03 March 2012

Halooo Flu Singapore.. Bad to Meet You..!

Ternyata yang saya khawatirkan justru terjadi. Al akhirnya terkena Hand, Foot, Mouth Disease (HFMD) atau yang lebih dikenal dengan sebut Flu Singapore. Penyakit ini menyerang anak mulai dari usia 0-10 tahun. Sungguh oh sungguh penyakit ini tak tahu diri. Apa coba datang pas Al ulang tahun yang pertama?? Huhhh..!!

Awalnya, Al mengalami pilek dan agak batuk selama sepekan. Tapi, batuk & pileknya tidak parah, hanya meler saja. Kebetulan Papa Al memang sempat pilek, jadi saya pikir Al ketularan pilek biasa. Sehari sebelum Al ulang tahun, saat saya bangun subuh dan akan bersiap ke kantor, saya merasa badan Al panas. Tertera 38,8 derajat di termometer digital. "Kok panas banget?" tanya saya dalam hati. Saya pun akhirnya tak jadi berangkat kerja.

Pagi itu, setelah minum Tempra, panas Al sempat turun tapi hanya sebentar saja. Menjelang siang, panas Al kembali naik (38,7). Tak sengaja, saya melihat ada beberapa bintik-bintik di dekat siku Al. Tapi, saya mengira itu hanya bintik-bintik alergi saja. Beberapa jam kemudian, saya melihat ada beberapa bintik di betis dan paha Al. Kecil dan hanya beberapa biji. Menjelang sore, bintik-bintiknya terlihat semakin jelas, mulai banyak dan merah.

Meski telah banyak mendengar dan membaca tentang HFMD, saya sama sekali tak berpikir bahwa Al terkena penyakit itu. Saya malah mengira Al terkena cacar. Saya dan Papa Al memutuskan untuk membawa Al ke klinik malam itu.

Dokter memeriksa cukup seksama. Saya sempat melihat beberapa sariawan saat dokter memeriksa mulut Al. Dokter pun menyatakan Al terkena flu Singapore. Dokter mengatakan, flu ini tidak berbahaya, tidak mematikan, dan akan sembuh dalam waktu lima hari. Ia meresepkan salep Acyclovir, obat penurun panas dan antivirus racikan (puyer!!!).

Dengan berbagai pertimbangan, bisa dilihat di sini dan di sini dan beberapa bacaan lain, saya memutuskan untuk tidak memberikan Al antivirus yang diresepkan dokter. Bukannya mau under treatment, tapi saya hanya ingin rasional dalam memberikan obat kepada anak saya. Bila memang perlu, pastinya akan saya berikan. Tapi bila tak perlu, untuk apa memperberat kerja ginjal bayi dengan obat-obatan? Saya hanya memberikan Al Tempra untuk menurunkan panasnya dan mengoleskan salep Acyclovir.

Malam itu Al rewel sekali. Dia terus-terusan menangis, Tidurnya tak nyenyak. Badannya masih panas. Al tak mau menyentuh makanannya. Yang paling menyedihkan adalah Al menolak untuk menyusu langsung dari saya. Ia hanya mau minum susu dari botol, itupun setelah dibujuk, dan minumya pun sedikit sekali. Tapi, Al terus-terusan minta air putih, padahal biasanya ia tak begitu suka.

Kondisi itu berlanjut hingga keesokan harinya. Bintik atau bentol atau ruam atau apalah namanya semakin banyak. Tapi, yang banyak hanya di bagian kaki (paha, betis dan telapak). Di bagian tangan Al, bintiknya tak terlalu banyak, hanya ada di dekat siku dan telapak.

Hari ketiga, Al sudah tak panas. Bintik-bintiknya sebagian mulai menghitam seperti bekas luka. Al mulai ceria walaupun benar-benar tak mau lepas dari saya. Al masih malas makan dan menolak nenen. Saya juga tak ingin memaksa Al makan karena saya tahu rasanya pasti sakit. Orang dewasa saja bisa kehilangan nafsu makan bila sariawan, apalagi bayi yang sedang memiliki banyak sariawan di mulutnya. Untungnya, Al masih mau makan jeruk (which is mengandung banyak vit C yang mempercepat penyembuhan sariawan), pure apel, yoghurt, dan corn flakes+ASIP.

Hari keempat, bintik-bintik HFMD itu semakin banyak yang menghitam, tapi nafsu makan Al mulai membaik. Saya membuatkannya puding kesukaannya dan nasi daging yang dihabiskan beberapa suap. Hari kelima, Al bisa dikatakan sudah sembuh walaupun kakinya penuh dengan bintik-bintik hitam. Al sudah kembali ceria, aktif, penuh senyum.

HFMD memang menyeramkan dan menyebalkan. Bagi yang memiliki anak sepertinya memang harus waspada. Penyakit ini memang tengah mewabah di Jakarta. Bahkan, di sekolah adik ipar saya, hampir seluruh teman kelasnya terkena penyakit ini dan sudah bisa dipastikan adik ipar saya lah yang menularkannya ke Al. Walaupun sudah sembuh, ternyata HFMD masih bisa menular ke anak lain dua atau tiga minggu setelahnya.

So, untuk mencegah penularan, sebaiknya untuk saat ini hingga wabah HFMD ini mereda, jangan membawa anak-anak ke tempat umum bila tak perlu. Persering cuci tangan, terutama bila baru datang dari luar. Dan yang terpenting, tingkatkan daya tahan tubuh anak dengan memberikan makanan bergizi. Kalaupun akhirnya tertular, tak ada jalan lain, be patient and rational. Insya Allah penyakit ini tak berlangsung lama dan sembuh dengan sendirinya.

2 comments:

  1. Mba, kira2 salepnya bs beli di apotik ga sih? Males k dokter dan demamnya pun blm sampe 38 lagian jg msh punya paracetamol.thx bunda hana

    ReplyDelete
  2. Mau nanya dong mom,u/penghilang bintiknya pake apa?apa ilang sendiri?sariawannya sih ga tlalu parah krn makan masih mau tp bintik2nya itu yg ngeliatnya ga tega..

    ReplyDelete