Laporan IAEA tersebut memang tidak menyebutkan mengenai kapasitas pabrik itu. Namun, pabrik itu diperkirakan didesain untuk bisa memproduksi sekitar satu ton uranium yang diperkaya per tahunnya. Jumlah tersebut cukup untuk membuat sebuah hulu ledak nuklir.
“Itu akan mampu membuat sebuah bom setiap tahunnya,” kata Ivan Oelrich, wakil presiden Program Keamanan Strategis Federasi Ilmuwan Amerika, dikutip Associated Press.
Di Washington, juru bicara departemen luar negeri AS, Ian Kelly, mengatakan bahwa laporan IAEA tersebut menggarisbawahi bahwa Iran masih menolak untuk memenuhi kewajiban nuklir internasionalnya.
Iran tidak merespon surat IAEA pada 6 November lalu yang meminta jaminan bahwa negeri mullah tersebut tidak secara aktif berencana untuk membangun fasilitas nuklir lainnya.
Terungkapnya keberadaan pabrik bernama Fordo tersebut menimbulkan kecurigaan bahwa Iran masih memiliki fasilitas-fasilitas nuklir lain yang luput dari pengawasan IAEA dan dapat digunakan untuk tujuan militer.
IAEA meminta Iran untuk menjelaskan sejarah dan tujuan fasilitas pengayaan uranium tersebut. Seperti dikutip Al Jazeera, ada beberapa ketidaksesuaian antara informasi yang diberikan Teheran dengan data yang ditemukan di lapangan.
Iran mengungkapkan bahwa pembangunan pabrik baru dimulai pada 2007. Sementara, menurut bukti yang dikumpulkan IAEA, proyek itu telah dibangun sejak 2002, dihentikan pada 2004, lalu dilanjutkan kembali pada 2006.
Kepala negositor nuklir Iran, Ali Ashgar Soltaniyeh, mengatakan bahwa menjelaskan kembali hanya menjadi pengulangan saja karena Teheran telah menyerahkan semua informasi mengenai Fordo.
Soltaniyeh menegaskan bahwa Iran telah bekerjasama penuh. Menurutnya aktivitas di Qom telah sesuai dengan instruksi dan batasan IAEA. Menurutnya, berbagai kecurigaan yang diarahkan pada Fordo tidak berdasar.
“Inspektur telah memeriksa fasilitas tersebut selama dua hari penuh. Semuanya sesuai dengan perjanjian nonproliferasi,” katanya seperti dikutip BBC.
Soltaniyeh juga membenarkan bahwa pabrik, yang baru diakui Iran pada September lalu itu, akan mulai beroperasi pada 2011. Ia menegaskan bahwa Iran tidak akan menghentikan aktivitas pengayaan uranium di pabrik itu.
“Kami nanti akan memproses pemasangan peralatan yang dibutuhkan. Fasilitas itu akan berjalan pada 2011,” lanjutnya.
Astri Ihsan/Reuters/AP/BBC/Al Jazeera
No comments:
Post a Comment