orang, pembicaraan dunia mengenai gencatan senjata, dan ada pula artikel yang berjudul “Bagaimana Israel Membawa Gaza ke Tepian Bencana Kemanusiaan.”

Mari bandingan media-media barat tersebut dengan Al Jazeera, stasiun televisi Arab. Di halaman depan, Al Jazeera memajang sebuah gambar yang sangat menarik simpati dan rasa iba, yakni seorang anak perempuan dengan sebagian wajah dilumuri darah. Berita utamanya mengangkat tentang serangan Israel ke sekolah Gaza. Substansinya mengenai semakin banyaknya korban di pihak Palestina, serangan militer Israel yang semakin meluas dan krisis kemanusiaan yang semakin memburuk. Berita-berita kecil lainnya adalah imbauan presiden Palestina Mahmud Abbas agar dunia segera melakukan tindakan di Gaza, AS mendukung usulan gencatan senjata Mesir dan keprihatinan Obama mengenai persoalan Gaza.

Dalam persoalan konflik Israel-Hamas ini, tampaknya kebanyakan media-media Barat mengambil posisi yang cukup aman, tetap menyalahkan Israel namun juga tak mengurangi porsi “bersalah” Hamas. Media-media Barat cenderung lebih fokus pada upaya agar kedua pihak yang bertikai bisa segera melakukan gencatan senjata. Sementara media yang memiliki hubungan dekat dengan Palestina tampak berusaha menarik simpati dan mengedepankan kecaman terhadap segala tindakan Israel.

Astri Ihsan/NYTimes/Guardian/Telegraph/Sky/CNN/Al Jazeera

No comments:

Post a Comment