KUNJUNGI China untuk pertama kali, Presiden AS Barack Obama bertemu dengan Presiden China, Selasa (17/11) lalu. Keduanya berjanji untuk bekerja sama dalam persoalan bilateral dan tantangan global, mulai dari ekonomi hingga keamanan, ancaman nuklir dan perubahan iklim. Obama dan Hu berbagi kesepahaman bahwa negara mereka sekarang secara ekonomi tak terpisahkan, dan masalah global di abad ini tak bisa dipecahkan tanpa kolaborasi AS-China.
Mengenai perubahan iklim, Obama mengatakan AS dan China sebagai produsen dan konsumen terbesar energi dunia. Keduanya setuju untuk mendorong kesepakatan komprehensif dalam pertemuan di Kopenhagen bulan depan. Keduanya juga berjanji untuk menciptakan dunia bebas nuklir. Terkait resesi ekonomi global, Obama dan Hu sepakat bahwa segala bentuk proteksionisme harus dihindari.
Tapi, AS-China tampaknya masih belum menemukan awal untuk berkolaborasi. Sementara keduanya setuju untuk meningkatkan kerjasama mengenai nuklir Korut dan Iran, China tampaknya tidak memiliki proposal spesifik untuk ditawarkan. Jelas China tidak ingin menekan Iran.
Selama pertemuan, Obama mengatakan bahwa PBB menyambut China sebagai negara yang kuat, sejahtera, dan sukses. Sebagai respon, Hun mengatakan bahwa China menyambut AS sebagai negara Asia Pasifik yang berjuang untuk perdamaian, keamanan, dan kesejahteraan global. Kedua juga menegaskan pentingnya forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC).
Mendalamnya kerjasama AS-China bukanlah sebuah proses sederhana dan satu dimensional. Sementara AS-China memegang kunci untuk menyelesaikan persoalan nuklir, ada juga sejumlah tantangan ekonomi dan lingkungan yang kedua negara raksasa ini tidak bisa atasi tanpa keterlibatan Jepang. Sekarang kita memasuki era yang membutuhkan pembagian tanggung jawab berganda.
Astri Ihsan/Asahi Shimbun
No comments:
Post a Comment