25 September 2011

Update Al: 6 Bulan

* ASI
Jumlah ASIP AL di kulkas sebanyak 8 botol

* MPASI
Sejauh ini, Al tidak bermasalah dengan makan. Dari semua makanan yang dicobanya, belum ada tanda-tanda alergi. Pupnya pun lancar, kecuali ketika makan pepaya, Al tidak pup selama dua hari (dan ternyata banyak yang mengalami masalah yang sama dengan pepaya). Oatmeal, Gasol, buah ataupun sayuran dilahap tandas. Hanya saja, Al suka makanan yang cenderung kental, tidak cair. Sejauh ini yang sudah Al coba:

Cereal & Grains: Tepung Gasol beras merah wangi, Tepung Gasol kacang hijau, dan Oatmeal Quick Cooking

Fruits: Alpukat Mentega, Melon, Mangga Harum Manis, Pisang Ambon, Pepaya California, Pear Xiang Li, Jeruk Baby, dan Apel (Red Delicious)

Vegetables: Kabocha, Butternut Squash, Ubi Madu Cilembu, Kentang, dan Wortel.

*Yang di-bold adalah makanan favorit Al.

Seminggu pertama, makanan Al cukup disaring saja. Tapi, sekarang, saya lebih senang menggunakan hand blender. Praktis, cukup diblender langsung di mangkok makannya. No splash tentunya (thanks to my hand blender Phillips :D ). Semua peralatan makan Al harus disteril terlebih dahulu. For hygenic reason, bahkan pisau, panci, talenan, segala peralatan masak buat makanan Al saya basuh dulu dengan air panas.

Sesempat-sempatnya, saya berusaha memberikan makanan fresh buat Al (masak sebelum saya berangkat kerja). Tapi, saya juga tetap menyediakan stok frozen food di freezer. Untuk Bahan makanan Al, terkadang saya membeli yang organik. Bilapun sulit mendapatkannya, bahan makanan lokal non organik pun tetap oke selama kualitasnya baik dan masih segar. Untuk Al, saya bakal kasih semua yang terbaik semampu saya. Sekian :)))

Si Monster Susu Mogok Nyusu

Selama ini Al adalah anak yang minum susu (ASI) dalam jumlah yang relatif banyak. Bila bayi-bayi lain menghabiskan 4-6 botol ASIP @100 cc selama ditinggal kerja 9-10 jam, Al biasa mengonsumsi 8-10 botol. Al adalah si Monster Susu.

Meski telah menghabiskan sekian banyak susu selama saya meninggalkannya, sepulang saya kerja, tanpa tedeng aling-aling, tanpa basa-basi (hahahaha.. emang bayi bisa basa-basi yak???) Al pun biasanya langsung minta untuk disusuin. "Engge...Engge.." Itu bahasa Al saat minta disusui.

Saya sendiri hanya bisa memerah dua kali sehari di kantor. Biasanya saya membawa pulang sekitar 450-500 ml ASIP untuk Al. Untungnya, saya sempat memiliki stok ASIP yang lumayan banyak, nyaris 100 botol. Stok itulah yang menolong saya dan Al untuk bisa melewati tahap ASI Ekslusif. Tapi, dengan nafsu susu Al yang sangat besar, tak heran bila tepat enam bulan usia Al, stok ASIPnya pun ludes menyisakan 4 botol saja.

Sebenarnya bukan soal stok ASIP Al yang merisaukan saya saat ini. Tapi, si Monster Susu yang paling kece sedunia itu sekarang sering mogok nyusu ketika saya meninggalkannya kerja. Hal ini mulai terjadi setelah saya kembali masuk kerja pascacuti lebaran selama 10 hari.

Saya sendiri tidak mengerti apa yang menjadi penyebabnya. Al sering menolak bahkan hingga menangis menjerit-jerit bila diberikan susu dengan media botol dot, soft spout, sendok ataupun Doidy Cup-nya.

Tapi, tidak ada masalah ketika saya menyusuinya langsung. Ketika saya libur, Al tetap "lahap" minta disusui, bahkan setelah makan. Saat saya berada di rumah, nenen tetap menjadi kegiatan favoritnya.

Apa karena Al sekarang sudah mulai mendapat makanan pendamping 2 kali sehari? Al kekenyangan? Tapi kenapa perubahan konsumsi susunya drastis sekali?

Hari pertama saya kembali masuk kerja, Al benar-benar mogok nyusu. Selama saya berada di kantor, sekitar 10 jam, Al hanya mau minum sekitar 100 cc. Selebihnya ia menangis dan marah. Ketika saya pulang kerja, ia pun langsung memandang saya dengan muka melas dan meminta engge. Huhuhu.. sedih.. Sekarang, Al yang bahkan pernah menghabiskan hampir 1 liter ASIP selama saya tinggal kerja, cuma mau meminum maksimal 300-400 ml ASIP.

Sedih dan khawatir tentunya. Walaupun Al makan lahap dan cukup banyak, namun di usianya saat ini (6 months 3 Weeks), makananan hanya sebagai pendamping, sedangkan ASI tetap yang utama. Saya khawatir berat badannya naik tidak maksimal atau bahkan menurun. I WANT MY MILK MONSTER BACK....

Tak peduli, saya harus berjuang mati-matian untuk menyediakannya ASIP, saya hanya ingin Si Monster Susu kesayanganku kembali doyan susu. Saya pernah membaca di salah satu sumber, bila bayi mengonsumsi ASIP dalam jumlah yang relatif sedikit saat ditinggal oleh sang ibu, maka ia akan mengejar sisa kebutuhannya saat disusui langsung. Is that true? Semoga memang benar. Untung saja, dengan konsumsi susu yang berkurang 50%, Al tetap aktif dan ceria. Ada yang pernah mengalami hal yang sama? Please share..

18 September 2011

Potty Training

Mulai sekarang Al akan potty training! Awalnya saya sendiri tidak aware terhadap hal ini. Dalam pikiran saya, toh Al masih kecil, buang airnya pun belum terlalu banyak. Tetapi, Ibu saya selalu mengingatkan bahwa melatih anak untuk tidak pee dan pup di celana sangat penting dan harus dimulai sejak sangat dini.

Demi menyukseskan "proyek" ini, sejak minggu lalu, setiap Al bangun tidur, saya selalu membawanya ke kamar mandi dan mengajarkannya untuk pipis disana. Belum pernah berhasil. Al justru merasa bosan dan akhirnya marah karena kakinya terkena lantai kamar mandi yang dingin.

Akhirnya, terpikir untuk melatih Al pee dan poo di potty saja. Apalagi, sekarang sudah banyak yang menjual potty dengan bentuk-bentuk yang lucu. Tedeeeeengggggg, saya pun mendapatkan yang saya cari. Kebetulan ke ITC Kuningan, sekalian mampir ke Ocha Baby Shop dan menemukan potty yang lucu banget. Namanya Royal Stepstool Potty dari Fisher Price. Harganya lupa, sepertinya sih Rp 260-270 ribu.


Yang istimewa dari potty ini adalah ada efek suaranya. Jadi, ketika ada pee ataupun pup yang kena wadah penampungnya, makanya pottynya akan berbunyi. Hihihi lucu.. It's such a reward for baby. If he succesfully pee or poo, then there will be a sound effect. Dudukannya pun cukup nyaman, bisa dilepas dan dipasang di kloset biasa.

Mudah-mudahan potty training Al ini bisa berhasil.. Yoww..yoww.. semangat...!!!

17 September 2011

Pengalaman MPASI 6M+ Al

Sudah lebih dari dua minggu sejak Al menikmati MPASI perdananya. Alhamdulillah, sejauh ini Al makannya lahap dan tidak alergi. Menyiapkan MPASI Al pun ternyata tidak terlalu repot, bahkan sekarang menjadi aktivitas baru yang menyenangkan bagiku.

Seperti yang telah direncanakan, MPASI pertama Al adalah puree alpukat mentega. Cukup tercengang dengan harga alpukat mentega di t*tal, nyaris Rp40 ribu/kg. Tapi, demi Al, beli aja deh :D. Puree pertama Al ini dicampur dengan ASI sekitar 20 cc untuk setengah alpukat. Tidak terlalu encer, tapi tidak terlalu kental. Al makan puree alpukatnya dengan lahap. Bahkan, tangan saya pun sampai ditarik-tarik agar memasukkan sendok ke mulutnya. Al makan sekitar tujuh sendok bayi. Awal yang bagus, son!

Awalnya, saya berniat mengikuti aliran Wied Harry, yang menyarankan bayi hanya diberikan buah saja di usia enam bulan. Buah-buahan yang sudah dinikmatin Al: alpukat, pepaya, pear, pisang, apel dan jeruk baby. Al paling suka dengan alpukat dan pisang Ambon. Al tidak begitu suka dengan puree pear murni, kecuali bila dicampur dengan buah lain, seperti pisang. Sementara, pepaya membuat Al tidak pup selama dua hari.

Namun, melihat kemampuan makan Al cukup bagus, saya pun mulai mengenalkan oatmeal, tepung gasol beras merah wangi dan jenis sayuran, diantaranya ubi madu cilembu, butternut squash, kentang dan wortel. Saya pun sudah membeli kabocha dan zukini, yang rencananya akan saya olah menjadi puree saat hari libur nanti.

Sejauh ini, Al sangat menikmati saat makannya. Porsinya pun semakin banyak. Dua minggu pertama, Al hanya makan sekali sehari. Sekarang, frekuensinya pun ditambah menjadi dua kali sehari. Bila masih belum puas, Al akan marah sambil menarik mangkoknya. Tapi, bila sudah kenyang, biasanya Al akan memalingkan wajahnya dan akhirnya nangis deh. ;D

Karena saya seorang WM, yang harus berangkat kerja sangat pagi dan pulang saat hari sudah sangat sore, saya pun akhirnya memilih metode frozen food, memasak makanan Al dalam jumlah banyak (cukup untuk persediaan seminggu), lalu dibekukan. Sekitar dua jam sebelum disajikan, makanannya ditaruh di kulkas bawah. Menjelang waktu makan, tinggal masukkan kotak puree ke magic jar, then bila sudah agak hangat, ready to served dehh..

Sejauh ini, alat yang sangat membantu saya dalam menyiapkan MPASI Al adalah hand blender Phillips. Saya membelinya di Mom, baby and Kids Fair Agustus lalu seharga Rp460 ribu. Hanya dalam beberapa detik, makanan Al jadi halus lus lus lus... Pencipta hand blender ini pastinya orang yang sangat jenius, hehehe..

Mudah-mudahan Al terus lahap makannya, tetap sehat, dan tambah montok. O iya, tepat 6,5 bulan, berat Al naik 900 gram menjadi 8 kg dengan panjang 66,5 cm. Alhamdulillah ya, sesuatu banget... (hahahaha, Syahrini mode on).

04 September 2011

Butuh Cuti

Saya merasa lelah sekali dengan pekerjaan kantor. Jenuh to the max. Saat kebanyakan orang bisa berlebaran dengan keluarga, bisa mudik, untuk tahun kedua, saya justru berlebaran di kantor. Tanpa ketupat, tanpa opor ayam. Tetap berseragam merah, hanya duduk sendiri depan layar komputer, sambil terus memantau berita arus mudik.

Sungguh merasa bersalah dengan suami dan Al. Kepenatan semakin menjadi ketika melihat stok ASIP di freezer tersisa kurang dari sepuluh botol. Crying out load. Saya ingin tetap memberikan ASI untuk Al hingga usianya dua tahun. Tapi, dengan kondisi lelah dan mood yang buruk di kantor, produksi ASI pun tidak sebanyak biasanya.

Saya butuh libur. Saya Bosan.

02 September 2011

Dear Moms...

Seseorang belum bisa disebut sukses sebagai seorang Ibu hanya karena berhasil memberikan ASI Ekslusif kepada anaknya. Belum bisa disebut sukses sebagai seorang Ibu hanya karena berhasil menahan diri untuk tidak memberikan makanan pendamping sebelum usia anak enam bulan. Belum bisa disebut sukses sebagai seorang Ibu hanya karena berhasil meminimalisir penggunaan disposable diaper dan lebih memilih menggunakan cloth diaper berharga mahal yang sedang tren saat ini. Belum bisa disebut sukses sebagai seorang Ibu karena hanya memberikan makanan buatan rumah kepada sang anak.

Seseorang tidak gagal menjadi seorang Ibu hanya karena tidak bisa memberikan ASI dan terpaksa meminumkan susu formula kepada anak. Seseorang tidak gagal menjadi Ibu hanya karena memberikan makanan pendamping sebelum usia anak enam bulan, sementara memang sang anak sudah menujukkan tanda-tanda kesiapan untuk makan. Seseorang tidak gagal menjadi seorang Ibu karena menggunakan disposable diaper. Seseorang tidak langsung gagal menjadi seorang Ibu hanya karena tak mengerti cara membuat makanan buatan sendiri untuk bayinya, sehingga akhirnya hanya memberikan makanan instan.

Seseorang sukses atau gagal menjadi seorang Ibu bukan hanya karena hal-hal itu. Tak bisa sepintas dinilai dengan sang anak berhasil tengkurap di usia tiga bulan, bisa duduk di usia lima atau enam bulan, bisa berdiri dan belajar jalan di usia sembilan bulan. Merawat anak membutuhkan kemampuan holistik sang Ibu. Gagal atau suksesnya seseorang sebagai Ibu baru akan terlihat puluhan tahun depan, menjadi seperti apa anak yang kita rawat dan besarkan.

Seseorang akan menjadi Ibu yang sukses bila ia mau berusaha dan berjuang keras untuk memberikan segala yang terbaik bagi sang anak. Menjadi Ibu yang sukses bukan hanya karena berhasil memenuhi kebutuhan materi sang anak dan hal-hal komersil yang wara-wiri di forum ibu-ibu muda perkotaan. Lebih dari itu. Beri perhatian ekstra terhadap kesehatan sang anak, berikan nutrisi terbaik, rangsang kemampuannya, berikan apresiasi, limpahi dia dengan kasih sayang, berikan contoh yang baik, ucapkan hal-hal baik, jadilah teladan sepanjang hidup sang anak. Bila sudah melakukan hal itu, Insya Allah kita adalah Ibu yang sukses dan akan mencetak anak yang sukses lahir batin.