Belum lama pesawat Air France mengalami kecelakaan di Samudera Atlantik, dunia kembali dikejutkan dengan insiden yang menimpa pesawat penumpang Yemenia Air. Pesawat Airbus 310 asal Yaman, yang membawa 153 orang penumpang itu, diperkirakan mengalami kecelakaan dan hilang di Samudera Hindia, dekat kepulauan Komoros, Selasa (30/6). Baru tiga jenazah yang berhasil ditemukan.
“Kami tidak tahu jika ada yang bisa bertahan hidup,” kata Wakil Presiden Komoros, Idi Nadhoim.
Di antara penumpang pesawat tersebut, terdapat tiga orang bayi dan 11 kru. Menurut keterangan pejabat maskapai Yemeni Air, kebanyakan penumpang diperkirakan berasal dari Komoros dan Perancis. Pesawat tersebut sesuai jadwal diberangkatkan dari ibukota Yaman, Sana'a, menuju ibukota Komoros, Maroni.
“Kondisi cuaca sangat buruk, angin kencang dan ombak besar. Kecepatan angin tercatat di bandara sebesar 61 kilometer per jam,” kata deputi general manager Yemenia Air Muhammad al-Sumairi.
“Kami masih belum menerima informasi mengenai penyebab kecelakaan dan jumlah korban.”
Menurut informasi awal dari Bandara Paris, Yemenia Air Airbus 330 dengan 147 penumpang dan 11 kru terbang dari Paris ke Sana’a pada Senin (29/6). Pesawat itu juga sempat menyinggahi kota Marseille, Perancis, yang memiliki komunitas Komoros cukup besar. Setelah mendarat di ibukota Yaman, penumpang yang akan ke Komoros pun transit dan berganti pesawat.
Menteri Luar Negeri Perancis Bernard Kouchner menyatakan bahwa 66 orang penumpang adalah warga negara Perancis. Menurut Kouchner, kedutaan Perancis di Moroni telah dikerahkan untuk membantu keluarga korban.
Lokasi pasti terjadinya kecelakaan belum diketahui. Namun, BBC melansir keterangan dari seorang petugas penerbangan sipil bahwa pesawat tersebut kemungkinan mengalami kecelakaan hanya berjarak beberapa kilometer dari Moroni. Ada laporan yang mengatakan bahwa pesawat tesebut sempat mencoba melakukan pendaratan, namun gagal dan menghilang.
Komoros merupakan wilayah kepulauan dengan tiga pulau vulkanik, yakni Grande Comore, Anjouan and Moheli, yang berjarak sekitar 300 kilometer dari barat laut Madagaskar. Pesawat Airbus 310 tersebut memang digunakan oleh Yemenia Air untuk melayani penerbangan dari Sanaa menuju Moroni. Yemenia Air, 51 Persen dimiliki oleh pemerintah Yaman dan sisanya 49 persen dimiliki oleh pemerintah Arab Saudi.
Komoros sendiri tidak memiliki kapabilitas untuk melakukan penyelamatan laut. Pencarian kini dilakukan oleh dua pesawat militer dan sebuah kapal laut Perancis. Menurut, keterangan penduduk setempat, ratusan orang kini mendatangi bandara untuk mencari informasi.
Ini bukan kecelakaan udara pertama yang terjadi di atas wilayah perairan tersebut. Pada 1996, sebuah pesawat Etiopia yang tengah dibajak, juga jatuh di area yang sama. Sebanyak 175 penumpang tewas dalam kecelakaan itu.
Astri Ihsan/Reuters/AFP/BBC/Al Jazeera
No comments:
Post a Comment