21 April 2012

Financial Talk: Belajar Merencanakan Keuangan (Part 3)

Dana pendidikan sudah, dana darurat sudah, eiitts ada lagi yang masih harus disiapkan, yakni dana pensiun dan super penting: ASURANSI! Biasanya kantor memang akan memberikan sejumlah dana pensiun, tapi boleh bertaruh, jumlahnya tidak akan mencukupi untuk menanggung kebutuhan kita di masa tua nanti. Apalagi wiraswasta, seperti suami saya, boro-boro ada dana pensiun, semuanya harus disiapkan sendiri. Nah, kurang penting apa lagi coba?

Dana Pensiun

Poin yang harus diperhitungkan untuk menganggarkan dana pensiun yang kita butuhkan adalah berapa usia saat ini, usia berapa akan pensiun, berapa biaya hidup kita saat ini dan kenaikan biaya hidup sekitar 10 persen setiap tahun. Menghitung biaya pensiun bisa di sini.

What about me? Hihihi, jangan ditanya! Sebagian besar anggaran investasi kami habis untuk dana pendidikan Al. Ada sih tersisa untuk dana pensiun, tapi jumlahnya tidak seberapa, hanya sekian kecil persen dari pendapatan kami. Dikitttt banget ;D Karena jangka waktunya yang panjang, suami saya memasukkan dana pensiun kami yang dikitttt itu di Reksadana Saham. Mudah-mudahan bila ada rejeki dadakan yag turun dari langit, hihihi, jumlah ini akan kami tambah, biar bisa pensiun dengan tenang dan sejahtera nantinya. :))

Asuransi

Bicara tentang asuransi pasti bikin tambah pening nih. Bagi yang asuransi ditanggung kantor, memang bisa bernafas sedikit lebih lega. Setidaknya, bila sakit dan masuk rumah sakit, bersalin, mengalami kecelakaan, masih ada pihak yang menanggung. Walaupun kadang tidak seluruh biaya di-cover. Nah, sekali lagi bagi yang wiraswasta seperti suami saya, asuransi harus mencari sendiri, membiayai sendiri.

Pusing oh pusing. Tau sendiri biaya kesehatan & rumah sakit itu sungguh naujubilah mahalnya. Tak heran bila asuransi menjadi hal wajib. Di sisi lain, biaya asuransi cukup besar, sehingga benar-benar harus dianggarkan. Semakin besar pertanggungan yang kita inginkan, semakin besar pula yang harus kita bayarkan per bulan atau per tahun.

Untuk menghitung biaya pertanggungan yang kita butuhkan, bisa klik di sini. Sebaiknya, untuk asuransi jangan pilih unitlink, pilih saja asuransi kesehatan murni dan asuransi jiwa murni. Kenapa? bisa dibaca di sini. Yang jelas, untuk asuransi kesehatan dan jiwa murni, jumlah dan pertanggungannya akan lebih maksimal. Daripada asuransi unitlink, lebih baik pisahkan antara asuransi dan investasi.

Okeh, demikian sepatah dua kata dari saya yang masih sangat amatiran soal keuangan ini hahaha. Mudah-mudahan tercerahkan dan mulai merencanakan keuangan dengan lebih baik. Pusing? Yak sama! But, let's move on for a better future. Once more, better late than never at all! :))

1 comment:

  1. huahaha gitu yah rasanya kalo sudah berkeluarga, yup berinfestasilah sesegera mungkin, klo lu butuh agen asuransi hubungin gw yah heheh

    eh cakep tuh klo astri berpindah ke www.astriihsan.com lebih kredible blognya :D

    ReplyDelete