05 January 2009

Serangan Israel ke Gaza Terus Dikecam

Tak hanya kelompok Hamas yang menjadi korban, 25 persen di antara korban tewas adalah warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan. Wajar saja bila tindakan Israel ini menuai kontroversi dunia, kebanyakan berisi kutukan dan kecaman, namun ada pula yang menawarkan bantuan nyata.

Mungkin hanya Amerika Serikat sendiri saja yang tampak condong ke Israel. Amerika menginginkan Dewan Keamanan menyetujui draf resolusi untuk menghentikan serangan ke Israel, hanya bila Hamas pun memberikan timbal balik dengan tidak menyerang Israel.

Tak ada pertimbangan mengenai semakin hancurnya Gaza, semakin banyaknya korban berjatuhan dan ancaman terjadinya krisis kemanusiaan. Dalam hubungan telepon dengan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert beberapa waktu lalu, Presiden George W Bush meyakinkan bahwa resolusi tersebut baru akan diloloskan bila Hamas memenuhi persyaratan itu.

Sementara itu, Israel pun bertebal muka atas segala tindakannya. Menteri Pertahan Israel Ehud Barak menyatakan operasi ini tidak akan berlangsung pendek. Menurutnya, semua ini dilakukan untuk menghancurkan infrastruktur Hamas yang digunakan untuk meneror Israel.

Hamas sendiri tak peduli dan menyatakan akan terus berjuang. Kelompok ini yakin bahwa serangan Israel hanya akan sia-sia.“Kami telah menyiapkan menyiapkan pernyataan kemenangan untukmu (rakyat Palestina) dan anda akan melihatnya segera,” kata salah seorang pejabat Hamas Ismail Radwan.

“Zionis harus tahu bahwa peperangannya di Gaza hanya akan menjadi kekalahan,” secara terpisah ditambahkan juru bicara Hamas, Abu Ubaida.

Palestina, yang terpecah antara Hamas dan pemerintahan Fatah, bisa sedikit berdamai. Pemerintahan Fatah mengutuk keras tindakan ini dan meminta Israel segera menghentikan aksinya. Otoritas Palestina pun meminta komunitas dunia untuk segera bertindak.

“Ini adalah agresi kejam terhadap rakyat kami. Komunitas internasional seharusnya tidak diam saja. Posisi ini seharusnya mendapat pengutukan,” kata Saib Erekat, juru bicara Presiden Otoritas Palestian Mahmud Abbas

Sementara itu, negara-negara Arab, yang diharapkan bisa berbuat banyak untuk membantu menyelesaikan persoalan ini, nyatanya tak bisa unjuk gigi. Meski kecaman-kecaman keras diluncurkan atas tindakan Israel, namun tak membuahkan hasil apa-apa.

Sekretaris jenderal PBB Ban Ki-moon tampaknya juga kehabisan akal mengenai persoalan ini. Dia hanya bisa mengecam dan menyatakan kekecewaannya terhadap Israel, namun tak ada tindakan nyata yang bisa dilakukan untuk segera menghentikan aksi brutalnya.

Mesir, yang berbatasan langsung dengan Palestina, menyatakan mengutuk perbuatan Israel yang menewaskan dan melukai sejumlah rakyat sipil. Mesir meminta PBB segera memediasi gencatan senjata. Begitu pula Libya, yang nampaknya cukup vokal di PBB menyuarakan agar PBB segera menindaki hal ini. Sementara Yordania, selain mengutuk juga mengatakan bahwa tindakan Israel akan memiliki konsekuensi yang serius, serta berdampak pada stabilitas dan keamanan regional.

Di pihak Barat, Prancis dan Inggris menuntut peran komunitas internasional untuk menyelesaikan persoalan berkepanjangan ini.

“Eskalasi militer berbahaya ini menyulitkan usaha komunitas internasional dan khususnya Uni Eropa dan Prancis, anggota kuartet dan negara-negara regional untuk mengakhiri peperangan, membawa bantuan mendesak untuk rakyat sipil dan mencapai sebuah gencatan senjata permanen,” pernyataan dari kementerian luar negeri Prancis.

Aksi protes massa terhadap serangan Israel ini juga terjadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Berbagai kota di Indonesia mengadakan unjuk rasa mengutuk Israel dan menyatakan simpati terhadap Palestina. Beberapa kelompok bahkan mengimbau untuk berjihad ke Palestina. Sejumlah rekening pun dibuka untuk masyarakat yang mau menyalurkan bantuan langsung ke Gaza.

Astri Ihsan/Reuters/AP/Xinhua

No comments:

Post a Comment