02 April 2009

Situasi Zimbabwe

Pemerintahan baru di Zimbabwe saat ini belumlah ideal. Robert Mugabe masih menjadi presiden, meskipun kalah dalam pemilu tahun lalu. Pengikut setianya masih memegang posisi-posisi penting, seperti di militer, menteri kehakiman, dan pos-pos kunci lainnya yang masih memungkinkan mereka menangkap dan mengintimidasi lawan politiknya.

Untungya, mantan pemimpin oposisi yang kompeten kini juga menjalankan kementerian yang cukup penting, seperti kesehatan, pendidikan, dan keuangan. Para reformis ini menjanjikan peningkatan hidup bagi warga Zimbabwe yang telah lama menderita.

Amerika Serikat (AS) dan Eropa dapat membantu mereka untuk memenuhi janji-janji tersebut dengan menyediakan peningkatan sumber daya keuangan. Ekonomi Zimbabwe sendiri ambruk selama beberapa dekade dengan kebijakan Mugabe yang buruk, menghancurkan nilai mata uang, melumpuhkan sektor agrikultur, pertambangan dan industri, serta melenyapkan jutaan nyawa karena epidemi dan kelaparan.

Sumber daya baru harus dikemas dengan cara-cara yang bisa menjamin bahwa itu digunakan sesuai dengan tujuannya. Dan tanpa sanksi terhadap Mugabe dan sekutu-sekutunya, hal itu mudah saja dibalikkan. Tantangannya adalah menjaga Mugabe tidak lagi melakukan kejahatan, sementara di sisi lain juga menyedikan bantuan untuk jutaan korban bencana akibat kesalahan kepemimpinan.

AS dan Eropa melakukan tindakan benar dengan membatasi perjalanan dan membekukan aset Mugabe dan kroni-kroninya. Mereka dilarang melakukan perdagangan dengan para pengusaha dan perbankan, yang akan digunakan untuk membiayai aparatur yang represif.

Washington juga telah menghentikan bantuan pembangunan langsung kepada Pemerintah Zimbabwe. AS lebih memilih mengirimkan bantuan kemanusiaan yang disalurkan melalui lembaga internasional dan swasta. Bantuan tersebut digunakan untuk membayar pengiriman darurat, seperti pangan, obat-obatan, dan air bersih.

Selama 18 bulan terakhir, Zimbabwe terus dilanda epidemi kolera. Bantuan Amerika sendiri bernilai lebih dari US$250 juta. Bantuan tersebut sekarang harus diperluas untuk menjangkau segi-segi kehidupan rakyat lainnya, seperti benih, pupuk, sistem perairan, dan limbah. Zimbabwe pada akhirnya harus mampu berdiri di atas kakinya sendiri.

Setidaknya untuk sekarang, bantuan Amerika harus terus disalurkan dengan tidak langsung kepada Pemerintah Zimbabwe. Peningkatan bantuan kemanusiaan dapat memberi ruang bagi Zimbabwe untuk membiayai gaji para guru, dokter, dan pelayanan sipil penting lainnya. Jika pemerintah mau memanfaatkan kesempatan itu dengan baik, mungkin akan ada saatnya untuk kembali membuka diskusi mengenai bantuan langsung.

Astri Ihsan/NY Times

No comments:

Post a Comment