30 November 2011

Lulus ASIX dan Rentan Sakit

Ada satu hal yang paling menakutkan saya sejak Al lulus ASI Ekslusif. Rentan sakit. Mengantar Al untuk memulai makanan padat pertamanya tiga bulan lalu, membuat perasaan saya campur aduk, antara senang, penasaran, deg-degan dan khawatir. Saya sungguh khawatir Al menjadi rentan sakit.

Selama masa ASI Ekslusif, saya bisa sangat percaya diri, apapun yang Al alami, obatnya cuma satu, ASI. Sewaktu badannya hangat setelah imunisasi, cukup dengan memberikannya ASI dengan intensitas yang lebih sering dan temperatur tubuhnya pun menurun dengan sendirinya. Ketika Al lagi rewel, saya juga hanya perlu terus memberikannya ASI untuk memberikannya rasa tenang dan nyaman. Dia pun bisa tertidur dengan pulas.

Tapi, ketika masa ASI Ekslusif itu berakhir, Al mulai makan, kepercayaan diri saya pun meluntur. Banyak orang mengatakan, ketika bayi sudah mulai makan, dengan sendirinya ia akan rentan sakit. Makanan memang bisa jadi teman baik, tapi bisa menjadi musuh besar. Apalagi Al sedang dalam fase memasukkan segala benda ke mulutnya.

Dan benar saja. Al mengalami sakit perdana di usia delapan bulan. Al diare selama tiga hari setelah memakan mangga gedong. Ia tampak lemas, badannya panas, Al yang biasanya berisik ngoceh pun menjadi pendiam.

Dengan sangat berat hati dan atas saran dokter, saya terpaksa memberikannya obat penurun panas dan antibiotik. Saya sempat bertahan untuk tidak memberikan antibiotik, tapi diarenya tak kunjung berhenti dan panasnya juga tak turun. Al tak berhenti menyusu. Saya pun terpaksa bolos dari kantor selama tiga hari.

Untung, sakit Al tidak berlangsung lebih lama. Di hari ketiga, frekuensi pup Al mulai berkurang dan lebih padat. Namun, sejak sakit itu hingga sekarang, nafsu makan Al berkurang drastis. Al tak pernah lagi menghabiskan semangkok penuh makanannya dalam waktu 10 menit saja. Sekarang, bisa memasukkan lima suap saja ke mulutnya, saya sudah sangat bersyukur. Badan Al yang sebelumnya terlihat padat berisi, kini tampak singset. Tidak hanya soal makan, ocehan Al pun tidak seberisik sebulan yang lalu.

Beberapa hari lalu, jelang Al berusia sembilan bulan, badan Al kembali hangat. Saya tidak tahu apa penyebabnya. Tapi, hari itu Al sempat memakan pure dalam kondisi dingin dari kulkas. Untungnya lagi, hangatnya Al cuma berlangsung semalam. Sepanjang malam pun, Al berkali-kali bangun untuk menyusu. Saya terpaksa menunda jadwal imunisasi campak Al hingga minggu depan agar Al benar-benar dalam kondisi fit.

Ahhh, saya merindu masa Al 'kebal' sakit, saya merindu masa Al tak pernah menolak saat disodorkan makanan, saya rindu masa Al mendapatkan proteksi penuh dari ASI saja, saya merindu masa ketika berat badan Al bisa tambah sekilo lebih hanya dengan ASI. Ahh, ASI.. I love you full.. Be nice to me hingga Al berusia setidaknya dua tahun yaa.. :))

No comments:

Post a Comment