14 January 2009

Rusia-Ukraina-Uni Eropa Teken Kesepakatan Gas

SETELAH perdebatan yang cukup panjang, Rusia, Ukraina, dan Uni Eropa akhirnya menandatangani kesepakatan untuk meneruskan kembali suplai gas ke Eropa. Kesepakatan ini ditandatangani Perdana Menteri Ukraina Yulia Tymoshenko, Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin, dan Perdana Menteri Republik Chek Mirek Topolanek, di ibu kota Ukraina, Kiev, Minggu (11/1).

Dengan kesepakatan ini maka telah ada jaminan dibukanya kembali pengiriman gas Rusia ke negara-negara Eropa melalui Ukraina. Warga-warga Eropa sempat mengalami kelangkaaan gas sejak Rabu pekan lalu (7/1) karena pengiriman gas melalui Ukraina dihentikan. "Ukraina telah menyetujui dan menerima semua persyaratan yang memungkinkan Rusia untuk menyuplai gas. Sekarang tidak ada lagi yang mencegah Rusia melanjutkan suplai gas," kata Topolanek.

Kesepakatan ini dihasilkan setelah pembicaran panjang selama lima jam antara Deputi Perdana Menteri Rusia Igor Sechin dan pejabat dari Uni Eropa. Di bawah kesepakatan itu, pengamat Uni Eropa, Ukraina, dan Rusia akan memonitor suplai gas untuk meredakan tudingan Rusia bahwa Ukraina mengalirkan gas untuk kepentingannya sendiri.

Ukraina sendiri menolak tuduhan tersebut. Tymoshenko mengungkapkan, kesepakatan ini menunjukkan niat baik dan peran Ukraina sebagai negara transit gas yang jujur.

Sementara Putin mengatakan, akan segera kembali menyuplai gas bila mekanisme kontrol transit telah bekerja. Namun Putin tak menampik bila kembali melihat ketidaksesuaian, maka Rusia akan kembali menghentikan suplai gasnya. "Segera setelah mekanisme kontrol bereaksi, maka kami akan membuka sistem gas. Tapi kami akan melihat seberapa banyak gas yang masuk ke teritori Ukraina dan seberapa banyak yang keluar. Jika kami melihat adanya pencurian dan ada yang hilang, maka kami akan kembali memangkas pengiriman sesuai jumlah itu," kata Putin.

Tindakan tersebut tidak bertujuan untuk memperburuk, melainkan meningkatkan situasi di Ukraina, untuk membantu Ukraina membersihkan penyuapan, serta membuat ekonominya lebih transparan.

Pertikaian antara Ukraina dan Rusia mengenai persoalan transit gas ini berdampak pada sejumlah negara Eropa lainnya, seperti Bulgaria, Slovakia, Bosnia-Herzegovina, dan Serbia.

Pekan lalu, Rusia pun terpaksa memotong suplai gas ke Eropa yang melalui Ukraina karena menuding negara itu mencuri suplai gas demi kepentingan pribadinya. Keduanya juga sempat bersitegang mengenai harga dan biaya transit gas, serta penolakan Rusia atas niat Ukraina yang ingin bergabung dalam NATO.

Rusia memang pengekspor gas penting bagi Uni Eropa. Rusia menyuplai seperempat kebutuhan gas Uni Eropa, di mana 80 persen di antaranya harus melewati Ukraina.

Astri Ihsan/Reuters/BBC/Al Jazeera

No comments:

Post a Comment